"Heart of Aper_Runia"

Foto saya
Stay Cool and Stay Humble... I'll be what I believe :O

2.2.12

Aper_Runia Love Power Day's 2 : Cinta Rasullullah

Aku berlindung dari godaan syetan yang terkutuk...
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang...

Alhamdullillah... Alhamdullillah... Alhamdullillah... Allahu Akbar...
Tiada satu kata pun yang dapat melukiskan perasaan gembira dan syukur karena telah mengirimkan seorang yang mulia seperti Baginda Nabi Besar Muhammad SAW ke muka bumi ini. Dan hamba pun juga sangat bersyukur kehadirat Allah SWT karena telah menjadikan hamba sebagai salah satu umat dari Nabi Besar tersebut/ Sungguh kebahagiaan yang tiada terkira dan tak akan terbayangkan.

Sudah banyak sekali riwayat tentang Nabi Besar yang memiliki paras tampan dan badan tegap ini. Beliau pun mengalami ujian yang tiada mudah di saat muda. Tetapi tak satupun dari ujian tersebut yang membuat Nabi Besar ini terjatuh dan putus asa. Satu - satunya nabi yang berasal dari Jazirah Arab, dan satu - satunya nabi yang dapat memberikan syafa'at kepada umatnya kelak di hari akhirat adalah Nabi Muhammad SAW.

Masih teringat di benak saya suatu kisah tentang keagungan beliau di saat masa akhir beliau. Konon sesaat sebelum beliau menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya, beliau sempat bertanya kepada semua orang yang ada pada saat itu. "Apakah ada di antara kalian yang merasa tersakiti akan sikapku selama ini?" Para sahabat serta yang lainnya hanya bisa menangis tersedu - sedu. Secara bersama - sama mereka menjawab "Tidak ya Rasullullah..." Tetapi tidak beberapa lama kemudian terdapat salah seorang yang berkata, "Ada ya Rasullullah. Saya... Saya merasa tersakiti akan sikap Rasullullah pada suatu waktu." Sontak jawaban itu membuat semua yang hadir disana menjadi kaget dan geram. Bahkan beberapa sahabat setia Rasullullah pun berani membunuh orang tersebut atas tuduhan fitnah/ "Kurang ajar! Kapan Rasullullah pernah berbuat yang menyakiti kita! Kalau macam - macam akan aku bunuh kau!", kata salah satu sahabar Rasullullah sembari mengeluarkan pedangnya.

Rasullullah yang mendengarkan seluruh hal tersebut hanya tersenyum. Tak beberapa lama kemudian Rasullullah kembali bertanya, "Bisa kau jelaskan kapan aku menyakitimu?" Lalu orang tersebut menjelaskan duduk perkara yang membuat dia merasa tersakiti oleh sikap Rasullullah tersebut. "Dulu pada saat rombongan Rasullullah melewati padang pasir tongkat Rasullullah mengenai hamba. Dan hamba tidak terima akan hal itu." Tak beberapa lama kemudian Rasullullah bertanya kembali, "Lalu apa yang kau ingin aku lakukan hingga kau ridha dengan kekhilafanku pada saat itu?" Dengan suara agak pelan sedikit orang tersebut pun kembali menyampaikan jawabannya, "Hamba ingin mencambuk Rasullullah. Untuk itu Rasullullah harus menanggalkan pakaian Rasullullah." Sontak jawaban tersebut semakin membuat para sahabat yang berada di sana menjadi ikut geram dan tidak habis pikir akan permintaan orang tersebut. Rasullullah mengiyakan permintaan orang tersebut asalkan dia ridha akan kekhilafan yang pernah beliau lakukan sebelumnya.

Para sahabat tentu tidak terima akan hal ini. Banyak sekali di antara mereka yang ingin menjadi pengganti badan Rasullullah untuk cambuk tersebut. Tetapi orang tersebut hanya inginkan tubuh Rasullullah dan Rasullullah sendiri tidak bersedia para sahabatnya itu menanggung derita yang tidak pernah mereka lakukan sama sekali. Cambuk pun tiba. Secara perlahan - lahan orang tersebut datang dan menghampiri Rasullullah. Rasullullah yang sudah menanggalkan pakaiannya sudah menunggu untuk cambuk tersebut. Tak dinyana, setelah orang tersebut sampai di dekat Rasullullah untuk mencambuk tubuh Rasullullah - sesuai keinginannya - orang tersebut langsung berhambur memeluk Rasullullah. "Ya Rasul, ampuni hamba. Memang pada saat itu tongkat anda mengenaiku tetapi untukku itu tidak menjadi masalah yang berarti. Ya Rasul hamba meminta hal ini (menanggalkan pakaian) agar hamba dapat merasakan kulitmu di saat terakhir anda ini, Tidak ada yang lain dalam benakku untuk berbuat macam - macam terhadap anda. Ampuni hamba ya Rasul. Ampuni hamba..."

Kemudian ada salah satu kisah lagi yang melibatkan perempuan buta yang setiap malam selalu Rasullullah datangi sebelum maut menjemputnya, Wanita tersebut terkenal dengan sikapnya yang sangat antipati terhadap islam serta Rasullullah SAW. Hal tersebut mungkin akan terasa sangat wajar karena wanita buta tersebut tidak pernah melihar Rasullullah secara langsung.

Rasullullah tidak mengenalkan siapa dirinya saat beliau mendatangi wanita tua tersebut ataupun saat beliau menyuapkan makanan ke wanita buta tersebut. Lalu setelah Rasullullah SAW wafat, kebiasaan Rasullullah tersebut dilanjutkan oleh khalifah pertama pada saat itu, Saat sang khalifah mendatangi wanita buta tersebut untuk berbuat yang sama seperti apa yang dilakukan Rasullullah sontak wanita tersebut terheran - heran.. "Maaf kelembutan tanganmu berbeda dari yang sebelumnya. Sebenarnya siapa anda?" Sontak pertanyaan wanita tersebut membuat sang khalifah tidak mampu untuk menahan air matanya, "Sesungguhnya orang yang melayanimu setiap malam sebelum aku adalah Rasullullah SAW. Orang yang sangat kau benci dan kau hina - hina sepanjang waktu." Jawaban dari sang khalifah tersebut membuat wanita buta itu menangis. Dan dengan kesungguhan hati akhirnya dia memutuskan untuk menjadi muallaf, dan sang khalifah yang menjadi saksi akan keislaman wanita tersebut.

Sesaat sebelum kematian beliau pula, Rasullullah SAW selalu menyebut "Ummati... Ummati... Ummati..." Hanya umatnya yang ada di dalam benak Rasullullah SAW. Lalu mengapa kita tidak memikirkan beliau sembari sedikit saja?

>>> Shalawat Badar - Anonim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar