"Heart of Aper_Runia"

Foto saya
Stay Cool and Stay Humble... I'll be what I believe :O

28.4.12

Belajar Dari Kisah Urwah bin Zubair

Terlahir dalam lingkungan keluarga mulia adalah karunia tersendiri bagi Urwah bin Zubair. Ayah Urwah adalah Zubair bin Awwam yang menyandang gelar Al - Hawariyyu (Sang Pembela) dari Rasullullah SAW. Ayahnya ini termasuk ke dalam sepuluh sahabat yang yang mendapat jaminan surga. Ibunya adalah Asma' binti Abu Bakar yang menyandang gelar Dzat An - Nithaqain (Pemilik Dua Ikat Pinggang). Salah seorang bibinya adalah 'Aisyah binti Abu Bakar, salah seorang dari istri Rasullullah SAW. Kakek Urwah dari jalur ibu adalah Abu Bakar Ash - Shiddiq, khalifah pertama sepeninggal Rasullullah SAW. Sedang nenek dari jalur ayahnya adallah Shaffiyah binti Abdul Muthalib.

Sejak muda, Urwah bercita - cita luhur menjadi orang yang mendalam ilmunya. Hatinya merasa bahagia ketika orang - orang bertanya tentang perkara agama dan dia bisa menjelaskannya dengan baik. Karena itu tak mengherankan bila Urwah begitu gigih dalam usaha untuk mencari ilmu. Ia mendatangi rumah sahabat satu per satu, tak jarang pula ia ikut sholat berjamaah di belakang mereka, mendatangi majelis - majelis ilmu yang ada sehingga tercatat Urwah meriwayatkan beberapa hadist dari para sahabat nabi.

Urwah bin Zubair lahir di Madinah tepatnya setahun di penghujung masa pemerintahan Umar bin Khattab. Urwah memiliki selisih umur 12 tahun lebih muda dari kakaknya 'Abdullah bin Zubair yang juga terkenal sebagai salah satu sahabat yang dalam ilmunya. Urwah juga adalah salah satu dari antara tujuh orang ahli fiqh Madinah (fuqaha), menjadi pilar tempat bersandar kaum muslimin dari berbagai urusan agama.

Urwah bin Zubair memang benar - benar istimewa untuk orang - orang di sekitarnya pada saat itu. Dalam usia yang masih sangat belia, Urwah tergolong orang yang sangat pemberani. Dia menjadi salah satu saksi pada pengepungan Khalifah Utsman bin Affan. Dengan mata kepala sendiri ia menyaksikan kekejaman para pemberontak dalam membunuh khalifah. Ketika terjadi Perang Jamal Urwah pun ikut mendaftarkan diri, hanya saja dia ditolak untuk ikut berperang saat itu. Hal ini sangat wajar mengingat usianya pada saat itu baru 13 tahun. Saat dewasa Urwah bin Zubair memiliki sebidang kebun yang luas di pinggiran Madinah. Di dalamnya terdapat sumur, pepohonan yang rindang, serta buah - buahan yang begitu lebat. Sebuah pemandangan yang membangkitkan selera bagi siapapun yang melewatinya.

Pada saat musim panen Urwah segera membuka lebar - lebar pintu pagar yang mengitari kebunnya. Hal ini dilakukan agar masyarakat sekitar dapat menikmati hasil kebun tersebut sepuas mereka. Untuk menjaga kedekatan diri dengan Allah SWT Urwah bin Zubair membiasakan berpuasa di siang hari dan mengerjakan sholat malam di malam harinya. Hal ini terus dia pertahankan secara istiqomah. Tak pernah dia meninggalkannya kecuali pada sekali waktu. Yaitu pada saat kakinya ditimpa musibah dan harus diamputasi. Bagi Urwah musibah yang menimpa dirinya adalah manifestasi cinta Allah SWT kepada hamba - Nya. Ketika sebagian orang berkeluh kesah tentang derita yang dialaminya, Urwah justru sebaliknya. Dia merasakan kasih sayang Allah SWT yang begitu hangat dan mendalam melimpah kepadanya. Subhannallah...

Musibah datang laksana masa yang tak henti - hentinya. Suatu hari mendadak betisnya membengkak. Lalu secepat itu penyakit telah menjalar ke seluruh kakinya. Hal ini Urwah alami ketika sedang berziarah ke Damaskus untuk menghadiri undangan Khalifah Al = Walid bin Abdul Malik dengan ditemani oleh putra sulungnya. Ketika sedang menghadapi penyakitnya itu, datang pula musibah lain berupa dipanggilnya putra sulung Urwah di Damaskus oleh Allah SWT. Dalam perjalanannya itu, sang anak sulung disepak oleh seekor kuda sehingga membuat sang putra tercinta menghembuskan nafas terakhirnya. Tak beberapa lama kemudian vonis hukum dari tabib Urwah terima. Tak satupun obat yang ampuh mengobati penyakitnya kecuali amputasi. Para ahli bedah lalu didatangkan oleh khalifah. Mereka membawa pisau dan gergaji sebagai peralatan bedah.

Terdapat satu kisah menarik tentang peristiwa amputasi Urwah bin Zubair ini. Menjelang amputasi ahli bedah datang membujuk Urwah untuk bersedia di bius. DIrinya diberi minuman memabukkan agar nantinya tidak akan merasakan sakit ketika diamputasi, Namun permintaan ini ditolak dengan tegas oleh Urwah! Dia tidak ingin kehilangan pahala saat menahan sakit yang dia derita saat amputasi itu jadi dilakukan. Terlebih dia menolak adanya barang haram yang masuk ke dalam dirinya hanya untuk dalih mencari kesehatan. Saat operasi dimulai Urwah pun menolak untuk dipegangi oleh para ahli bedah. Dia lebih suka menenangkan dirinya sendiri dengan berdzikir dan bertasbih kepada Allah SWT hingga dia tak sadarkan diri. Inilah satu - satunya hari dimana dia tidak menyempatkan diri untuk membaca Al - Qur'an - sebuah kebiasaan yang telah dia jaga semenjak dia remaja.

Urwah bin Zubair wafat dalam keadaan puasa di siang hari. Menjelang ajalnya, dia didesak oleh sang anak untuk membatalkan puasanya tersebut. Namun Urwah menolak. Dia hanya ingin berbuka ditemani dengan bidadari di surga kelak. Urwah bin Zubair seorang tabiin yang mendedikasikan hidupnya hanya untuk ilmu dan agama. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat dan kasih sayang - Nya kepada Urwah bin Zubair.

27.4.12

Hubungan Antara Silaturahim Dengan Ukhuwah

Silaturahim merupakan ibadah yang sangat agung, mudah, dan membawa banyak manfaat bagi yang menjalankannya. Silaturahim juga termasuk akhlaq yang mulia, dianjurkan dan diseru oleh islam, serta diperingatkan Allah SWT untuk tidak memutuskannya. Kita sebagai seorang muslim hendaknya tidak melalaikan diri dan melupakan ibadah tersebut. Sehingga kita wajib untuk meluangkan waktu kita barang sejenak untuk melakukan amal shalih ini. Demikian banyak dan mudahnya alat transportasi dewasa ini serta kemajuan teknologi yang sungguh luar biasa hebat harusnya membuat kita menjadi lebih bersemangat dalam menjalin silaturahim dengan sesama. Bukankah silaturahim merupakan satu kebutuhan yang dituntut oleh fitrah manusia? Karena dapat menyempurnakan rasa cinta dan interaksi sosial antar umat manusia, silaturahim juga merupakan tanda kedermawanan serta ketinggian akhlaq seseorang.

Allah SWT telah menyeru kepada hamba - Nya untuk menyambung tali silaturahim dalam Al - Qur'an. Tercatat kurang lebih sembilan belas ayat Allah SWT menyeru tentang silaturahim ini. Dari adanya kenyataan di atas, maka dapat disimpulkan tentang pentingnya menjaga silaturahim ini bagi umat muslim itu sendiri. Bahkan Allah SWT memperingatkan bagi orang yang memutuskannya dengan laknat dan adzab. Keutamaan yang terlihat dari pentingnya silaturahim ini adalah dilapangkan rezekinya serta diakhirkan ajalnya. Hal ini seperti sabda Rasullullah SAW, "Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaknya ia menyambung tali silaturahim" (HR. Bukhari - Muslim). Para ulama mempunyai pendapat berbeda menyikapi masalah penambahan umur. Ada yang menafsirkan keberkahan, ada pula yang menafsirkan perpanjangan umur secara hakiki, lalu ada pula yang menafsirkan keharuman nama setelah meninggalnya. Terlepas dari itu, silaturahim ini adalah salah satu ibadah penting yang sering sekali dianggap sepele dan bahkan dilupakan oleh manusia.

Sedangkan ukhuwah adalah keterikatan antara hati dan jiwa satu sama lain dengan akidah. Banyak sekali tingkatan - tingkatan juga di dalam ukhuwah ini. Banyak hadist pula yang menjelaskan tentang masalah ukhuwah ini. Ukhuwah ini sendiri juga memiliki keutamaan yang tidak kalah hebat dengan menyambung tali silaturahim, yaitu: Dapat merasakan lezatnya iman; Mendapatkan tempat khusus di surga; Mendapatkan perlindungan Allah SWT di hari kiamat.

Dengan demikian sangat jelas sekali hubungan antara silaturahim dengan ukhuwah tersebut. Sebab tidak akan ada ukhuwah yang kuat tanpa adanya silaturahim yang kuat pula. Yang perlu kita renungkan adalah fakta sejarah di masa Rasullullah SAW serta kekhalifahan awal setelah Beliau wafat adalah bahwasanya kuatnya peradaban islam di mata dunia tersebut dapat terjadi karena adanya ukhuwah yang kuat pula antara sesama muslim di masa itu. Betapapun masalah yang menghadang saat itu, dengan izin Allah SWT mereka dapat mengalahkannya berbagai persoalan yang dapat menggoyahkan iman mereka tersebut. Dan kemudian lagi runtuhnya islam - yang juga kita rasakan saat ini - dapat terjadi karena rendahnya ukhuwah yang ada di antara sesama muslim itu sendiri, Dan dapat dipastikan hal ini dikarenakan juga karena rendahnya silaturahim yang dilakukan oleh umat muslim saat ini. Baik itu secara kuantitas, terlebih kalau kita berbicara masalah kualitas.

Tentu sebagai seorang muslim kita pasti mendambakan kejayaan islam seperti saat dulu. Hanya saja persoalan saat dulu serta saat ini sudah berbeda, dan oleh karena itu perlakuan dan strategi yang harus kita lakukan juga berbeda pula. Yang harus menjadi pertimbangan adalah seberapapun kuat dan bagusnya strategi kita tetap harus dibutuhkan ukhuwah islamiyah yang kuat antar sesama muslim yang ada. Dan itu hanya dapat diperoleh salah satunya dengan menjalin silaturahim yang kuat pula. Pentingnya hubungan antar sesama muslim ini juga dijelaskan oleh Rasullullah SAW dalam salah satu hadistnya yang berbunyi: "Janganlah kamu berteman kecuali dengan seorang mukmin dan janganlah makananmu dimakan oleh orang yang bertaqwa." (HR. Abu Dawud)

Ukhuwah itu seutuhnya tentang rindu. Yang membuat hati selalu tidak sabar untuk bertemu. Membuat hati terasa rugi jika kita tidak berbagi. Ini adalah hati yang terikat atas dasar keimanan kepada Allah SWT. Rasa cinta itu hadir karena ada kecintaan kepada Allah SWT. Tentang dosa - dosa yang saling bertaut. Ia adalah tulus yang menjelma. Ia terasa rumit untuk diungkapkan, namun nyata dalam kata yang sederhana. Ia begitu dalam untuk diselami karena ia adalah iman yang penuh makna.

22.4.12

Menjaga Ketaqwaan

Bagi seorang muslim taqwa memang pangkal dari amal perbuatan. Dengan demikian jelas bahwa kualitas ketaqwaan seseorang akan menjadi dasar perilaku dan tindakan seseorang. Semakin tinggi kualitas ketaqwaan seseorang akan mendekatkan diri kepada Allah SWT pada kesungguhan untuk selalu berjalan di jalan Allah SWT. Secara etimologis itu sendiri kata taqwa berarti menjaga diri dari segala hal yang membahayakan. Para ulama memberikan pengertian berbeda tentang definisi taqwa ini, tetapi jika kita perhatikan maka akan ada satu kesamaan pengertian tentang taqwa tersebut, yaitu menjaga diri dari kemurkaan Allah SWT dan juga siksa - Nya.Dalam sebuah hadist dari Abu aa'id Al Khudri, aku bertanya, "Wahai Rasullullah SAW berikan aku nasehat!"Kemudian Nabi SAW memberikan jawaban, "Aku menasehati engkau agar bertaqwa kepada Allah SWT karena taqwa itu adalah pangkal segala sesuatu." (HR. Ahmad dari Abu Sa'id Al - Khudri)

Salah satu wujud ketaqwaan kepada Allah SWT adalah dengan berusaha menjadikan taqwa tersebut sebagai pijakan utama dalam kehidupan sehari - hari. Kewajiban - kewajiban yang telah diwajibkan oleh Allah SWT seperti amar ma'ruf nahi mungkar, muamalah berdasarkan sunnah, menerapkan sistem sesuai dengan syariat islam, sholat, zakat, puasa, menjaga silaturahim, dan lain sebagainya agar selalu dilandasi ketaqwaan kepada Allah SWT.

Bersyukurlah mereka yang selalu mampu menjaga ketaqwaannya. Menjaga ketaqwaan bukanlah hal mudah yang hanya bisa diucapkan dalam lisan semata, melainkan ada konsekuensi logis dari setiap kata dan perbuatan yang dilakukan oleh manusia - manusia bertaqwa tersebut. Dan tentu konsekuensi utama bukan hanya kepada Allah SWT semata, melainkan juga kepada makhluk - makhluk - Nya. Allah SWT akan selalu menjadikannya sebagai hamba yang istimewa dan Allah SWT juga akan menjaga serta melindungi dan jalan keluar dari setiap permasalahan yang dialaminya. Maka benarlah pesan yang pernah disampaikan oleh Ali ibn Abi Thalib. Pada suatu saat Ali ibn Abi Thalib berkata, "Bukanlah kesulitan yang membuat kita takut, melainkan ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah menyerah untuk mencoba. Maka jangan katakan kepada Allah SWT aku punya masalah yang besar, namun katakan kepada Allah SWT aku punya Allah SWT yang Maha Besar!"

Hakikat taqwa adalah menjadikan jiwa berada dalam perlindungan dan sesuatu yang ditakuti. Taqwa merupakan ikatan yang mengikat jiwa agar tidak lepas kendali mengikuti keinginan dan hawa nafsu semata. Dengan ketaqwaan seseorang dapat menjaga dan mengontrol etika dan budi pekertinya dalam setiap langkah kehidupannya. Oleh karena itu kawan, seandainya perjuangan ini mudah tentu akan banyak orang yang menyertainya. Andai perjuangan ini singkat tentu akan banyak orang yang istiqomah berada di dalamnya. Andai perjuangan ini menjanjikan kemanisan dunia maka akan banyak orang yang tertarik untuk terjud di dalamnya. Sekali lagi bukan karena hakikat perjuangan adalah dikala kita jatuh, kitalah yang pertama kali bangkit. Dikala kita lelah, kita selalu paksakan kaki untuk terus melangkah. Karena kaki pejuang hanya akan berhenti saat kakinya telah menyentuh tempat tujuan. Oleh karena itu teruslah berjuang di jalan Allah SWT demi mendapatkan ridha dan cinta Allah SWT. Jagalah ketaqwaan kita!

Bila nanti kita akan pergi menemui - Nya, lalu apalagi bekal yang harus kita siapkan dengan sebaik - baiknya? Pernahkah Allah SWT meninggalkan kita sendiri? Pernahkah Allah SWT membebankan sesuatu melebihi kemampuan kita? Dan yang paling penting, pernahkah kita menyadari akan kehadiran - Nya dengan sebenar - benarnya kesadaran kita sebagai seorang manusia???

21.4.12

Menjadi Pribadi Pemaaf

Abu Bakar as - Shiddiq dikenal sebagai sahabat Nabi SAW yang berkepribadian keras. Tetapi ada satu hal yang sering dilupakan adalah bahwasanya Abu Bakar juga memiliki kegemaran lain yang sangat bertolak belakang dengan sifatnya yang satunya, yaitu gemar bersedekah. Terutama kepada mereka - mereka yang masih memiliki hubungan kekerabtan dengannya. Satu di antaranya adalah anak bibinya yang bernama Misthah bin Utsatah. Sayangnya Misthah kurang berhati - hati menjaga lidahnya. Pernah pada suatu waktu beredar kabar bahwa 'Aisyah binti Abu Bakar telah berselingkuh, Misthah ikut serta menyebarkan kabar tersebut. Sehingga ketika turun ayat yang menjelaskan bahwa tuduhan itu merupakan tuduhan bohong semata (fitnah), Abu Bakar sangat murka kepada Misthah serta bersumpah tidak akan berbuat baik dan memberi bantuan nafkah kepadanya.

Namun rupanya Allah SWT tidak menyukai sikap Abu Bakar yang seperti ini. Allah SWT kemudian memberikan teguran kepada Abu Bakar dan siapa saja yang bersumpah tidak akan berbuat baik kepada orang lain. Teguran itu disampaikan melalui firman - Nya yang disampaikan kepada Rasullullah SAW. Dalam firman - Nya tersebut, selain memberikan perintah kepada hanba - hamba - Nya untuk memberikan maaf dan kelonggaran serta tetap memberikan nafkah kepada orang yang biasa di bantu untuk melanggengkan silaturahim serta kebaikan yang sebelumnya telah terbentuk. Setelah mendengar firman yang Allah SWT sampaikan melalui Nabi SAW tersebut maka Abu Bakar pun merasa berdosa, menyesal, serta berjanji semampunya untuk tetap memberikan santunan kepada Misthah sebagaimana yang dulu pernah dia lakukan sebelumnya.

Ketika ada seseorang yang mendzalimi kita secara naluri kita akan marah dan akan berusaha untuk membalas kedzaliman itu. Bahkan ada yang suka membalas kedzaliman itu dengan berlebihan. Tentu sikap ini akan membawa dampak negatif baik bagi pribadi bersangkutan maupun masyarakat secara luas bila hal ini tidak dihilangkan dari diri kita. Agar kehidupan ini tenang dan tentram maka sikap yang hanya ingin memperturutkan nafsu tersebut harus diganti dengan sikap mulia yang telah islam ajarkan melalui Rasullulah SAW, yaitu sikap memaafkan. Jika masing - masing pihak memiliki sifat memaafkan ini maka konflik yang terjadi akan reda denga sendirinya bahkan dapat berakhir tanpa meninggalkan benih - benih dendam lagi. Dalam sebuah hadist Rasullullah SAW bersabda, "Sesungguhnya ada dua hal di dalam dirimu yang dicintai Allah SWT.Kedua hal tersebut adalah lemah lembut dan tidak mudah marah." (HR. Ahmad)

Untuk menjadi pribadi pemaaf memang tidak mudah. Apalagi jika luka hati yang telah terbentuk terlanjur menganga dan sangat dalam. Dalam keadaan seperti ini kadang yang muncul adalah perasaan dendam dan berharap kejelekan terhadap orang yang telah melukai fisik dan hati. Sehingga jangankan mendoakan kebaikan, memaafkan kesalahannya saja masih sangat berat. Keengganan untuk memberi maaf akan semakin menguat manakala kesempatan menuntut balas terbuka lebar di hadapan. Ditambah dengan status sosial kita yang jauh lebih tinggi daripada orang yang telah membuat kita luka tersebut. Maka pembalasan dendam tidak akan terelakkan lagi.

Untuk bisa memaafkan orang yang telah berbuat zalim kepada kiat butuh kebesaran jiwa dan kelapangan hati. Jika seseorang mampu memberikan maaf meski dia berada pada pihak yang benar dan memiliki status sosial yang lebih tinggi ketimbang orang yang berbuat jahat kepadanya, maka itulah tanda kemuliaan dan ketaqwaan dirinya. Karena satu diantara tanda orang bertaqwa adalah tidak berat untuk memaafkan kesalahan orang lain. Memang dalam syariat islam diperbolehkan untuk menuntut balas terhadap kejahatan yang ditimpakan kepada kita dengan balasan yang setimpal. Namun alangkah lebih baik bagi kita untuk memaafkan kesalahan orang tersebut. Karena perbuatan itu jauh lebih mulia daripada hanya sekedar membalas meski dengan balasan yang serupa. Kita tidak akan tahu seberapa ukuran yang tepat untuk membalas perbuatan orang lain karena standar manusia itu berbeda, kita juga tidak akan pernah tahu alasan orang tersebut melakukan sesuatu yang membuat kita sakit hati seperti ini, kita juga tidak tahu maksud dan tujuan Allah SWT memberikan kita kenyataan seperti itu. Secara wajar orang tidak akan mau untuk disakiti, maka dengan demikian orang tersebut juga tidak akan menyakiti. Maka salah satu hadist Rasullullah SAW berikut ini dapat dijadikan bahan renungan bagi kita semua: "Siapa yang memberi kelonggaran orang yang susah niscaya Allah SWT akan memberikan kelonggaran baginya di dunia dan akhirat." (HR. Muslim)

Sesungguhnya Allah SWT memiliki sifat - sifat mulia yang pantas untuk kita teladani. Dan pemaaf merupakan salah satu sifat tersebut. Maka sangat tidak pantas bagi kita makhluk hina yang biasa untuk tidak memberikan maaf kepada sesama makhluk yang telah menyakiti kita tersebut baik sengaja maupun tidak. Dari Uqbah bin Amir, dia berkata, "Rasullullah SAW bersabda: 'Wahai Uqbah bagaimana jika aku beritahukan kepadamu tentang akhlaq penghuni dunia dan akhirat yang paling utama? Hendaklah kamu menyambung silaturahim dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu, hendaklah engkau memberi kepada orang yang tidak memberimu, dan maafkanlah orang yang telah mendzalimimu.'" (HR. Ahmad, Al - Hakim, dan Al - Baghawi)

Apakah menjadi pemaaf itu susah? Terpenting kita berusaha untuk bisa menjadi pemaaf sembari memohon ampun atas segala dosa - dosa kita. Seseorang berkata kepada Rasullullah SAW, "Ya Rasullullah sesungguhnya aturan islam terasa banyak bagiku dan aku khawatir tidak dapat untuk melaksanakan semuanya. Maka ajarkan kepadaku ya Rasullullah SAW agar aku bisa menutupi kekuranganku tersebut." Kemudian Rasullullah SAW menasehatinya, "Kalau kamu ingin menutupi kekuranganmu maka basahilah selalu lidahmu dengan berdzikir kepada Allah SWT." (HR. Tirmidzi dan Ibn Majah)

19.4.12

Empat Pilar Beragama

Secara harfiah agama dapat diartikan sebagai keyakinan. Keyakinan yang melekat dan menjadi dasar dalam setiap langkah yang dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu agama merupakan kebutuhan esensial setiap manusia baik manusia tersebut sadar maupun tidak. Karena sejak awal penciptaannya, Allah SWT telah meniupkan kesadaran bertuhan di dalam diri manusia. Namun demikian kesadaran tersebut tertutup oleh tabir kehidupan yang melanda dan manusia dalam perjalanan hidupnya. Dengan demikian sudah menjadi tugas utama bagi manusia itu sendiri untuk menyingkap tabir tersebut.

Kunci daripada kesadaran beragama ini sendiri adalah pertanyaan - pertanyaan kritis yang pada diri sendiri yang sifatnya sangat mendasar bagi kita untuk menjalani hidup dan kehidupan ini. Tetapi di dalam kita menjawab pertanyaan yang sangat mendasar tersebut diperlukan kesadaran yang berdasarkan keimanan serta pengetahuan pribadi diri kita dalam menjalani ajaran agama yang kita anut tersebut. Tanpa bisa menjawab pertanyaan yang kita ajukan sendiri tersebut maka cara diri kita dalam mengaplikasikan kehidupan beragama kita nantinya tidak akan berbobot dan memiliki efek yang mendalam, melainkan hanya sekedar rutinitas tanpa arah yang berdasar kepada kebiasaan tanpa adanya makna yang menyertainya.

Tentu cara beragama seperti ini tidak akan nikmat. Malah akan menjadi beban bagi dirinya dan jiwanya. Bahkan bisa jadi seseorang tersebut menjadi murtad, syirik, dan ingkar tanpa dia sadari. Seakan - akan beragama tepi sesungguhnya jauh dari ajaran agamanya sendiri. Terlebih di dalam agama islam yang memiliki segala aturan serta ketentuan - ketentuan yang mengikat bagi para pemeluknya ini.

Tetapi apabila seseorang tersebut dapat menjawab pertanyaan - pertanyaan mendasar yang diajukan oleh dirinya tersebut, insya Allah dia akan menjadikan agama sebagai kebutuhan bukan sebagai pelengkap rutinitas hidup semata. Dia akan menjadi pribadi yang aktif bukan pasif, bersemangat bukan asal, menjadi subyek pembaharuan, bukan obyek, mencintai agamanya sendiri bukan malah memusuhinya, menikmati dan membanggakan ajaran agamanya bukan mencari kenikmatan dari yang lainnya.

Oleh karena itu sebelum kita menjawab pertanyaan - pertanyaan mendasar yang diri kita ajukan sendiri tersebut, terlebih dahulu kita harus mengenal tentang empat pilar dalam beragama islam. Keempat pilar tersebut adalah:
Yang pertama, Allah SWT...
Allah SWT adalah pencipta seluruh langit dan bumi beserta isinya. Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Mengganti waktu siang dengan malam. Serta mencukupi kebutuhan kita selaku hamba - Nya. Dia juga yang membuat manusia menangis maupun tertawa. Dialah Zat yang Maha Hebat segala - galanya.

Yang kedua, islam...
Secara bahasa islam berarti menyerahkan diri, perdamaian, penyerahan total, bersih atau damai, dan keselamatan. Tetapi secara istilah di dalam Al - Qur'an makna islam adalah turunnya wahyu Allah SWT dan para Nabi eerta Rasul Allah SWT, pedoman hidup, hukum dan aturan Allah SWT, dan jalan yang lurus. Dalam sebuah hadist islam dirumuskan sebagai pengakuan seseorang bahwa tiada yang Maha selain Allah SWT dan Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT, mendirikan shalat, menunaiakan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, serta melaksanakan haji bagi yang telah mampu untuk melakukannya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Yang ketiga, Muhammad SAW...
Muhammad berarti terpuji atau yang dipuji. Sungguh tepat Rasullullah SAW mendapat julukan seperti itu karena kepedulian beliau yang sangat tinggi terhadap diri beliau sendiri maupun terhadap lingkungan sekitar beliau. Allah SWT telah menggambarkan sifat Muhammad SAW sesuai dengan namanya.

Yang keempat, Al - Qur'an...
Al -Qur'an dapat diartikan sebagai kalam Allah SWT yang merupakan petunjuk bagi orang yang bertakwa. Sedangkan pengertian lebih rinci dijelaskan oleh Syaikh Muhammad Ali Ash - Shabuni yang mendefinisikan Al - Qur'an sebagai firman Allah SWT yang tiada banding dimana telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW selalu nabi dan rasul akhir - penutup dari para nabi dan rasul yang telah ada - dengan malaikat Jibril a.s. sebagai perantaranya. Kemudian Al - Qur'an tersebut disampaikan kepada kita secara mutawatir yang membaca maupun mempelajarinya merupakan ibadah dengan Al - Fatihah sebagai pembukanya serta An - Naas sebagai penutupnya.

Dengan memahami empat pilar beragama di atas kita dapat menyimpulkan bahwa setiap manusia yang lahir ke dunia ingin selalu jiwanya tenang, bahagia, selamat, damai, dan hidup dalam kenikmatan. Sementara itu sumber semua itu hanyalah Allah SWT Sang Pencipta. Karena itu sangat erat kaitannya kebahagiaan dan segala sesuatu yang dicari oleh batin manusia tersebut dengan kedekatan manusia itu sendiri terhadap islam dan Allah SWT. Semakin mendalam seseorang mengenal Allah SWT maka dia akan semaki dalam meletakkan kepasrahan hidupnya kepada Allah SWT untuk menaati hukum - hukum Allah SWT yang tertuang secara lugas dan indah dalam uraian wahyu di dalam kalam - Nya yang tertulis di Al - Qur'an maupun yang tidak tertulis sama sekali demi mencapai kedamaian dan ketenangan hidup yang merupakan tuntunan fitrah setiap manusia.

16.4.12

Chance And Challange

Rahman dan Rahim Allah SWT telah menunjukkan kuasa - Nya dalam kehidupan sehari - hari. Banyak sekali hal - hal di luar nalar yang mungkin bagi sebagian orang adalah sesuatu yang mustahil dan tak kan mungkin terjadi menkadi terjadi. Hanya diperlukan kerja keras dan sedikit peluang untuk menjadi seperti apa yang kita harapkan. Dan terkadang kemampuan seseorang dalam membaca peluang inilah yang berperan sangat besar dalam menentukan kehidupan seseorang tersebut berikutnya. Kegagalan dalam sesuatu yang sudah direncanakan adalah hal yang biasa dan merupakan sesuatu yang dapat membuat kita menjadi lebih baik lagi ke depannya. Tidak berputus asa dan tetap istiqomah dalam meraih mimpi seperti apa yang diharapkan adalah suatu sikap penting yang harusnya dimiliki oleh setiap manusia,

Kita tidak akan pernah mengetahui peluang mana yang Allah SWT siapkan bagi kita yang dapat menuntun kita kepada kesuksesan seperti apa yang kita harapkan. Oleh karena itu, camkan ini dalam diri, sehingga bila ada suatu keadaan yang menantang dan bertanya dengan lantang tentang "Siapa Anda?" Maka jawablah dengan suara yang tidak kalah lantang pula. "Hai, perkenalkan. Aku adalah pemegang peluang. Menu makananku sehari - hari adalah komitmen, tanggung jawab, serta konsekuensi." Begitupun dengan semua makhluk yang ada di muka bumi ini, termasuk Anda. Setiap orang di seluruh dunia memiliki jumlah peluang yang berbeda namun sama rata. Tetapi yang harus diperhatikan adalah mengapa keberhasilan setiap orang berbeda? Karena hal itu bergantung kepada pribadi orang tersebut untuk melihat dan menangkap peluang, serta seberapa seringkah kita dalam memanfaatkan peluang kita.

So why not? Keep on yourself and get opportunity to built up! And remember something, the real success is a success when we in the other world. Not only in this world. So prepare ourself to face our destiny in the world which it can make happiness in future!

Pesan Iblis Kepada Nabi Nuh a.s. dan Nabi Musa a.s.

Suatu waktu iblis datang kepada Nabi Musa a.s. dan kemudian berkata, "Wahai Musa engkau adalah seorang nabi pilihan dan utusan Allah SWT. Aku ingin minta tolong kepadamu." Tak disangka ternyata iblis meminta tolong kepada Nabi Musa a.s. agar beliau bersedia untuk datang kepada Allah SWT dan memohonkan ampun. Lalu Nabi Musa a.s. pun datang menghadap Allah SWT dengan maksud untuk menyampaikan permintaan iblis tersebut. Kemudian Allah SWT menjawab permintaan Nabi Musa tersebut. "Wahai Musa sampaikan kepada iblis apabila dia betul - betul ingin bertaubat, maka suruhlah dia datang kepada Adam a.s. untuk menghormat dan bersujud kepadanya." Dengan segera perintah Allah SWT tersebut dilaksanakan oleh Nabi Musa a.s. kepada iblis. Mendengar persyaratan yang diberikan Allah SWT maka iblis berkata kecut kepada Nabi Musa a.s., "Wahai Musa jangankan Adam yang sudah mati aku disuruh menghormatinya, waktu dia masih hidup saja aku disuruh sujud padanya dan aku menolak!"

"Wahai Musa karena engkau telah menolongku maka aku ingin berterima kasih kepadamu." Kemudian iblis melanjutkan, "Akan aku beri tahu tiga rahasia iblis kepadamu. Yang pertama ingatlah aku (iblis) jika manusia sedang marah. Karena pada saat manusia sedang marah dan emosi disitulah aku menggoda dia. Maka hendaknya manusia cepat menyadari bahwa mereka sedang marah dan emosi karena berada dalam pengaruhku. Lalu yang kedua ingatlah aku (iblis) saat manusia dalam keadaan perang jihad. Pada saat manusia sedang perang membela kebenaran dan islam disitu ada aku menggoda dia agar dia ingat keluarganya di rumah dan tidak tertarik untuk membela kebenaran dan islam. Kemudian yang terakhir adalah ingatlah aku (iblis) saat manusia sedang berdekatan dengan mereka - mereka yang bukan muhrimnya. karena di saat manusia sedang dalam kondisi seperti tersebut maka ada aku (iblis) sebagai orang ketiga yang akan menggoda mereka agar mereka melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT."

Dua hal yang pernah disampaikan iblis kepada Nabi Nuh a.s. adalah: Manusia yang memiliki sifat dengki, iri hati terhadap orang lain disitulah ada aku (iblis). Aku menggoda mereka supaya mereka saling bermusuhan dan membunuh antara satu dengan lainnya; Kemudian manusia yang memiliki sifat rakus dan tamak (serakah) juga terdapat iblis. Aku (iblis) menggoda mereka supaya mereka mengambil milik orang lain yang bukan haknya.

Umat Islam, Bersatulah!

Semenjak kedatangannya, agama islam telah mengajarkan syari'at yang paripurna dalam etika serta segala aspek dalam kehidupan. Namun seiring dengan bergulirnya waktu banyak dari umat islam itu sendiri yang tidak menyadarinya. Di antara beberapa faktornya adalah sebab kelalaian kita sendiri dalam mempelajari agama islam  Lalu yang kedua adalah karena gencarnya propaganda maupun pemberitaan - pemberitaan di luar sana yang mendiskreditkan islam dengan berbagai alat serta sarana.

Sungguh islam adalah agama yang indah dengan berbagai aturan yang mengikat bagi para pemeluknya. Karena tidak akan mungkin dalam suatu kehidupan tidak ada aturan yang membatasi gerak - gerik manusia itu sendiri. Bila hal ini yang terjadi maka bisa di bayangkan bagaimana hancurnya masyarakat itu sendiri nantinya. Hanya berdasar kepada hukum rimba dan hukum suka sama suka tidak akan menyelesaikan masalah yang ada di dalam suatu masyarakat. Hal itu justru berpotensi untuk menimbulkan permasalahan baru dan hukum - hukum baru yang tidak memiliki landasan yang pasti di kemudian hari.

Sejak jaman dahulu kala islam dengan segala aturannya tersebut sudah banyak sekali memiliki pertentangan disana sini. Padahal kalau kita mau berpikir jernih serta dengan kepala dingin segala aturan yang islam ajarkan tersebut sejatinya sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia di mata manusia lainnya maupun di mata Allah SWT. Islam dipandang sebagai agama yang kolot dan tradisional. Tetapi justru dengan agama yang kolot dan tradisional tersebut semua manusia dapat selamat dari dunia terlebih di akhirat kelak. Perbedaan cara pandang tersebut mulai dari penggunaan jilbab yang tidak sesuai dengan ajaran islam - karena dikaitkan dengan budaya arab, hukum islam yang katanya keras dan tidak berperi kemanusiaan, Islam menjunjung tinggi pernikahan, serta dilarangnya minum - minuman keras bagi siapapun.

Permasalahan itu hanyalah sedikit dari permasalahan yang sering diperbincangkan kepada orang islam. Padahal dewasa ini banyak penjelasan ilmiah melalui penelitian - penelitian maupun fakta - fakta yang mendukung untuk menjawab itu semua. Padahal hal itu telah dimulai sejak ribuan tahun lalu - yang kemudian disempurnakan oleh Allah SWT melalui Rasullullah Muhammad SAW. Saya tidak akan banyak berbicara sebab dan akibat dari aturan islam semua, karena memang biarkan fakta dan penelitian - penelitian baru 0 baru ii yang menjawab itu semua. Yang ingin ditekankan kali ini adalah mengapa kita tetap tidak bersatu?

Satu permasalahan yang ingin saya kritisi justru ada di dalam pribadi muslim itu sendiri. Dengan berbagai latar belakang dan budaya mengapa setiap muslim tidak dapat untuk melihat sisi positif dari adanya keberagaman dalam beribadah tersebut? Mengapa hal itu malah membuat kita justru menjadi tercerai berai serta membentuk image bahwa islam adalah agama yang brutal dan kasar? Bukankah ada berbagai cara yang lain sesuai dengan yang pernah dicontohkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW bagi kita umat muslim sekarang untuk mendakwahkan islam? Satu hal yang perlu diingat oleh umat muslim saat ini adalah fakta bahwa keberhasilan Rasullullah SAW dahulu dalam berdakwah pertama kali tidaklah dilihat dari seberapa bagus ajaran islam, melainkan karena perilaku serta akhlaq Rasullullah SAW yang mampu untuk membuat orang lain tertarik dan akhirnya bersedia memeluk islam dengan sukarela.

Masih ingatkah kita pada usia berapa Rasullullah SAW diangkat menjadi Nabi oleh Allah SWT? Lalu pada usia berapa Baginda Nabi SAW dipersunting oleh Khadijah dan alasan utama Khadijah ingin menikahi Rasullullah SAW? Masih ingatkah kita alasan para sahabat terdekat Rasullullah SAW yang terkenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin tersebut masuk islam serta ingin berjuang mati - matian demi membela agama Allah SWT dan Rasul - Nya ini? padahal tidak jarang dari mereka dulunya sangat membenci dan memusuhi Nabi SAW. Dan pernahkah kita tahu seberapa besar kemajuan islam di masa lampau saat  Nabi SAW serta para sahabat - sahabatnya menjadi pemimpin di suatu wikayah? Pernahkah kita dengar adanya ketidak adilan> Pernahkah kita dengar adanya oertengkaran karena urusan sepele? Pernahkah kita dengar adanya kemiskinan yang merajalela? Pernahkah kita tahu seberapa kuat bangsa islam saat itu? Coba kita lihat sejarah kembali, lalu berusaha untuk mengulangnya lagi di masa kini. Seperti salah satu hadist nabi yag berbunyi: "Siapa yang menghendaki (kebahagiaan hidup) di dunia, harus dengan ilmu, Dan siapa menghendaki (kebahagiaan hidup) di akhirat harus dengan ilmu. Dan barang siapa yang menghendaki (kebahagiaan hidup) di dunia dan akhirat haruslah dengan ilmu" (HR. Tabrani).

TIdakkah kita ingin agar islam ini kembali menemukan kejayaannya seperti di masa lalu? Terlebih di masa ini dan di negara tercinta kita bersama, Indonesia yang dimana sebagian besar masyarakatnya adalah muslim. Oleh karena itu bersatulah rekan - rekan muslim! Pahami, resapi, dan amalkan islam tersebut dengan sebenar - benarnya! Janganlah mudah kita termakan oleh propaganda maupun bujuk rayu mereka - mereka yang tidak bertanggung jawab yang ingin untuk menghancurkan kita sebagai umat muslim dan agama Allah SWT ini pada umumnya. Berbagai cara akan mereka lakukan untuk mendukung tujuan mereka tersebut. Beberapa di antaranya adalah dengan:
1.  Mengulang kebohongan dengan terus menerus
2. Memanfaatkan media - media (visual, audio, cetak) untuk mendukung keinginan mereka
3. Menyebarkan berita ke media massa dengan tidak proporsional
4. Mendukung aliran dan pemikiran sesat untuk lebih berkembang
5. Membuat isu - isu utama atas dasar modernitas serta globalisasi

Oleh karena itu kita sebagai seorang muslim sudah sepatutnya untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas keimanan kita dengan berdasar kepada Al - Quran serta Al - Hadist sebagai landasan kita dalam mengambil setiap keputusan dalam bermasayarakat. Tak lupa kita juga harus memperhatikan sejarah karena masa lalu adalah calah satu cerminan kita dalam menilai apa yang akan terjadi di masa kita saat ini. Terakhir tak lupa kita juga harus selalu meminta pertolongan dan petunjuk Allah SWT dalam setiap langkah - langkah kita sembari memohon pengampunan atas semua dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan baik yang kita sengaja maupun yang tidak karena kita adalah makhluk yang penuh dosa dan senantiasa berbuat kesalahan. Ingat - ingatlah salah satu sabda Rasullullah SAW ini: "Sesungguhnya Allah SWT memberikan dunia kepada orang yang Dia cintai dan tidak Dia cintai. Sedangkan Allah SWT tidak memberikan iman kecuali kepada orang yang benar - benar Dia cintai" (HR. Bukhori)

Dengan demikian, bersatulah umat muslim! Tunggu apa lagi?

8.4.12

Bekerja... Bekerja... Bekerja...

Dalam beribadah islam mengajarkan kepada kita untuk tidak hanya berhubungan dengan Allah SWT selaku Rabb dari semesta alam, melainkan juga harus beribadah ke sesama yang berada di sekitar kita. Hal ini mengingatkan kita bahwasanya islam mengajarkan kepada kita tentang keseimbangan. Tidak hanya terpaku kepada salah satu sisi saja tetapi melupakan sisi yang lainnya. Karena sebaik - baiknya sesuatu itu adalah yang ada di pertengahan. Hal ini bukan berarti kita harus setengah - setengah dalam melakukan segala sesuatu, tetapi hal ini menunjukkan kepada kita bahwasanya kita harus menempatkan sesuatu tersebut sesuai dengan porsinya. Begitu juga dengan bekerja. Hakikatnya hidup ini adalah bekerja. Bekerja dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan kita baik itu secara lahiriyah maupun batiniyah. Karena apapun yang kita lakukan adalah bekerja, maka sejatinya bekerja tersebut bertujuan untuk meraih kemuliaan. Baik itu di dunia maupun di akhirat kelak.

Terlebih dalam hal bekerja untuk dunia. Bila tidak ada halangan yang teramat sangat maka kita diwajibkan untuk bekerja mencari kebutuhan hidup kita dengan cara halal. Rasullulah SAW juga telah memberi teladan agar umatnya menjadi pekerja yang produktif karena hal itu merupakan jalan untuk berjumpa dengan Allah SWT. Dalam salah satu hadistnya Rasullullah SAW bersabda, "Siapa saja yang mencari dunia secara halal untuk menjaga diri dari meminta - minta, menghidupi keluarga, dan menyantuni tetangga maka akan berjumpa dengan Allah SWT dengan penampilan wajahnya cemerlang lakasana bulan purnama kelak" (HR. Abu Syaikh, Abu Nuaim dan Al - Baihaqi). Bekerja dan mencari dunia tidaklah dilarang. Melainkan sangat dianjurkan. Memang akhiratlah yang kita tuju dan dunia tidaklah dibawa dalam perjalanan kita menuju ke akhirat kelak, tetapi dengan dunia kita bisa menentukan tempat kita di akhirat kelak. Dengan kekayaan, kesempatan, serta kemauan yang kita miliki insya Allah kita dapat mengarahkan dunia yang kita miliki untuk menggapai akhirat sesuai dengan yang kita inginkan ke depannya. Di hadist lain Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT itu cinta kepada orang beriman yang bekerja." (HR. Ath - Thabrani)

Orientasi akhirat adalah sesuatu yang diarahkan pada pertanggungjawaban kerja yang dilakukan di dunia ini untuk meraih ridla Allah SWT. Atas dasar itu, dalam kita bekerja - terlebih bekerja kita untuk memenuhi kebutuhan dunia dan lahiriyah kita - haruslah mengacu kepada nilai - nilai keislaman yang telah digariskan oleh Allah SWT dan Rasullullah SAW. Bekerja yang dilakukan sesuai tuntunan akan bernilai ibadah dengan buah kemuliaan, pahala, dan rejeki yang diperoleh penuh dengan berkah. Sebaliknya bila aktivitas bekerja dilakukan dengan mengingkari tuntunan. Hal ini dapat dilihat dari sifat pekerja yang malas, korupsi, curang dalam berdagang, dan lain sebagainya. Maka hal ini akan menjadi jalan menuju kehinaan yang menuju kepada dosa dan laknat Allah SWT.

Dalam sebuah hadist Rasullullah SAW bersabda, "....Sesungguhnya tidak ada satupun makhluk hidup yang mati sebelum seluruh jalan rizekinya diterima, walau terlambat. Oleh karena itu pebaikilah dalam mencarinya. Janganlah keterlambatan datangnya rezeki itu mendorongmu untuk menggapainya dengan cara durhaka kepada Allah SWT. Karena apa yang ada di tangan Allah SWT tidak akan bisa digapai dengan durhaka kepada - Nya" (HR. Abi Dunya, Al - Hakim, dan Ahmad). Dengan demikian dari hadist ini dapat kita lihat bahwa Allah SWT telah tetapkan jatah rezeki masing - masing dari kita sehingga harusnya kita tidak perlu mencari rezeki dengan cara yang tidak disukai oleh Allah SWT. Kemuliaan yang diraih melalui bekerja juga bisa diukur dari pemanfaatan rejeki yang diperloeh dari pekerjaan yang telah kita lakukan. Hasil pekerjaan yang diperoleh dengan jalan halal tentu akan bernilai keberkahan, dan rezeki itu akan semakin sarat berkah bila dimanfaatkan secara tepat sesuai dengan tuntunan yang telah ditunjukkan oleh Rasullullah SAW.

Bahkan dalam bekerja ini Allah SWT mensejajarkan mereka - mereka yang bekerja tersebut dengan para mujahid yang membela agama Allah SWT di medan laga. Hal ini ditunjukkan dengan salah satu sabda Rasullullah sAW yang berbunyi: "Barangsiapa bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid yang berjuang di jalan Allah SWT" (HR. Ahmad). Bekerja juga terkait degan martabat manusia. Seorang yang telah bekerja dan bersungguh - sungguh dalam pekerjaannya akan bertambah martabat dan kemuliannya. Sebaliknya orang yang tidak bekerja akan kehilangan martabat dan harga diri di depan dirinya sendiri dan juga lingkungan sekelilingnya.  Bekerja juga terkait dengan kesucian jiwa. Orang yang sibuk bekerja tidak akan ada waktu untuk bersantai dan melakukan hal - hal yang tidak diperlukan. Muslim dan mukmin sejati akan menggunakan waktunya untuk meningkatkan kualitas kerja dan usaha. Begitu entingnya arti bekerja ini sehigga seorang muslim dan mukmin menetapkan bekerja ini sebagai kewajiban.

Kunci Rezeki

Sering sekali kita menyangka bahwa rezeki itu berkaitan dengan kekayaan, materi yang kita peroleh, dan banyaknya harta benda yang kita miliki. Padahal pengertian rezeki jauh lebih besar dan luas daripada ini semua. Ilmu, kesehatan, kesempatan, kemampuan, kesadaran, sikap adalah contoh sedikit rezeki dari banyak rezeki yang Allah SWT berikan kepada hamba - Nya di muka bumi ini. Allah SWT mengerti tentang takaran diri kita, dan tidak akan pernah melupakan semua hamba - hamba - Nya di muka bumi ini. Binatang melata yang tertimbun di dalam tanah pun sudah Allah SWT jamin rezekinya, apalagi kita - kita yang terlihat dan memiliki kemampuan melebihi binatang melata tersebut. Dan berbahagialah mereka semua yang mencari rezeki Allah SWT dengan jalan yang telah dituntunkan oleh Allah SWT melalui Nabi SAW. Oleh karena itu,  beberapa cara untuk meningkatkan rezeki kita yang sekarang ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya adalah dengan bertaubat dan beristighfar kepada Allah SWT. Karena sesungguhnya manusia ini adalah tempat salah dan dosa, dan segala yang terjadi ini adalah yang terbaik menurut Allah SWT. Bila nanti segala keinginan kita tersebut selalu dipenuhi oleh Allah SWT, maka menurut Allah SWT hal itu tidak menjadikan diri kita lebih baik nantinya, melainkan membuat kita menjadi lebin huruk. Oleh karena itu segala hal yang kita alami saat ini adalah yang terbaik menurut Allah SWT> Mungkin ada sesuatu yang terjadi pada diri kita di masa lalu yang membuat kualitas diri kita menjadi menurun dan membuat kita jauh dari Allah SWT, oleh karena itu meminta ampun dan beristighfar kepada Allah SWT setiap waktu demi memohon ampun kepada Allah SWT agar Allah SWT tetap memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada diri kita di masa nanti setelah Allah SWT menilai bahwa diri kita pantas untuk menerimanya,

Cara berikutnya adalah dengan bertaqwa kepada Allah SWT.  Secara harfiah bertaqwa adalah menjalankan segala perintah Allah SWT dan sebisa mungkin menjauhi segala larangan Allah SWT. Hal ini memberikan dampak bahwasanya segala hal yang kita lakukan saat ini dilihat dan diawasi langsung oleh Allah SWT. Segala kesempatan, nikmat, serta apapun yang kita rasakan saat ini merupakan karunia Allah SWT dan suatu saat nanti akan dimintai pertanggungjawabannya. Karena sifat kasih sayang Allah SWT maka tidak semua makhluknya diberikan nikmat dan rezeki yang sama - walaupun hal itu bergantung kepada cara pandang dari masing - masing makhluk - Nya tersebut, tetapi bila kita kita tidak mampu menjaga segala yang Allah SWT berikan kepada kita saat ini, maka untuk ke depannya Alah SWT akan menurunkan kuantitas maupun kualitas nikmat dan rezeki - Nya kepada kita. Bukan karena apa - apa, tetapi karena Allah SWT sayang kepada kita dan menjaga diri kita.

Lalu berikutnya adalah dengan menyempurnakan segala ibadah kita kepada Allah SWT dan hanya untuk Allah SWT. Banyak hal yang dapat kita lakukan dan perbuat untuk menyempurnakan ibadah kita kepada Allah SWT. Baik itu ibadah kita kepada Allah SWT secara langsung, maupun ibadah kita kepada manusia. Menyempurnakan sholat, zakat, puasa, dzikir, dan lain sebagainya. Satu yang harus disadari adalah menyempurnakan kadar ketawakalan kita kepada Allah SWT. Bertawakal kepada Allah SWT. Tawakal ini sendiri dapat diartikan sebagai menampakkan kelemahan diri kita dan kepasrahan diri kita yang teramat sangat kepada Allah SWT. Dalam sebuah hadist Rasullullah SAW bersabda, "Seandainya kalian benar - benar bertawakal kepada Allah SWT niscaya kalian akan diberi rezeki eebagaimana burung diberi rezeki. Ia berangkat pagi hari dalam keadaan kelaparan dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang." *HR. Tirmidzi)

Kunci rezeki yang berikutnya ternyata adalah hal - hal yang sepele yang sangat sering kita dengar tetapi mungkin sangat jarang kita kerjakan. Ternyata berbuat baik kepada orang - orang yang lemah dapat membuka pintu rezeki iita. Karena salah satu doa yang akan langsung sampai kepada Allah SWT dan juga insya Allah akan langsung dikabulkan oleh Allah SWT adalah doa - doa orang yang teraniaya. Selain itu doa orang lain kepada diri kita akan lebih ceoat sampai kepada Allah SWT daripada doa diri kita sendiri terhadap diri kita sendiri! Karena hal itu menunjukkan sebagaimana kualiatas dan kuantitas keimanan diri kita yang terlihat dari hubungan sosial kita terhadap sesama makhluk. Kemudian hal sepele berikutnya berkaitan dengan berinfaq di jalan Allah SWT. Saya rasa banyak sekali penjelasan maupun penjabaran mengenai pentingnya berinfaq di jalan Allah SWT ini. Dan kemudian yang sering sekali dilupakan adalah dengan membumikan silaturahim. Silaturahim ini memberikan banyak sekali manfaat kepada seorang manusia. Dan hal itu merupakan pengejawantahan daripada ajaran islam itu sendiri. Silaturahim ini juga memberikan dampak yang tidak sedikit. Seperti hadist nabi berikut ini: Dari Anas ibn Malik berkata, "Rasullullah SAW bersabda, 'Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan juga dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung silaturahm.'"

Aku Akan (Selalu) Mencintainya

Entah hari ini aku ingin menulis tentang cinta. Mungkin aku sudah tidak tahan untuk memendam kerinduan yang telah lama terbenam di dalam hatiku ini. Terasa sangat menyesakkan saat memori tentang masa itu kembali berterbangan di dalam pikiranku. Untuk sesaat hal itu aku rasakan sangat indah dan begitu terkenang. Tetapi di sisi lain hal itu juga mengingatkanku akan kebodohan dan kesalahanku yang melepaskan dirinya, melepaskan cinta sejatiku. Bila ini memang rencana Allah SWT maka akan aku terima dengan lapang dada dan penuh kesabaran, karena keyakinan di suatu hari nanti di masa depan aku akan kembali lagi bersama dengan dirinya. Dan kali ini selamanya. Tetapi bila ini adalah karena kebodohanku semata sebagai seorang manusia, maka aku selalu berharap dan berdoa kepada Allah SWT untuk menghapuskan semua dosa dan kesalahanku di masa lalu sembari berharap Allah SWT akan kembali memberikan aku kesempatan untuk bersamanya. Dan kali ini tidak akan aku sia - siakan.

Entah apa yang ingin aku lakukan saat ini. Tidak ada gairah lagi di dalam diriku untuk melakukan sesuatu. Semua yang aku lakukan hanyalah sekedar aktivitas semata tanpa adanya jiwa dalam setiap kesempatannya. Seluruh perhatian dan pemikiranku tidak lagi satu dengan ragaku. Perhatian dan pemikiranku pergi entah kemana. Aku tidak tahu mereka kemana. Terkadang aku lelah dan ingin beristirahat, tetapi setelah aku beristirahat aku ingin untuk melakukan sesuatu yang lainnya. Hanya lelah dan malam yang dengan setia menemaniku hingga saat ini. Dan mungkinkah hanya mereka yang akan menemaniku sampai aku senja kelak? Aku tidak tahu jawabnya, dan aku juga tidak perlu memikirkannya. Bila itu memang jalan cinta yang Dia siapkan untukku jalani, lalu apalagi yang harus aku takuti?

Semua keindahan tampak sama dalam mereka yang telah terluka. Tiada kata indah yang dapat terucap dari bibir sang pendosa. Berteman kelam dan berkalung cacian adalah sesuatu yang biasa. Sakit... Tetapi jauh ada yang lebih sakit daripada itu semua. Pernah ada seorang pecinta yang berjalan tenang tak tahu kemana langkahnya akan mengantarnya. Sang pecinta hanyalah mengikuti cahaya yang pernah terang di dalam hatinya. Sesaat matanya menatap langit untuk melihat sang cahaya, tempat dia menujunya. Tak tahu lagi harus kemana, tak tahu harus apa. Hanya menyadari akan noktah yang telah terbuat dan kini merasa hina akan semua yang telah tercipta.

Cinta sejati adalah cinta yang tak pernah mati. Selalu bersemi walau dalam diri yang telah mati. Tak akan terganti walau ada yang lain di sisi. Bukan karena tak ada tetapi karena memilih. Cinta ini adalah cinta sejati. Cinta ini adalah cinta yang tak kan pernah mati. Cinta ini tak akan terganti. Cinta ini karena dia memang yang terpilih. Selama raga masih bernyawa, selama nafas masih terhembus, apapun yang terjadi, aku akan mencintainya. Sebegitu besarnya cinta maka sebegitu besar penderitaan yang harus diterima. Bukankah cinta menuntut pengorbanan demi nama kesetiaan? Tidak ada cinta yang paling besar selain cinta yang tulus dari lubuk sanubari tenpa pinta akan kembali. Hanya bertindak gila atas nama cinta tanpa mempedulikan alasan mengapa harus ada dan tiada. Berjalan dan berjalan demi cinta yang tak pernah tiada. Tangis adalah cawan kebahagiaan yang paling indah dari mereka yang beercinta. Merindu adalah obat yang paling mujarab bagi mereka yang sakit karena cinta. Dan harapan adalah nyawa yang membuat mereka tetap tegak dalam menghadapi dunia,

Aku lelah, tetapi tak dapat berhenti. Aku sakit tetapi harus tetap tertawa. Dan aku memilih dan itu akan selamanya...

4.4.12

Cinta Karena Cinta

Tak dapat dipungkiri bahwa cinta adalah anugerah terindah yang Allah SWT berikan kepada semua makhluknya - khususnya manusia - setelah anugerah iman dan islam. Cinta merupakan dasar dan landasan dari eetiap makhluk di dunia ini untuk berbuat. Cinta terhadap diri sendiri, cinta terhadap apa yang kita cintai, maupun cinta terhadap sesuatu yang kita harapkan untuk terjadi nantinya. Selayaknya setiap hal di dunia ini, cinta juga seperti dua sisi mata uang yang saling bertolak belakang. Di satu sisi cinta dapat mendatangkan rahmat dan cinta yang lebih besar dari Sang Pemilik Cinta, kemudian yang kedua adalah cinta yang dapat mendatangkan murka dan laknat dari Sang Maha CInta.

Kadar cinta seorang makhluk berdasar kepada seberapa besar ujian cinta tersebut dan seberapa tulus seorang pecinta dalam menghidupi cintanya. Ada cinta yang tulus, suci, sempurna, dan abadi hanya meminta balasan dari Sang Maha Cinta dalam setiap langkah - langkah hidupnya. Ada pula cinta yang berlandaskan nafsu dan mengharapkan kepuasan sesaat semata. Tidak berorientasikan masa depan maupun memikirkan akibat dari hal yang diperbuat. Kemudian yang berikutnya ada pula cinta yang berlandaskan paksaan. Hidup segan dan mati pun tak bisa bagi mereka - mereka yang kehidupan cintanya hanya berdasarkan paksaan. Banyak sekali pertimbangan - pertimbangan lain yang harus mereka perhatikan, tetapi mereka tidak pernah menjadikan diri mereka sendiri sebagai salah satu pertimbangan dalam membuat keputusan.

Cinta sejati adalah cinta yang tak kan pernah mati maupun tak kan terganti. Bambu bisa saja menggantikan kayu. Sandal juga bisa dipakai untuk menggantikan sepatu. Lilin juga bisa untuk menggantikan sepatu. Tetapi satu yang harus diketahui adalah tidak akan ada yang bisa menggantikan apapun yang telah aku pilih di hatiku. Karena setiap pilihan yang telah dibuat tersebut adalah cinta. Dan cinta adalah anugerah terindah yang tidak semua orang diberikan kesempatan untuk memilikinya. Cinta yang tulus, murni, suci, sempurna, dan abadi. Cinta yang berharap dan bersandar kepada Sang Maha Cinta secara utuh dan tanpa pertanyaan.Aku heran mengapa masih ada yang tidak percaya akan adanya cinta sejati tersebut. Bukankah hal itu sudah sangat jelas terlihat di sekitar kehidupan? Sebagai suatu pembelajaran mengenai keikhlasan dan kesabaran dalam berkorban, kesungguhan dalam menentukan pilihan, serta kepasrahan akan ketetapan Allah SWT yang Esa. Bukankah cinta kedua orang tua kepada anaknya merupakan cinta sejati? Dengan harapan bahwa sang anak akan mampu untuk bisa lebih baik dari dirinya maupun sesuai dengan keyakinan mereka - walaupun sering sekali dalam beberapa kasus sang anak tidak mampu untuk memenuhi ekspektasi kedua orang tuanya bahkan tidak jarang banyak sekali yang melawan kepada kedua orang tuanya tersebut. Contoh berikut adalah cinta terhadap profesi masing - masing. Demi nama baik perusahaan serta kesuksesan bersama - baik atas nama pribadi maupun nama perusahaan - demi tujuan bersama yang lebih besar daripada tujuan sesaat yang belum tentu jelas bagaimana juntrungannya. Walaupun pada awalnya akan sangat sakit dan memiliki banyak sekali tantangan dalam membentuk cinta sejati tersebut. Bahkan Ust. Rahmat Abdullah (alm.) pernah berkata dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Dari pikiranmu... Sampai perhatianmu... Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu. Isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai. Lagi - lagi memang seperti itu dakwah. Menyedot saripati energimu sampai ke dalam tulangmu. Sampai daging yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret - seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.

Sungguh dahsyat sekali dampak dari cinta ini bagi sang pecinta sejati. Tidak mempedulikan seberapa besar sakit yang akan diderita, mereka tetap berusaha dan berusaha demi tujuan dan cita cinta mereka yang luhur dan suci. Seberapa besar aral yang mereka terima maka usaha dan doa mereka demi tujuan mereka pun akan semakin besar pula. Karena begitulah cinta. CInta yang didasarkan karena cinta, tanpa penjelasan, tanpa nalar, tanpa logika, dan hanya ada perlakuan. Bukan cinta sesaat yang mementingkan kepuasan pribadi semata dan untuk memuaskan hasrat sesaat. Banyak yang bilang nahwa cinta datang karena kebiasaan. Tetapi menurutku cinta tersebut dapat datang, hidup, dan bersemi indah berdasarkan pilihan. Tidak peduli seberapa lama kita bersama dengan seseorang, bila dia bukanlah pilihan kita dan hati kita tetap terjaga maka cinta kita juga tidak akan bersemi.

Yang paling sulit dalam menjaga kadar cinta tetap karena cinta hanya konsistensi dalam menjaga hati agar cinta kita tetap bersemi tersebut. Konsistensi dalam menjaga dan menselaraskan tujuan berdasarkan keyakinan akan cita yang kita angankan. Tak peduli betapa sulit rintangan dan berbedanya kenyataan, sang pecinta sejati tetap akan berdiri tegak dengan cintanya yang tetap terjaga baik sekarang maupun nanti. Karena sang pecinta sejati menyadari bahwa dendam, iri, dengki, sesaat memang dapat membuat hati puas dan tertawa. Tetapi hal itu hanyalah ekspersi emosi sesaat dimana tidak disadari bahwa sesungguhnya yang ada hanya rasa hampa dan perih di dalam hati. Sang pecinta sejati akan lebih memilih untuk melepaskan dan merelakan segala hal yang terjadi di dalam hidupnya, dengan demikian niscaya kebahagiaan itu akan datang meniti hari dengan senyuman disertai dengan ridho Illahi di dalamnya.

Ya Allah... Betapa aku tidak akan mampu merasakan cinta kepada - Mu, sementara kasih - Mu tercurah tanpa perantara tanpa di minta di setiap tempat di sepanjang waktu. Hatiku yang berlumpur dengan kesalahan tiada pantas tiada daya, kerinduan menggapai keelokan keindahan - Mu yang tiada tara. Di sepanjang waktuku menunggu, apa yang ku tunggu, diriku pun tak mengetahuinya. Suara tiada beraksara, dan aksara tiada berkata. Rahasia - Mu tersembunyi dalam kelembutan. Ya Allah... Aku memohon kepada - Mu, sampaikanlah perjalananku dalam kecintaan - Mu. Amin ya Rabb...

3.4.12

Keutamaan Menegakkan Shalat?!

Bibir yang senantiasa bersyukur ada pada diri yang tak pernah kufur. Hati yang senantiasa berdzikir akan ada pada pribadi yang tak pernah kikir. Jiwa yang senantiasa bertasbih akan dimiliki oleh diri yang selalu berjuang gigih. Dan mata yang senantiasa terjaga untuk bermunajat kepada - Nya akan ada pada pribadi yang bertaqwa. Itulah ciri - ciri muslim sejati. Yang tiada waktu untuk menghabiskan segala hal di dalam hidupnya kecuali untuk menyembah kepada Allah SWT. Karena memang itu adalah tujuan muslim sejati tersebut. Segala hal yang ada dan melekat pada dirinya bukanlah candu yang melemahkan dan melupakannya dari tujuan awalnya. Di dalam dirinya dia sadar dan menyadari bahwa Allah SWT selalu bersamanya, dan dia dalam perlindungan Allah SWT. Tidak akan dia sekalipun meninggalkan perintah Allah SWT walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Karena dia menyadari bahwa kematian itu adalah sesuatu yang haq dan menjadi milik Allah SWT semata, oleh karena itu dia tidak akan takut akan apa pun di muka bumi ini.

Terbayang luas ketinggiah akhlaq sahabat Nabi SAW. Dan hal ini sungguh terasa sangat sempurna mengingat sebelumnya kebanyakan dari mereka semua adalah orang - orang yang dulunya sangat memusuhi Rasullullah SAW. Tidak ada satupun dari sahabat - sahabat Rasullullah SAW tersebut yang tidak mengindahkan ajaran Rasullullah SAW. Bahkan pernah ada suatu riwayat yang mengatakan pada saat khalifah Usman ibn Affan terkena panah di salah satu bagian kakinya, beliau meminta kepada sahabat - sahabatnya yang lain untuk mencabut panah tersebut saat beliau sedang menjalankan perintah shalat. Hal ini dilakukan karena memang sahabat Usman ibn Affan terkenal sebagai salah seorang sahabat yang sangat khusyu' dalam beribadah, utamanya adalah sholat.

Tak ketinggalan dengan juniornya Sang Amirul Mukminin, Umar ibn Khattab juga sangat mengistimewakan shalat ini. Bahkan diriwayatkan beliau hingga begitu ketakutan sesaat sebelum beliau mendirikan shalat. Hal ini dikarenakan karena beliau sungguh sangat berharap - harap cemas apakah ibadah shalat beliau tersebut nantinya akan ditermia Allah SWT atau tidak dan ataukah Allah SWT berkenan untuk mendengar segala keluh kesah dan mengabulkan doa - doa yang dimunajatkan oleh Sang Amirul Mukminin tersebut. Sungguh sesuatu yang sangat istimewa dan tinggi sekali untuk ukuran manusia. Tetapi apakah kita tidak bisa untuk melakukannya? Tentu bisa!

Tak dapat dipungkiri kalau hidayah dan pertolongan Allah SWT merupakan kunci utama bagi setiap makhluk di dunia ini untuk melaksanakan segala aktivitas maupun mencapai segala keinginannya. Tetapi hal itu juga tidak boleh menjadi acuan semata. Karena sudah kewajiban kita sebagai seorang makhluk untuk terus berdoa dan berusaha agar kualitas diri dan kerohanian kita menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Kemudian kita hanya bisa memasrahkan segala sesuatunya kepada Allah SWT. Tentu dengan disertai keyakinan bahwa Allah SWT tidak akan menelantarkan hamba - Nya. Dan segala hal yang terjadi pada diri kita ini adalah yang terbaik menurut Allah SWT.

Salah satu cara yang mungkin bisa dirawarkan untuk membumikan shalat ini dapat dilakukan secara perlahan dan perlahan. Terpenting adalah istiqomah dalam melaksanakan waktu shalat sesuai dengan waktunya. Kemudian yang berikutnya yang harus dilakukan untuk membumikan sholat adalah dengan kejujuran. Kejujuran dalam melaksanakan ibadah bila dapat kita lakukan dengan istiqomah dan penuh kesungguhan akan melahirkan kualitas diri yang lebih baik dari pada sebelumnya. Hal ini karena di dalam pribadi yang jujur tersebut akan terselip keinginan untuk menjadi lebih baik lagi dan rerus menjadi lebih baik lagi dari saat ini. Sikap kejujuran ini merupakan hal yang penting dan menjadi handicap bagi setiap manusia. Tentu saja hal itu bergantung pada setiap diri manusianya itu sendiri. Dan kejujuran ini sendiri sangat sulit untuk dilakukan. Perlu keberanian, keyakinan, keistiqomahan, serta hidayah dari Allah SWT untuk melakukannya. Sesuai dengan salah satu sabda Nabi berikut ini: "Pilihlah kejujuran, sekalipun kalian menyaksikan di situ ada kecelakaan. Karena sesungguhnya di dalam kejujuran itu ada keselamatan." (HR. Ibnu Dunya)

Sejatinya banyak hal positif yang dapat kita petik dari sholat. Dalam bidang keagamaan misalnya kerugian meninggalkan sholat dapat terangkum seperti berikut ini : Kerugian meninggalkan shalat subuh dapat memudarkan cahaya wajah; Lalu kerugian meninggalkan shalat dhuhur dapat menghilangkan berkah pendapatan; Kemudian kerugian meninggalkan shalat ashar adalah nantinya akan dapat mengganggu kesehatan tubuh; Kerugian meninggalkan shalat maghrib dapat menghilangkan pertolongan anak di akhirat kelak; Kemudian kerugian meninggalkan shalat isya' akan menghilangkan kedamaian dalam tidur.

Lalu mengapa kita masih meninggalkan shalat?

2.4.12

Metamorfosis Manusia

Pernah ada suatu kisah perjuangan tentang seorang anak kecil yang hidupnya sungguh menderita. Dia di haruskan untuk membantu kehidupan keluarganya. Ayahnya di tangkap oleh tentara Indonesia pada saat itu karena di anggap sebagai mata - mata Jepang. Sedangkan adik - adiknya sangatlah banyak, dan dia merupakan anak pertama. Hidupnya tiada lain tidak berguna sebelum sang ayah dibawa oleh tentara Indonesia. Sang anak tadi hanya menghabiskan waktunya hanya untuk bermain dan bermain. Tidak pernah belajar dan juga tidak pernah mengindahkan perkataan kedua orang tuanya.

Semenjak sang ayah ditangkap oleh tentara Indonesia kehidupan sang anak badung tadi juga ikut berubah. Dia menjadi semakin memperhatikan keluarga. Seluruh hidup dan tenaganya tercurahkan untuk membantu sang bunda berjualan demi menghidupi kehidupan keluarganya. Harapannya tidaklah muluk - muluk. Dia hanya ingin melihat sang adik berbahagia dan tidak lagi menderita seperti masa kecil mereka. DIa hanya ingin meringankan beban sang bunda yang telah merenta karena peluh dan dahaga kehidupan yang semakin lama semakin berat dirasakannya.

Kini beberapa saat telah berselang. Sudah hampir separuh abad dia hidup dengan keinginan seperti itu. Dan kini dia merasakan nikmat dari setiap tindakannya. Adik - adik beliau telah dia antarkan kepada taraf hidup yang lebih baik dari sebelumnya. Dia mampu menjadi pengganti sang ayahanda - yang bersama sang bunda - harus menjadi tulang punggung keluarga baik dalam masalah dunia maupun akhirat. Dan kini dia merasakan kehidupannya sungguh sangat sempurna. Dia telah melupakan segala kenangan saat dia masih muda dan harus bersusah payah demi menghidupi keluarganya. Dia telah melupakan mimpi dan cita - citanya sejak kecil demi meraih mimpi dan cita yang lebih besar atas nama adik - adiknya yang telah menjadi tanggungan bagi dirinya. Dia telah dengan sangat sempurna mampu menjalankan peran ayah dengan sangat baik walaupun dia sendiri juga membutuhkan figur sang ayah di dalam kehidupannya. Sungguh tidak semua manusia diberikan kepercayaan dari Allah SWT untuk mendapatkan ujian dan berkah seperti itu di dunia ini. Dan hasilnya? Seperti yang telah di bayangkan sebelumnya, kini dia berhasil bertaruh atas nama sang adik. Dia juga berhasil meraih cita atas nama keluarganya. Satu yahg harus diperhatikan disini adalah bahwa segala mimpi dan cita - citanya telah terbayarkan dengan sangat sempurna. Allah SWT telah membayar hasil jerih payahnya atas nama keluarga tersebut dengan mengabulkan segala pinta dan memudahkan segala usahanya dalam meriah mimpi dan cita - cita pribadinya.

Tahukah kita dengan kerang dan kupu - kupu? Sungguh Allah SWT telah memberikan pelajaran hidup yang baik dari semua makhluk yang ada di sekitarnya. Kerang dan kupu - kupu merupakan salah satu makhluk Allah SWT yang harus menderita terlebih dahulu sebelum menerima karunia Allah SWT yang Maha Indah. Kita ambil contoh kerang, Kerang adalah salah satu makhluk Allah SWT yang mampu menghasilkan mutiara. Dan tahukah kita, kalau dalam proses pembuatan mutiara tersebut kerang tersebut sungguh sangat menderita? Kerang tersebut menderita karena dia harus menahan sakit akibat adanya pasir yang masuk ke dalam tubuhnya. Dan kerang tersebut harus beradaptasi dengan rasa sakit tersebut agar tetap hidup. Dan hasilnya seperti yang kita ketahui, karena kesabaran dan juga ketekunannya dalam menahan rasa sakit tersebut maka sang kerang dapat membuat mutiara yang berasal dari pasir yang masuk ke dalam tubunya dan kemudian diselimuti oleh lendir dari kerang tersebut. Pasir yang pada awalnya mencederai dan menyakiti tubuhnya itu kini berubah menjadi sesuatu yang bermanfaat tinggi bagi semuanya.

Serupa tetapi tidak sama dengan kupu - kupu. Proses metamoorfosis kupu - kupu juga dimulai dengan sesuatu yang sangat menyesakkan bagi kupu - kupu itu sendiri. Dia harus dengan sabar menunggu selama kurang lebih tiga minggu untuk menjadi seorang kupu - kupu dari seekor ulat. Banyak pantangan yang harus dikerjakan oleh sang ulat kecil sebelum dia berubah menjadi kupu - kupu yang indah, Dan begitu masa metamorfosisnya telah selesai, maka semua yang ada di dunia pun akan mengetahui betapa indahnya dia. Sebuah proses kesabaran, keikhlasan, dan keyakinan akan takdir Allah SWT yang dijalani oleh kupu - kupu dengan sungguh - sungguh telah menghantarkan dia kepada kenikmatan dunia yang insya allah juga akan diikuti oleh kenikmatan akhirat nantinya. Yang dirasakan sang kupu - kupu hanyalah ungkapan rasa syukur karena telah melewati salah satu fase di dalam hidupnua. Sementara masih ada beberapa fase lagi yang harus dia lewati sebelum dia kembali kepada pencipta - Nya untuk selama - lamanya. Sang kupu - kupu tidak pernah mengetahui warna sayapnya dan betapa indahnya sayapnya bagi mereka - mereka yang melihatnya.

Seperti halnya juga kita. (manusia), yang tidak pernah mengerti seberapa indah dan tingginya kualitas diri kita dimata Allah SWT bila kita juga mampu untuk berbuat seperti sang kerang dan juga kupu - kupu pada fabel di atas. Kesabaran, keyakinan, dan keridlaan akan ketetapan Allah Yang Esa kepada diri kita akan meningkatkan kualitas diri kita menuju ke dalam jajaran orang - orang (makhluk - makhluk) yang menerima karunianya berupa iman, taqwa, dan islam secara utuh. Makhluk - makhluk yang selalu yakin akan ketetapan Allah SWT walaupun pahit yang dirasakan di awalnya, selalu tersenyum dalam setiap musibah, tegar dalam setiap pendirian, dan teguh dalam menghadapi ujian.  Karena hanya DIa yang Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Tak pernah berputus asa dan selalu yakin akan doa yang di haturkannya sebagaimana dalam sebuah hadist Nabi SAW bersabda yang berbunyi: "Apabila kamu memohon sesuatu kepada Allah SWT, maka memohonlah kamu dengan penuh keyakinan bahwa doamu akan terkabul!" (HR. Ahmad)

Sometimes Allah SWT breaks our spirit ot save our soul. Sometimes He breaks our heart to make us whole. Sometimes Allah SWT allows us pain so we can be stronger. Sometimes Allah SWT sends us failure so we can be humble. Sometimes He allows illness so we can take better care of ourselves. And sometimes He takes everything away from us so we can learn the value of everything He gave us. Make plans but understand that we livw by Allah SWT's grace.

Subhanallah... Semoga Allah SWT melihat dan menggolongkan kita sebagai seorang yang indah di mata - Nya. Amin...

1.4.12

Lelah dan Takut di Jalan Dakwah

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya tiada satu yang paling berkesan di dunia ini selain adanya iman di hati manusia. Iman yang Allah SWT tanamkan kepada kita, serta kekuatan untuk menjaga dan selalu memperkuat iman kita tersebut. Nafsu yang di anugerahkan kepada kita sungguh dapat menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi kita membutuhkannya untuk menambah kadar iman dan kualitas maupun kuantitas ibadah kita hanya untuk menyembah Allah SWT. Sementara itu di sisi lain nafsu yang Allah SWT sematkan di dalam diri kita dapat menghancurkan kehidupan dan jiwa kita di dunia dan terlebih di akhirat kelak. Oleh karena itu kesungguhan dan usaha kita serta keistiqomahan kita dalam menjaga kualitas iman dan islam adalah suatu keharusan untuk dijaga dan ditingkatkan.

Dalam beberapa hal dan waktu yang mungkin tidak dapat kita perkirakan, terkadang kita ingin untuk menyerah dan sedikit keluar dari batas rutinitas kita sehari - hari. Hal itu merupakan hal wajar yang bila dapat kita ambil sisi positifnya maka hal itu dapat me - refresh diri kita sebelum kita kembali kepada rutinitas ibadah dan kehidupan kita. Satu yang mesti kita ingat, adalah kapan kita akan kembali ke rutinitas kita seperti biasanya? Terkadang kita lupa dan lebih memilih rutinitas sampingan kita ketimbang rutinitas kita yang sebelumnya. Dan semakin lama dan semakin lama kita akan melupakan rutinitas kita yang sebelumnya dan akan memilih rutinitas kita yang terbaru. Perlu kualitas iman, islam, dan taqwa yang sangat mumpuni untuk menjaga diri ini agar tidak terlalu jauh menyimoang dari rutinitas yang sebelumnya telah kita ambil. Rutinitas yang dapat meningkatkan iman dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Kalau kita menyadari dan mengetahui kalau Allah SWT selalu melihat dan mengawasi setiap kegiatan kita, lalu mengapa kita mau berlama - lama dalam rutinitas yang tidak dapat meningkatkan kualitas iman dan ketaqwaan kita? Malah kita justru lebih asyik dengan rutinitas baru yang belum tentu jelas juntrungannya. Apapun yang kita lakukan, seberapa matang perencanaan kita terhadap dunia, ataupun setinggi apa cita - cita kita terhadap dunia ada tiga hal yang harus kita perhatikan. ketiga perkara itu dapat menyelamatkan, yaitu: 1. Takut kepada Allah SWt secara sembunyi dan terang - terangan; 2. Sederhana tatkala kaya maupun kurang; 3. Dan adil tatkala ridha dan amarah (HR. Ath - Thabrani! selain itu juga dalam al - quran Allah SWT juga menjelaskan tentang beberapa hal yang disukai - Nya dan dapat membuka pintu rahmat - Nya. Hal tersebut sangat menguras tenaga, emosi, maupun waktu kita. Tetapi bila itu adalah harga dari keridhaan Allah SWT maupun cinta Rasullullah SAW lalu mengapa kita harus ragu untuk melakukannya? Hal - hal yang disukai Allah SWT dan rasulnya tersebut adalah:
1.  Kelelahan dalam berjihad (QS. 9: 111)
2. Kelelahan dalam berdakwah (QS, 41: 33)
3. Kelelahan dalam beribadah dan beramal shaleh (QS. 29: 69)
4. Kelelahan dalam mengandung, melahirkan, dan menyusui (QS. 31: 14)
5. Kelelahan dalam mencari nafkah (QS. 62: 10)
6. Kelelahan dalam mengurus keluarga (QS. 66: 6)
7. Kelelahan dalam belajar (QS. 3: 79)
8. Kelelahan dalam kesusahan, kekurangan, dan sakit (QS. 2: 155)
Akan banyak sekali godaan dan tantangan bagi kita untuk melakukan sesuatu yang dicintai Allah SWT dan rasul - Nya tersebut. Baik itu godaan yang berasal dari luar maupun yang berasal dari dalam diri kita. Tetapi pada saat kita telah lelah dan ingin menyerah ingatlah akan janji Allah SWT dan juga harga yang nantinya akan kita terima baik itu di dunia maupun di akhirat.

Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, dan tidak akan pernah ada manusia yang tidak melakukan kesalahan di muka bumi ini. Terpenting adalah bagaimana kita belajar terhadap kesalahan kita tersebut sembari berharap kita dapat mengulang semuanya untuk merubah segala dosa dan kesalahan kita, tak lupa kita juga harus bertobat akan dosa dan kesalahan kita tersebut seperti yang diajarkan oleh Nabi SAW dalam sebuah hadist yang berbunyi: "Kalau kamu ingin menutuo\pi kekuranganmu, maka basahilah selalu lidahmu dengan berdzikir kepada Allah SWT." (HR. At - Tirmidzi dan Ibn Majah)