"Heart of Aper_Runia"

Foto saya
Stay Cool and Stay Humble... I'll be what I believe :O

29.11.13

Refrain

Merindukanmu... Di setiap hembusan nafasku kini...
Kau dimana? Bahkan aku tak mampu untuk katakan itu...
Kesibukanmu dengan duniamu dan kawan - kawanmu yang lucu
Aku tak mau mengusik itu...

Harapan... Sungguh tak nyaman diriku kau temui...
Sungguh pekat malam ini berteman sepi...
Walau kau adalah alasanku untuk berdiri...
Tapi malam ini pergilah kau dari hati...

Harapan... Betapa kecewa diriku saat ini...
Menanti kabar yang tak kunjung menghampiri...
Kelam bergelayut dalam dada dan otakku kini...
Entah apa yang nanti akan terjadi...

Disini sepi... Pikiranku jauh tinggalkan ragaku dalam sepi...
Terbaring lemas tak kuasa untuk berdiri melawan sepi
Berkawan celoteh ibu - ibu yang datang menghampiri
Tapi entah mengapa aku masih tetap merasa sepi...

Tiba - tiba kau menghilang tanpa pesan
Bagaikan pisau yang menusuk dalam dada
Adakah khilaf yang telah lukai dalamnya sukma?
Ahh... Ku sudah tahu jawabnya...

Inikah yang kau mau?
Ataukah hanya egoku yang menginginkanmu?
Ataukah memang ini yang kau mau?
Aahh sudahlah...

Katakanlah...
Walaupun itu buaian caci yang harus kutemui
Katakanlah...
Walau nanti aku tetap akan berteman sepi...

3 Pikiran Sederhana Akan Ibadah

Kita yang terbatas sering sekali bertindak di luar batas. Merasa diri kita lebih hebat dari segalanya, dan tak mempedulikan orang - orang di sekitar kita. Entah sudah berapa kali kita melanggar janji kita kepada Allah SWT. Hal yang harusnya tidak patut untuk dilakukan oleh makhluk sempurna seperti kita. Dan entah sudah berapa kali pula Allah SWT selalu mengampuni kesalahan kita yang telah lalu tersebut.

Para nabi dan rasul utusan Allah SWT yang berjumlah ribuan tersebut di utus ke dunia hanya untuk menyampaikan satu hal. Risalah kenabian beliau - beliau tersebut berujung kepada ketauhidan bagi seluruh makhluk di bumi ini. Menegakkan kalimat "La illa ha illallah" dan mencegah kemungkaran. Memberikan manfaat kepada seluruh alam dan berdakwah atas nama - Nya.

Entah kita ini yang tidak mengerti atau pura- pura bodoh atas segala sesuatunya. Karena kalau kita perhatikan dengan seksama segala perintah dan larangan Allah SWT tersebut memang benar adanya. Semua untuk kebaikan kita, dan untuk menuntun manusia menjadi pribadi yang jauh lebih sempurna kembali, Nafsu dan akal yang kita miliki sudah sepatutnya untuk kita pergunakan sebagaimana mestinya, yaitu untuk bertafakur atas segala ciptaan Allah SWT yang sudah sangat nyata tampak di depan kita. Bukan malah untuk memuaskan keinginan pribadi sebagaimana kaum - kaum yang tersesat...

Kita menyadari bahwa dunia ini hanya sementara, dan sudah sering sekali kita dengar bahwa kehidupan akhirat itu jauh lebih nikmat dan lebih dari segalanya ketimbang dunia. Jauh sekali... Kalau bisa dipresentasikan maka, nikmat dan siksa Allah SWT untuk setiap makhluk - Nya di dunia ini hanya diberikan sebesar 5% saja. Lalu sisanya? Ada di akhirat kelak...

Lalu apakah kita masih perlu alasan lagi untuk taat kepada Allah SWT? Padahal sekiranya kita menyadari bahwa Allah SWT memang pantas untuk disembah dan ditaati - melalui ajaran dinul Islam yang suci. Secara matematis dan hitung - hitungan dagang, paling tidak ada 3 hal yang menguntungkan bila kita menyembah Allah SWT. Ketiga hal tersebut adalah:

1. Berkaitan dengan janji kita terhadap Allah SWT
Pada saat kita masih berada di dalam kandungan ibu kita, sekitar usia 4 bulan Allah SWT meniupkan ruh kepada janin ibu kita. Dan tahukah bahwa sebelum ruh tersebut Allah SWT tiupkan ke janin ibu kita kita telah berjanji dan bersaksi akan keagungan Allah SWT? Sekarang coba bayangkan saja kepada diri kita sendiri, seandainya ada salah satu kerabat kita yang selalu berjanji kepada kita lalu diingkari. Bagaimana perasaan kita? Sama seperti Allah SWT, kita masih diberi kesempatan hingga maut menjemput kita.

2. Kemuliaan
Pernahkah kita memikirkan mengapa syariat yang diajarkan dalam islam itu ketat? Seperti sholat lima waktu sehari, atau berpuasa satu bulan penuh sekali dalam setahun? Dalam ilmu medis mungkin sudah banyak sekali penjelasan akan keutamaan hal tersebut. Lalu masih adakah lagi yang bisa kita dustakan akan perintah Allah SWT ini? Kita berbeda, dan sejatinya perbedaan ini membuat kita menjadi mulia. Coba bayangkan saja, dalam ajaran islam ini kita "Bertemu" dengan Allah SWT - Tuhan kita - itu 5 kali minimal dalam satu hari. Kita diajarkan untuk menahan sesuatu yang sangat baik dan halal untuk diri kita. Apa tujuan dari itu semua? Kemuliaan... Kemuliaan sikap dan kemuliaan akhlaq kita yang membedakan antara diri kita dan makhluk - makhluk Allah SWT lainnya.

3. Keuntungan
Saat kita sudah mulia sudah pasti bukan kita akan beruntung? Entah itu dihadapan Allah SWT dan terlebih di hadapan sesama manusia. Sejatinya kita akan sangat beruntung bila kita hanya bergantung kepada Allah SWT semata. Kita akan sangat beruntung bila menyadari bahwa semua ini hanyalah titipan belaka. Kita sangat beruntung bahwa semua yang kita rasakan dan derita saat ini adalah bentuk rasa cinta Allah SWT kepada kita. Kita sangat beruntung bila kita menyadari bahwa kita bebas untuk berkeluh kesah dan menyatakan perasaan kita tanpa batas melalui Tuhan kita. Kita sangat beruntung, bukan?

Lalu nikmat - Nya manalagi yang mampu kita dustakan?

18.11.13

Masih haruskah ada kemiskinan?

Dalam sebuah hadist Rasullullah SAW pernah bersabda, "Kejarlah dunia seolah - olah kau akan hidup selamanya. Tetapi bersujudlah seolah - olah kau akan wafat esok pagi." Hadist yang sangat terkenal tersebut meminta manusia berimbang dalam hal keduniawian serta akhirat. Sejatinya memang dunia ini adalah sarana untuk menuju akhirat, bukannya sebaliknya.

Di dalam kehidupan bermasyarakat dengan beragam orang dengan latar belakang yang berbeda harusnya membuat kita semakin menyadari tentang kebesaran Illahiah Allah SWT. Begitu kuasanya Dia Sang Maha Pencipta yang mampu untuk membuat skema kehidupan yang begitu rumit dan detail seperti ini.

Di dalam kehidupan bermasyarakat sendiri terdapat beberapa orang yang diberikan kelebihan dalam hal kesempatan dan kemampuan untuk menggenggam dunia dengan ilmu pengetahuannya. Ada juga beberapa orang yang diberikan Allah SWT kelebihan dalam mengerti ilmu - ilmu Illahiyah Allah SWT baik yang tampak maupun tidak. Ada juga beberapa orang yang Allah SWT tidak berikan kelebihan dan kemampuan apa - apa karena sejatinya karena kesalahannya sendiri.

Dengan begitu di tengah masyarakat yang begitu pluralisme seperti Indonesia diperlukan berbagai tingkat disiplin ilmu yang saling terkait satu dengan lainnya untuk mengatasi permasalahan masyarakat yang kini melanda. Terlebih dalam hal ekonomi.

Pernah saya membaca suatu berita di salah satu surat kabar di Surabaya yang mengatakan diperkirakan Indonesia akan menuju kepada tingkat negara maju pada tahu 2042 kalau saya tidak ingat, dengan Malaysia merupakan negara Asia Tenggara tercepat yang akan menuju ke fase negara maju - diperkirakan pada tahun 2020 besok.

Menurut saya hal ini cukup menggelitik, karena sejatinya kita mampu untuk menjadi "Negara Sejahtera" lebih cepat dan lebih baik daripada siapapun. Melihat besarnya jumlah rakyat Indonesia serta masih adanya potensi - potensi keekonomian yang belum tereksploitasi dengan sempurna.

Saya tidak paham dengan teori ekonomi yang begitu njelimet. walaupun saya merupakan sarjana dari salah satu universitas terbaik di Indonesia. Ini hanya pengandaian kecil bagi pemikiran bodoh - bodohan saya saja. Seandainya saja orang yang sudah berpenghasilan - berapapun - itu menyisihkan penghasilannya sebesar minimal 2,5% saja setiap bulan dan dikelola oleh suatu lembaga terpercaya - baik itu dari pemerintah maupun swasta - maka bisa diperkirakan potensi modal usaha yang bisa didapatkan bukan? Katakanlah orang berpenghasilan di Indonesia ini sekitar 10 juta orang, dan penghasilan yang disisihkan setiap bulan minimal 10 ribu rupiah saja. Sudah bisa dipastikan bukan potensi modal usaha per bulan dari masyarakat Indonesia. Itu hanya asumsi dasar, karena saya yakin potensi masyarakat Indonesia jauh lebih besar daripada itu...

Dan dana - dana yang diperoleh dari masyarakat tadi diputar untuk usaha maka bisa dibayangkan bukan bagaimana multiplier effect yang akan nanti diperoleh? Kita bisa mulai dengan menggunakan koperasi sebagai badan usaha untuk menampung kegiatan perekonomian masyarakat suatu daerah. Dan spesialisasi kegiatan produksi untuk suatu wilayah, maka dalam jangka waktu yang tidak akan lama angka kemiskinan akan dapat berkurang dengan angka angkatan kerja yang terus meningkat setiap tahun.

Anggaplah contoh, Kalimantan membentuk koperasi dengan hasil utama menghasilkan barang - barang meubel. Maka Sulawesi mungkin membentuk koperasi dengan hasil utama dalam bidang perikanan. Bisa berupa sarden, atau bentuk - bentuk pengawetan ikan lainnya.

Yang perlu diperhatikan disini koperasi tersebut berasaskan untuk mensejahterakan anggota. Hal ini berarti kegiatan utamanya ya untuk mensejahterakan anggota, seperti menjual sembako dan lain sebagainya. Contoh pada paragraf di atas bisa dikatakan adalah hasil dari kegiatan perekonomian suatu koperasi yang awalnya bertugas mensejahterakan anggota untuk lebih mampu lagi mensejahterakan anggotanya. Atau dalam bahasa bisnisnya ekspansi kegiatan usaha yang dilindungi oleh pemerintah melalui regulasi - regulasi serta pemberian fasilitas secara umum.

Bingung nggak sih? Karena jujur saja saya yang nulis juga bingung, hanya saja secara garis besar seperti itulah gambaran yang bisa saya berikan.

Kita juga bisa membuat produk "Ekspor Rasa Lokal" dengan meniru barang - barang luar negeri yang dijual di pasaran kita dengan nantinya akan dijual kembali menggunakan merk luar tersebut atau "New Local Brand of Indonesia". Itu terserah nanti. Semakin gencar kampanye "Cinta Indonesia" dan dibumbui dengan rasa nasionalisme serta rasa memiliki antar kesukuan yang masih sangat kental hal ini bisa memberikan stimulus yang sangat besar kepada pasar Indonesia untuk beralih segmentasi menggunakan barang - barang lokal.

Tentu banyak sekali perdebatan yang akan timbul terkait hal ini. Atau mungkin pendapat yang tidak berdasar. Atau justru pendapat sampah. Hanya saja ini saran saya bagi kemajuan perekonomian Indonesia, terserah pendapat orang seperti apa. Kalau memang ada pendapat yang lebih efektif dan mampu untuk dilakukan, monggo saya terbuka sekali untuk menerimanya...

Yang jelas menyadur salah satu tweet dari followers Presiden Jancukers, @sudjiwotedjo "Negeri ini akan makmur kalau yang kaya tidak pelit untuk berbagi kekayaanya dan yang pintar tidak pelit untuk berbagi ilmunya." Kalau tidak sekarang, kapan lagi?

6.11.13

Jodoh Pasti Bertemu

Di bawah sinar rembulan ku menunggu
Tak terhitung waktu saat aku terjatuh
Menghapus jejak dan torehkan awal yang baru
Tanpamu disisi walau tetap aku nanti

Entah apa yang terjadi
Seperti matahari yang tak henti menyinari
Kau tetap ada di hati yang pedih
Tak terbatas hati untuk dicaci
Tak berbelas kasih yang telah kuberi

Di balik rerumputan ku melihat wajah seorang hawa yang bersinar menembus cakrawala
Temaram malam tak kuasa menutup cahayanya yang sungguh tanpa cela
Entah apa yang terasa, tak pernah mati untuk selalu menantinya

Balutan kisah tak henti untuk dirajut
Balutan cinta tak henti untuk disemai
Walau tiada hati yang lagi ada di sisi diri
Tapi aku akan kembali untuk mempertanyakan cintamu yang suci

Pergilah...
Bila kaulah pengisi jiwaku
Kau akan kembali lagi kedalam dekapanku

Atau aku yang harus pergi?
Menuruti hati dan ingin pribadi
Tapi bila aku lah pengisi jiwamu
Nanti ku akan kembali ke haribaanmu

2.10.13

Bijak Menyikapi Kemenangan Dengan Cara Nabi Sulaiman a.s.

Semua orang tentu berharap kemenangan, bukan kekalahan. Untuk meraihnya berbagai upaya dan sumber daya dipersiapkan. Perjuangan dan pengorbanan pun siap dikerahkan semuanya demi merebut kemenangan. Sesekali orang tentu pernah merebut kemenangan yang besar atau kecil dalam momen yang berbeda - beda. Saat kemenangan diraih, biasanya muncul rasa bangga.

Tetapi tidak semua orang menyikapi sebuah kemenangan dengan sangat bangga. Ada seseorang yang menyikapinya bukan dengan sorak sorai. Padahal kemenangan yang diperolehnya tersebut bukanlah sembarnag kemenangan. Setelah ia dapat mengambil kerajaan lainnya, ia tidak kehilangan kendali sama sekali. Bukan kebanggan yang menyeruak tetapi justru rasa takut dan khawatir. Begitu melihat singgasana lawannya itu telah berada di hadapannya, ia pun berkata, "Ini termasuk karunia Tuhanku yahg mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat - Nya)." (27: 40)

Kemenangan baginya adalah cobaan dari Allah SWT apakah dirinya termasuk hamba yang bersyukur atau hamba yang kufur nikmat. Dia adalah raja yang kaya raya sekaligus rasul yang sungguh mulia, Sulaiman 'Alaihis-salam. Di tengah gaya hidup yang cenderung mengagungkan dunia dan membesarkan ego tampaknya kita perlu belajar menyikapi kemenangan dengan lebih bijak. Betapa banyak orang yang mendapat kemenangan karena salah bersikap justru menjadi lupa diri dan terjerumus dalam kehinaan. Hanya kemengan yang disyukuri secara benar saja yang berbuah kemuliaan yang hakiki.

Merujuk pada Imam Al - Ghazali, ekspresi syukur meliputi tiga hal:
1. Ilmu
Seluruh kemenangan yang kita peroleh tersebut atas ijin Allah SWT. Secara keilmuan ia menyadari dan sadar bahwa pemberi kemenangan adalah Allah SWT. Imam Al - Ghazali menjadikan hal ini sebagai bagian rasa syukur yang pertama. Karena itu yang mesti diingat pertama kali saat meraih kemenangan adalah Allah SWT.

Ingat kepada Allah SWT inilah yang diteladani secara sempurna oleh Nabi Sulaiman a.s. saat dapat mengambil tahta ratu Bilqis. Ia tidak kehilangan kesadarannya. Yang pertama kali diucapkan bukan "Inilah aku", tetapi "Ini termasuk karunia Tuhanku." Padahal dengan merebut tahta tersebut sang Nabi memiliki kekuasaan tiada terkira di wilayah yang dulu menjadi musuhnya tersebut. Bila tahta sebagai tujuan mendapat kemenangan seperti Nabi Sulaiman a.s., tentu akan membusungkan dada. Namun Nabi Sulaiman a.s. sadar karunia dunia ini adalah ujian semata. Dia bukan pertanda kemuliaan. Kemenangan yang membuat seorang menjadi sombong, justru menjadikannya terhina di hadapan Allah SWT.

2. Rasa Senang
Seseorang yang mendapatkan kemenangan tentu akan merasa senang hatinya. Namun rasa senang ini bisa membuat orang lupa diri bila tak terkendali. Kita senang mendapatkan kemenangan, tetapi ingatlah selalu bahwa tujuan tertinggi kita bukanlah dunia ini. Kita terima dengan suka cita segala pemberiannya. Imam Asy - Syibli mengatakan bahwa syukur bukan melihat pemberian, tetapi lebih melihat Yang Maha Memberi. Imam Al - Ghazali menempatkan ini sebagai bagian kedua dari rasa syukur. Yaitu secara afeksi ada keadaan hati yang senang kepada Allah SWT.

Seseorang yang lebih mencintai karunia daripada pemberinya berarti ia telah tertipu dengan dunia. Perjalanannya menuju Allah SWT telah terhalang dunia. Padahal dunia ini fana, dan kita semua akan meninggalkan semuanya. Dan sang Nabi Sulaiman a.s. sama sekali tidak tertipu oleh harta dunia yang telah diperolehnya dari Ratu Bilqis. Saat utusan sang ratu menghadiahi harta yang banyak tetapi dengan syarat sang nabi menghentikan agresinya, Nabi Sulaiman a.s. menolaknya. Ia merasa Allah SWT telah memberikan yang lebih baik daripada itu.

3. Kegunaan
Seseorang yang menganggap kemenangan itu hanya semata dari dirinya akan menggunakan karunia itu hanya demi kepuasan dan kebanggaan dirinya saja. Seperti inilah sikap Qarun, ia merasa hartanya yang banyak itu semata karena ilmunya. Ia merasa tak perlu untuk berinfaq atau berzakat kepada yang membutuhkan.. Ia merasa telah mendapat kemuliaan dari hartanya yang banyak itu. Padahal dengan tidak melaksanakan perintah Allah SWT justru kufur nikmatlah yang Qarun terima di dunia ini terlebih di alam nanti.

Kadang orang menganggap dengan mendapat harta dan tahta dirinya otomatis mulia. Padahal hakikatnya semua itu hanyalah cobaan Allah SWT kepada hamba - hamba terpilih - Nya. Bila ia mendapatkan dengan cara halal dan menggunakannya di jalan Allah, tentulah mendapatkan kemuliaan. Inilah aspek ketiga syukur menurut Imam Al - Ghazali. Tetapi bila karunia digunakan untuk kesombongan, jelaslah akan mendapat kehinaan bahkan meski cara mendapatkannya secara halal. Tetapi jika lupa amal ibadahnya, pertanggung jawaban Allah SWT menanti di alam nanti.

1.10.13

Dzikir Cinta: "...Izinkan Aku Mencintaimu..."

Disadur dari: www.facebook.com/DzikirCinta/posts/645845778767525

Bismillahir-Rahmaaniir-Rahiim...

Alkisah di suatu daerah terdapat seorang dara yang cantik jelita serta muslimah. Wanita idaman bagi setiap pria yang mengenalnya. Fatimah namanya... Anak seorang terpandang di kampungnya. Selama tiga tahun terakhir, Fatimah memperdalam ilmu agama dan belajar mengaji pada seorang ulama besar yang cukup ternama di daerahnya. Setelah ia menyelesaikan studinya, Fatimah yang semakin terlihat cantik jelita kembali pulang untuk mengabdikan ilmu yang selama ini dipelajarinya.

Fatimah menyadari tugasnya sebagai seorang muslimah, sebagai seorang khalifah, serta sebagai seorang wanita ia pun kembali memasuki kehidupan masyarakat luar. Orang - orang yang memandangnya tak ubahnya seperti sekuntum mawar putih yang tumbuh di antara rumput ilalang. Semua lelaki memujanya. Gadis percampuran darah Belanda dan Indonesia yang dimilikinya membuat ia laksana Monalisa Abad XI yang tampak nyata dan ia hidup. Jika ada orang yang mengatakan bahwa tidak ada bidadari di dunia ini, maka hal itu tidak sepenuhnya benar. Karena Fatimah adalah salah satu bukti nyatanya.

Ulama - ulama dari seberang pulau seringkali datang melamarnya. Bahkan tak jarang sahabat ayahnya sendiri yang mencoba melamar Fatimah untuk anak laki - lakinya. Tetapi ayah Fatimah yang memiliki hati yang teduh itu menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada anaknya. Tetapi sebagai seorang anak yang shalihah, Fatimah justru menyerahkan hal sakral tersebut kepada ayahandanya. Menurutnya, sang ayah tahu apa yang terbaik baginya.

Fatimah sangat mengagumi ayahnya karena beliau adalah lelaki pertama yang dikenal dalam hidupnya. Seorang lelaki yang bertanggung jawab, selalu tersenyum kepada meski dalam keadaan marahnya pun, ia adalah lelaki yang selalu mengutamakan ibadah kepada Allah SWT. Bahkan Fatimah seringkali berucap, "Jika Allah SWT mendatangkan seseorang untuk menemani hidupku, biarlah ia seperti ayahku."

Tak diduga dan tak dinyana, tanpa sepengetahuan Fatimah ternyata sang ayahanda diam - diam telah menjodohkannya dengan anak seorang ulama besar yang juga merupakan sahabat baiknya. Fatimah terkejut dan tak percaya saat ayahnya menyampaikan maksud perjodohan itu, karena ia tahu betul bagaimana akhlaq pemuda itu. Di mata Fatimah - dan memang yang terlihat di muka umum - sang pemuda dikenal gemar sekali melakukan berbagai macam kemaksiatan seperti minum - minuman keras, berjudi, berzinah, bahkan gemar sekali melalaikan perintah agama. Sungguh sebuah ironi untuk seorang pemuda dengan latar belakang sepertinya.

Setelah pernikahan tersebut, hari - hari ia lalui dengan bersujud kepada Allah SWT. Ia memohon petunjuk kepada Allah SWT agar diberikan yang terbaik. Fatimah yakin bahwa Allah SWT akan membantunya, karena ia tak ingin menjadi durhaka dengan membantah perintah sang ayah. Meskipun pada saat - saat itu seringkali di hantui dengan mimpi buruk dan itu yang membuatnya semakin resah dan gelisah, bingung, dan tak tahu apa yang harus dilakukan berikutnya. Karena Fatimah memiliki prinsip dalam hidup, "Tujuan hidupnya hanyalah untuk membahagiakan ayahnya apapun keputusannya, jadi bagaimana tega dia menolaknya?"

Dan, hari pernikahanpun tiba... Dengan berat hati akhirnya Fatimah memutuskan untuk menerima pinangan teman sang ayahandanya tersebut. Karena terkejut dan tertekannya, Fatimah sampai pingsan saat hari pernikahannya. Ia masih tidak mempercayai bahwa pernikahannya telah terjadi. Namun keresahan itu juga terjadi pada pasangannya tanpa Fatimah ketahui. Ikhsan, nama sang pemuda tersebut dadanya bergetar hebat saat mengucapkan ijab. Ia tak kuasa akan pesona Fatimah yang entah bagaimana kini akan menjadi pasangan hidupnya. "Benarkah aku layak menjadi suaminya? Fatimah terlalu baik untukku, sedangkan aku? Tak ada satupun amalan yang bisa aku banggakan di hadapannya. Apakah ini semua nyata?" Pikiran - pikiran seperti itu selalu menggelayut hebat di dalam pikirannya semenjak dia berangkat dari rumah.

Tanpa sepengetahuan Fatimah, Ikhsan diam - diam beranjak dari kasurnya dan melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan olehnya seumur hidupnya: Sholat! Dalam sholatnya ia bersujud panjang dan bersyukur tak habisnya atas karunia yang telah Allah SWT berikan meski maksiat kerap kali dilakukannya. Dalam sujud panjangnya ia selalu berdoa, "Ya Allah... Kasihanilah aku, ampunilah aku, bantulah aku... Ya Allah... Apakah betul zamrud biru nan indah itu milikku? Aku tidak berani sedikitpun untuk menyentuhnya, karena aku sangat tak layak untuknya..."

Waktu malam Ikhsan berlalu dalam doa dan kesungguhan, tak terhitung sudah berapa malam hal itu terjadi. Sehingga hari - hari berganti dengan sebuah perubahan yang dahsyat. Kini Ikhsan telah berubah. Ia telah meninggalkan kebiasaan buruknya terdahulu, dan hebatnya Fatimah tidak mengetahui hal itu dengan baik.

Gadis nan indah itu telah merubah pandangannya tentang hidup hingga ia mampu meninggalkan tabiat buruknya terdahulu. Hingga pada suatu malam entah kenapa Ikhsan membulatkan diri untuk melakukan suatu hal "Gila". Untuk itu, Ikhsan membutuhkan persetujuan Allah SWT dengan berdoa di masjid.

Pada suatu malam saat Fatimah terbangun untuk melaksanakan sholat tahajud seperti biasanya, Fatimah menyadari bahwa Ikhsan tidak ada di dalam kamarnya. Setelah mencari di seantero rumah Fatimah tidak mendapati sang suami ada. Tak lama kemudian segera Fatimah mengenakan pakaian yang pantas. Dia bergegas untuk mencari suaminya keluar rumah. Pikiran Fatimah berkecamuk tentang Ikhsan - suaminya - yang akan mengulangi kebiasaan - kebiasaan buruknya terdahulu.

Entah kenapa Fatimah mendapati bayangan Ikhsan menjauh di kegelapan malam di depannya. Tak harus menunggu lama, Fatimah segera menyusul bayangan suaminya tersebut kemanapun dia pergi malam itu. Tak Fatimah duga sebelumnya, ternyata sang suami masuk ke dalam masjid! Fatimah tak percaya atas apa yang ia lihatnya saat ini. Ia mengendap - endap mengintip tentang apa yang dilakukan sang suami di masjid malam itu. Ia melihat sang suami berdoa dengan meniti air mata dan meratap kepada Allah SWT.

"Ya Allah... Aku bersyukur pada - Mu yang telah Engkau karuniakan seorang perempuan yang cantik, baik, dan sholihah. Setiap hari ia berbakti kepadaku, menyiapkan segalanya untukku, mencucikan bajuku, memasak untukku, menimba air untukku, membacakan kalam - Mu untuk menyadarkanku dari khilafku yang teramat sangat pada - Mu. Tetapi hamba belum menyentuhnya.

"Ya Allah... Hamba tak pantas melakukan itu semua. Dan hamba mengerti hal itu membuatnya terluka. Hidupku terlalu pekat oleh dosa - dosa pada - Mu di masa laluku. Tetapi Engkau memberikan hadiah yang sangat besar untuk hidupku. Kehadiran Fatimah di sampingku adalah karunia terbesar dari - Mu untukku. Maka dari itu ya Rabb... Fatimah tetap bersemi indah, bercahaya setiap waktu, damai dalam munajatnya kepada - Mu setiap waktu. Aku mohon ya Allah siapkan seorang suami yang setara dengannya. Dan Engkau pasti tak mau melukai hamba - Mu, Fatimah dengan membuatnya tersiksa bersuamikan hamba. Kabulkanlah ya Allah..."

Mendengar hal itu sontak hati Fatimah bergetar hebat. Ia menangis dan bersujud di depan pintu masjid. Hal itu membuat Ikhsan kaget bukan kepalang. "Akulah yang berdosa... Akulah yang berdosa.... Aku telah menyimpan pikiran buruk bagi hamba - Mu yang mulia. Yang telah Engkau tunjuk menjadi suamiku. Ampunilah hamba ya Allah... Bisikkan ke dalam hatinya bahwa aku mohon maaf dan betapa aku mengagumi, mencintai, dan mengharapkannya... Ya Allah... Izinkanlah ia menjadi suamiku" sambar Fatimah.

Isak tangis yang ditahannya sejak tadi kini meledak, memecah keheningan. Sambil menangis ia merangkak menghampiri suaminya. Ikhsan terperangah, "Apakah Fatimah mendengar doaku?" pikirnya. Hal itu membuat Ikhsan juga ikut tak mampu menggerakkan seluruh sendinya karena Fatimah telah berada dihadapannya dan memeluk erat tubuhnya. Ia tak percaya... Sungguh sangat tidak percaya! Tangannya bergetar saat pertama kalinya membelai kepala sang istri tercinta. Hati dan matanya kini juga semakin basah akan air mata.

"Mas, jangan tinggalkan Fatimah! Mengapa mas Ikhsan berniat seperti itu? Aku adalah istrimu mas, selamanya akan menjadi istrimu. Jangan pernah berpikir seperti itu lagi" suara Fatimah memecah keheningan malam itu. Lalu Fatimah melanjutkan, "Kumohon jadilah suami, maafkanlah aku yang selama ini telah berpikir buruk kepadamu, Aku mencintaimu, mas..." Perlahan - lahan Ikhsan memeluk dengan lembut istrinya dengan segenap cinta, dan dengan lirih ia pun menjawab, "Ya Allah... Engkau datangkan lagi karunia yang besar untuk hamba - Mu ini, alhamdullillah..."

1.9.13

Syahadat: Sederhana dan Mengena

Jika kita melirik sejarah bagaimana para sahabat bersyahadat tentu akan memunculkan kekaguman yang luar biasa. Ambil contoh Bilal bin Rabah yang merupakan sahabat Nabi SAW dari kalangan budak. Begitu dia mendengar seruan islam dan seketika bersyahadat, ia pun menjadi seorang pemberani yang tangguh dan memiliki kepercayaan diri tinggi terhadap agamanya. Hal ini bisa dilihat dari keteguhan iman seorang Bilal saat disiksa secara sadis oleh majikannya, Umayyah bin Khalaf dengan ditindih batu besar di tengah terik mentari yang sangat menyengat. Bilal yang secara psikologis sangat lemah karena status budaknya kini berubah menjadi pribadi yang tahan banting dan tak pernah putus asa akan segala sesuatunya.

Demikian juga Ali bin Abi Thalib r.a. yang bersyahadat saat berumur delapan tahun. Ia tumbuh menjadi pemuda pemberani, tangguh, serta cerdas luar biasa. Ketika Rasullullah SAW hendak hijrah bersama Abu Bakar ke Yastrib, Ali adalah orang yang ditugaskan untuk tidur di pembaringan Rasullullah SAW. Tanpa keraguan, Ali pun menyanggupi perintah yang beresiko kematian itu, Hal ini membuktikan kualitas keimanan Ali yang dimulai dari sebuah syahadat.

Dengan demikian bisa dipahami bahwa syahadat adalah sumber energi terbesar yang dimiliki umat islam untuk memanifestasikan iman dan islam secara keseluruhan. Dengan syahadat seorang muslim mampu menghadapi segala rintangan dan tantangan dengan optimisme tinggi, ikhtiar tanpa tepi, dan doa sepanjang waktu. Syahadat akan menjelma sebagai kekuatan besar manakala benar - benar mengantarkan jiwa seorang muslim pada ketundukan yang paripurna. Ketundukan yang tidak tercemari oleh kesombongan, keangkuhan, gengsi, apalagi sekedar ambisi. Tetapi murni ketundukan paripurna karena Allah SWT.

Jika kita pahami secara mendalam, hakikat syahadat adalah bentuk ikrar ketundukan paripurna yang didedikasikan hanya untuk taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Artinya jiwa raga kita siap untuk membawakan risalah islamiyah ini dengan sepenuh hati sebagai wujud nyata kehambaan kita kepada Allah SWT. Pengertian tersebut akan semakin menghujam kuat dalam diri manakala kita benar - benar memahami latar belakang diberlakukannya syahadat bagi setiap muslim. Berdasarkan catatan sejarah, syahadat hadir setelah wahyu pertama diturunkan kepada Rasullullah SAW.

Dalam wahyu pertama tersebut secara gamblang menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk dan Allah SWT adalah Sang Pencipta. Hal ini menunjukkan bahwa setiap muslim harus taat dan tunduk secara paripurna hanya kepada Allah SWT. Tanpa itu manusia pasti akan tersesat dari kebenaran hidup.

Keimanan Untuk Keteladanan

Inilah Anas bin Malik r.a. seorang sahabat Nabi SAW suatu ketika bertutur, "Tidak ada satupun orang yang lebih dicintai sahabat Nabi selain Rasullullah SAW. Namun jika mereka melihat beliau, mereka tidak berdiri untuk menyambutnya karena mereka mengerti ketidaksukaan beliau terhadap hal itu." (HR. Tirmidzi)

Di negara tempat kita berpijak ini sulit sekali membayangkan ada seorang pemimpin yang kuat pengaruhnya, besar wibawanya, ditaati perintahnya dengan ringan hati, dan dinanti tutur katanya. Aparat negara maupun pimpinan masyarakat banyak yang justru sengaja menciptakan budaya penghormatan denu terbentuknya apa yang diangankan sebagai karakter dan patriotisme. Hari ini banyak sekali remaja - remaja maupun anak - anak kecil di didik untuk hormat kepada seorang pemimpin, tetapi yang patut kita sadari adalah tidak adanya kecintaan maupun ketaatan yang tumbuh dalam diri kepada para pemimpin tersebut.

Keteladanan Rasullullah SAW bukan sekedar manusia yang memiliki budi pekerti luhur. Pada dirinya ada kecintaan dan emoati yang luar biasa, sedemikian besarnya kecintaan itu sehingga penderitaan kita adalah penderitaan beliau juga. Ada keinginan yang sangat kuat untuk mengantarkan kita kepada keselamatan dan tidak ada keselamatan tanpa iman. Dan tidak bernilai iman jika tidak berpijak kepada aqidah yang lurus dan agama yang benar. Amat besar keinginan beliau agar kita meraih keselamatan dan kemuliaan, bahkan meskipun untuk itu ia dimusuhi dan disakiti.

Beliau melakukan semua itu bukan untuk meraih dunia yang beliau tidak perlu berlelah - lelah untuk meraihnya andaikata beliau menghendaki. Beliau juga bukan mengejar kekuasaan dan mahkota. Beliau berbuat begitu dengan tulus, melayani, penuh kecintaan, berjuang dengan sungguh - sungguh demi kita para umatnya. Dan justru karena itulah kita merasakan keagungannya tetap harum hingga detik ini.

Terasa betul dengan perbedaan yang sangat kentara dewasa ini. Jika agama hanya menjadi penghibur jiwa, maka sulit membayangkan terjadi perubahan mendasar pada mereka yang mendengar dan belajar. Jika para penyeru agama Allah SWT telah silau hatinya kepada kedudukan, gelar, sebutan, maka nyaris tak mungkin budaya karakter akan tumbuh. Prestasi muncul sebagai akibat, bukan tujuan.

Sesungguhnya tidaklah Rasullullah SAW diutus kecuali untuk membentuk akhlaq mulia, tetapi sepanjang pengetahuan saya Nabi SAW melandaasi segala perlakuannya kepada penanaman keyakinan yang kuat kepada Allah SWT dan tidak mempersekutukann-Nya. Membangun aqidah yang lurus, menempa mereka yang memiliki ketundukan total kepada Allah SWT melalui serangkaian ibadah, dan menafikan sesembahan selain Allah SWT.

4.8.13

Renungan Indah - W. S. Rendra

Seringkali aku berkata
Ketika semua orang memuji milikku

Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya

Tetapi mengapa aku tak pernah bertanya:
Mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?

Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
Kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka
Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang sesuai dengan hawa nafsuku

Aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan, seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku

Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika;
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku",
Dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku

Duh Gusti,
Padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah
"Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"

*Renungan Indah adalah karya terakhir W. S. Rendra yang dituliskannya diatas ranjang rumah sakit

22.7.13

Untaian Fatwa Zakat Fitrah

Zakat fitrah hukumnya wajib dan diwajibkan bagi setiap muslim laki - laki dan wanita. Baik itu dewasa, muda, ataupun anak - anak. Zakat tidak berkaitan dengan puasa, ini artinya kewajiban berzakat tetap mengikat kepada setiap muslim walaupun dia tidak berpuasa. Tidak diperbolehkan membayar Zakat fitrah dengan uang tunai karena Rasullullah SAW tidak pernah melakukannya. Hal ini juga dilakukan oleh para sahabat - sahabat setelah beliau. Zakat fitrah ditunaikan dengan memberikan makanan pokok negeri setempat sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan syariat, yaitu sebesar i sha' (sekitar 2,5 - 3 kg beras).

Waktu pembayaran zakat fitrah tidak diperkenankan dilakukan di awal bulan Ramadhan. Waktu utama pelaksanaan zakat ini sendiri adalah pada tanggal 1 syawal sebelum sholat Ied dilakukan. Boleh juga dibayarkan sehari atau dua hari sebelum hari raya tergantung pertimbangan yang dibenarkan. Tidak boleh juga bagi seorang muslim dengan sengaja mengakhirkan pembayaran zakat fitrah sampai sholat Ied selesai. Jika hal ini dilakukan maka itu tidak terhitung sebagai zakat fitrah, melainkan sebagai shadaqah. Kecuali bagi orang yang lupa, maka wajib baginya untuk membayar zakat fitrah - nya sesegera mungkin setelah dia ingat.

8.7.13

Gubahanku

Do you feel the same ???

Mengingat hati yang selalu mencaci
Bak kuasa menjadi pertanda dalam diri
Kini hati telah sakit dicaci
Menusuk tajam bilah pisau dengan tangan sendiri
Allah SWT berbicara tentang sabar dan ikhlas
Tapi ini adalah karma dari masa lalu yang pekat
Dengannya yang telah lama kudambakan dalam dada
Cukuplah mencintainya karena kita memang berbeda
Atau memang tak ada cinta untukku?
Dari - Mu yang teramat dalam...

                                                        Diam berdiri bagai buih
                                                        Menanti saat yang tepat untuk berlari
                                                        Ikhlaskan hati untuk dibenci
                                                        Demi cinta yang telah lama kunanti
                                                        Aku lelah dengan semua penat
                                                        Yang hadirnya hembuskan nafas kegagalan
                                                        Pergilah kau wahai duka!!!
                                                        Tak adakah yang terindah selain dirinya?
                                                        Mungkin tak ada dara yang temani
                                                        Tapi aku masih mencintaimu disini...

Pekikan Takbit Menggema di Perang Damaskus

Sekilas banyak orang mengira bahwa generasi terdahulu dan terbaik umat islam adalah sosok - sosok sederhana. Kenyataannya sepak terjang mereka yang menakjubkan begitu sulit diterka. Mereka adalah sekumpulan manusia yang mengemban misi membela agama Allah SWT dan meraih syahid. Tentu bukan aksi radikal tanpa pertimbangan, bimbingan, syariat, dan ulama.

Dalam menapaki sejarah, Abu Bakar Ash - Shiddiq telah menyuguhkan banyak kebaikan di berbagai belahan bumi. Pergulatan ini berlanjut tatkala tampuk pemerintahan beralih kepada khalifah Umar bin Al - Khattab. Kebijakan pertama yang diterapkan oleh beliau adalah merombak struktur kepemimpinan pasukan Islam. Sahabat Abu Ubaidah bin Al - Jarrah r.a. dikukuhkan sebagai panglima tertinggi menggantikan posisi Khalid bin Al - Walid r.a. Abu Ubaidah sendiri dikenal sebagai sosok yang santun dan memiliki semangat juang yang tinggi. Tidak didapati di kediamannya kecuali sebilah pedang tajam, tameng besi, dan pelana kuda. Bahkan Rasullullah SAW sendiri memberi gelar Amin Hadzihil Ummah (Kepercayaan Umat Ini).

Imperium Romawi adalah negara adidaya yang tidak ada kekuatan manapun di dunia kala itu yang mampu menandinginya, tetapi reputasi tersebut hancur dengan kiprah para mujahidin. Pada perang Yarmuk, Heraklius - Raja Romawi - menempatkan skuat tempur berskala besar pada satu titik lokasi, wilayah Fihl. Kekalahan demi kekalahan tak juga menyurutkan skenario makar Romawi terhadap kaum muslimin. Perang Damaskus merupakan penaklukan putaran kedua di Syam yang termasuk teritorial penting Romawi. Damaskus sendiri adalah wilayah yang cukup luas dan menjadi basis pertahanan sekaligus ibukota Syam. Perang ini berlangsung pada 14 H.

Sahabat Abu Ubaidah menindaklanjuti instruksi khalifah untuk menaklukkan Damaskus. Terlebih dulu beliau mengirim armada perang ke sejumlah wilayah akses di garis demarkasi Damaskus guna memecah konsentrasi pasukan musuh dan membendung pengiriman bantuan tempur oleh Heraklius. Sebuah strategi pengurai konspirasi terselubung. Para mujahidin dituntut untuk memiliki kapabilitas dan pengalaman yang memadai dalam menjalani serangkaian peristiwa berikutnya. Diyakini Islam akan senantiasa tinggi dan tiada yang lebih tinggi darinya. Berawal dari prinsip itulah kaum muslimin menatap jauh ke depan akan adanya timbangan akhirat.

Hal ini juga yang membuat umat Islam terdahulu tidak meninggalkan syariat Islam pada saat apapun. Termasuk untuk sholat dhuha sebelum prajurit Islam berangkat menuju peperangan. Seakan mengerti faedah dari sholat Dhuha tersebut, yaitu memperlancar rezeki dan keberkahan hidup, pahala shalat dhuha setara dengan pahala sedekah, Baik bagi kesehatan tubuh karena seperti olahraga dan untuk menjaga kesehatan, sama seperti melakukan 2 kebaikan, bentuk kedekatan khusus antara Allah SWT dan umat - Nya. Para Mujahid Muslim terdahulu tidak ingin menyia - nyiakan shalat dhuha begitu saja.

Suatu pagi Mujahid Muslim berangkat ke garda depan dengan dipimpin oleh Khalid bin Al - Walid r.a. Sayap kanan di bawah komando Abu Ubaidah dan sayap kiri dipercayakan kepada Amru bin Al - Ash r.a. Pasukan infanteri dipimpin oleh Iyadh. Mereka semua bergegas menuju posisinya masing - masing di Fihl. Sesampainya disana ternyata pasukan musuh mengalihkan jalur aliran sungai ke lokasi para mujahidin hingga menyebabkan tanah menjadi becek dan berlubang.

Pasukan Romawi yang berjumlah 80 ribu orang dilengkapi dengan konstruksi persenjataan yang mutakhir. Pasukan ini dipimpin oleh Komandan Tempur Senior, Siqlab. Setelah berlalu beberapa hari musuh menyerbu di tengah kegelapan malam dengan acuan bahwa para Mujahid Muslim dalam keadaan lengah. Perkiraan tersebut ternyata salah, di tempat terpisah pasukan Islam senantiasa siaga siang dan malam. Gempuran musuh justru dihantam dengan skema penyerangan agresif terpusat. Tak ayal musuh begitu tersentak mendapat perlawanan sengit dengan gaya elegan dari para syuhada Islam. Perang berlanjut hingga pagi dan berlanjut sampai malam keesokan harinya.

Pekikan takbir terdengar menggema dimana - mana. Perang terus bergulir, tiap - tiap satuan kompi bertempur memberikan kontribusi lebih bagi kejayaan Islam saat itu. Musuh pun menuai kenyataan pahit ketika hari beranjak malam. Siqlab pun terbunuh pada bentrokan bersenjata itu, dan akhirnya pasukan Romawi melarikan diri dari medan perang. Kontan saja melihat aktivitas fisik tersebut milisi militan Islam mengoptimalkan daya tempur. Wilayah Fihl bersimbah darah. Mereka menggiring musuh yang tersisa ke parit berlumpur penuh air yang sebelumnya dipersiapkan untuk jebakan bagi kaum muslimin justru menjadi bumerang bagi musuh.

Diperkirakan 80 ribu pasukan Romawi yang terbunuh pada saat itu kehilangan nyawanya. Pasukan Islam mendapatkan harta rampasan perang yang berlimpah. Hal ini tidak membuat prajurit muslim terlena, mereka bersiap untuk menggempur benteng Damaskus. Setelah istirahat sejenak dan mengatur berbagai strategi serta persiapan seluruh brigade tempur di bawah komando Abu Ubaidah segera bergerak cepat. Perkembangan aktual selalu dilaporkan kepada sang Khalifah. Abu Ubaidah sendiri kerap menasehati akan nikmat dan janji Allah SWT, membangkitkan semangat juang para prajurit bahwa jihad fii sabillillah tersebut lebih mulia daripada dunia dan isinya. Pasukan Islam yang berjumlah 20 ribu jiwa kala itu semakin bersemangat dalam menggempur Damaskus. Sesampainya disana mekanisme pengepungan langsung diberlakukan.

Benteng Damaskus memiliki karakteristik yang amat kokoh. Tersusun dari bebatuan dengan ketinggian mencapai lebih dari 6 meter dan tebal dinding 3 meter. Memiliki 5 pintu gerbang yang besar lagi kokoh, diperkuat pula dengan kedalaman parit air berlumpur yang lebarnya mencapai 3 meter mengelilingi benteng. Memiliki arus yang deras berasal dari aliran sejumlah sungai di sekitarnya. Pembangungan benteng Damaskus yang seperti itu bertujuan untuk meredam laju invasi militer dari rival terbesar Romawi, Imperium Persia. Para pasukan muslim terpanggil keteguhannya menghadapi tantangan ini. Disadari bahwa kekalahan tidak sepenuhnya terkait dengan jumlah pasukan, namun dosa - dosa yang dilakukan.

Abu Ubaidah segera menempatkan tiap bataliyon di depan pintu gerbang yang telah ditetapkan. Pasukan Islam tidak memberi mereka ruang gerak sedikitpun. Sementara itu Khalid bin Al - Walid r.a. membawa panji perang berwarna hitam pada perang ini. Semasa hidupnya beliau memiliki 80 bekas luka sehingga tidak ada sejengkal pun pada tubuhnya yang tidak didapati goresan luka. Pasukan Romawi yang berlindung di dalam benteng berkekuatan 60 ribu serdadu dengan dipimpin oleh seorang panglima kawakan berkasta tinggi bernama Nisthas. Musuh melaporkan kronologi pengepungan ini kepada Heraklius, namun kenyataan menorehkan cerita lain. Para pejuang justru meningkatkan status pengepungan dari segala arah.

Di saat bantuan pasukan tidak bisa menembus blokade pasukan Islam, pihak Damaskus tidak berharap banyak. Awalnya musuh menganalisa bahwa para syuhada Islam tak kan bertahan lama dalam pengepungan tersebut dikarenakan cuaca yang ekstrim pada saat itu. Musim dingin yang bersuhu sangat rendah sangat tidak sesuai dengan masyarakat Arab yang terbiasa dengan panas dan gersang. Tetapi musuh lalai bahwa mereka berhadapan dengan tentara Allah SWT. Kesabaran dan keyakinan seorang mukmin dapat memupus berbagai rintangan yang ada. Kombinasi ini kian menambah kegagahan dalam bertarung para Mujahid Muslim.

Setelah 70 hari masa pengepungan anak seorang pendeta dilahirkan pada malam itu. Pendeta tersebut mengadakan pesta jamuan makan yang dihadiri oleh penduduk Damaskus. Dengan demikian musuh menjadi asyik berpesta sehingga lalai dalam sistem penjagaan benteng. Sementara itu, Khalid yang senantiasa memantau perkembangan yang ada dengan siaga memberikan laporan hasil pengintaian yang dilakukan oleh Badan Intelijen pasukan. Lampu - lampu kompleks benteng dipadamkan pada malam itu. Beliau bersama tim khusus beranggotakan para jagoan perang langsung bergerak perlahan tanpa sepengetahuan elemen bataliyon tempat lain.

Tim khusus ini menyeberangi sisi parit yang sangat deras aliran airnya pada posisi yang paling berbahaya. Mereka membawa peralatan persenjataan yang dimaksudkan dalam kantong yang terbuat dari kulit lalu diikat pada leher mereka. Sebelumnya mereka berpesan, "Bila kalian mendengar pekikan takbir dari atas benteng, naiklah dan ikuti kami!" Alhasil mereka berhasil memanjat benteng. Takbir pun berkumandang ke segala arah dari atas bagian benteng. Mereka lalu bergegas untuk turun dan mengamankan para penjaga benteng dan berhasil membuka paksa pintu gerbang beberapa saat kemudian.

Pasukan Khalid yang berada di depan pintu gerbang sebelah timur merangsek maju dan berhasil memasuki gerbang tersebut di saat matahari terbit. Dalam kesenyapan mereka menyerang musuh dengan leluasa. Bentrokan kembali terjadi, suasana tegang menyelimuti kompleks pertahanan itu. Akhirnya musuh keluar dari pintu lain dan mengajukan permintaan damai. Dan terjadilah perdamaian dengan berbagai kesepakatan.

Di masa pemerintahannya Khalifah Umar bin Al - Khattab r.a. berhasil menaklukkan dua kerajaan adikuasa dunia saat itu, Persia dan Romawi. Dengan memasukkan 1.036 kota ke dalam teritorial kekuasaan kaum muslimin beliau menghancurkan syiar - syiar kekafiran dan membangun serta menyemarakkan Islam. Sikap beliau yang ditunjang dengan derajat keimanan serta kelebihan pengetahuan duniawi membuat beliau mampu untuk mewujudkan target - target beliau. Tak lupa pula beliau selalu berdoa meminta dan bersyukur atas segala karunia yang Allah SWT berikan. Tak terkecuali di malam - malam apapun. Terlebih di malam - malam yang doa tidak akan ditolak Allah SWT seperti hadist berikut ini : "Lima malam dimana doa tidak akan ditolak pada malam - malam tersebut, yaitu Malam 1 Rajab; Malam Nisyfu Sya'ban; Malam Jum'at; Malam Idul Fitri; Malam Idul Adha (HR. Ibnu Asakir).

19.5.13

Aku Memilih Setia

Mentari hangatkan malam yang temaram
Saat raga tak lagi bersatu dalam jiwa
Menyisihkan sedikit kerinduan berbalut penyesalan
Atas tingkah polah saat kita masih menjadi satu

Tak ada guna melihat jauh kesana
Karena semua sudah terpastikan dan tak dapat terganti
Kini yang ada hanya mentari menghangatkan
Untuk menghiasi temaram malam - malam indah dalam taman

Semalam di tempat kita pertama bertemu
Kurayakan hari jadimu dengan ditemani teh dan coklat batang
Sama seperti waktu itu
Saat kita masih menjadi satu

Entah kenapa aku kembali
Hati ini tetap merindu padamu
Hati ini tetap menjadi milikmu
Entah sampai kapan...

Pernahkah kau dengar tentang cerita durjana?
Yang hanya pentingkan dirinya sendiri dan nodai sekitarnya
Pernahkan kau pikir itu akan jadi kenyataan?
Karena ternyata itu memang ada

Puja dan puji hanya kepada - Mu
Yang masih mengijinkan aku untuk menatap dirinya
Alhamdullillah...
Kau masih tetap indah

Aku sudah berusaha
Kini hanya doa yang bisa aku panjatkan
Bukan untukku
Melainkan hanya untukmu

Jika memang ini tulisanku
Apapun yang terjadi maka terjadilah
Karena sampai saat ini aku masih bertahan
Aku masih tetap di tempat biasa kita

Adzan surau sudah berkumandang
Sama seperti waktu itu
Jika dirimu tidak ada di masa depanku
Maka aku akan memilih untuk masa laluku

Kini saatnya aku untuk berhenti
Memasrahkan hidup dan matiku kepada - Nya
Saatnya aku diam
Saatnya aku tetap disini...

Bunda

Assallamu'allaikum Wr. Wb.
Mam gimana kabarnya? Udah lama kita gak berjumpa. Terus adik gimana? Masih tetep rese' kayak biasanya kan? Biarkan aja mam, mumpung adik masih ada kesempatan untuk itu. Ama mumpung adik masih betah di rumah. Ntar kalo adik udah gak betah di rumah kayak aku dulu, susah juga untuk kita semua. Masa' anak mam dua gak ada yang bener semua? Minimal kan satu ada yang bisa dibanggakan, dan itu adik. Kalo aku? Udah telat mungkin mam... Tapi tetep, aku bakalan berusaha untuk banggakan mam sekeluarga :D

Hari ini adalah hari ulang tahunnya mam. Makasih mam udah mau repot - repot segala untuk nyiapin segala sesuatunya demi acara ulang tahunnya dia. Maaf gak sesuai rencana, jadi aku gak bisa kenalan dulu deh ama keluarganya. Dia habis dimarahi ama mamanya, ya masa tega aku dengan egonya dateng ke rumahnya? Jadi berabe ntar. Keluarganya sama kayak keluarga kita, walaupun jujur aku akui keluarganya lebih segalanya daripada kita. Jadi pasti ngerti deh ntar apa yang terjadi kalo aku maksain diri tetep kesana. jadi kemarin kita cuma ketemuan aja di deket rumahnya.

Oh ya mam, kenapa mam sampai mau belain segini repotnya seh? Baru kali ini lo mam tu kayak gini ini. Sampe dijadikan bahan obrolan ama F4. Makasih banyak mam ya, makasih sekali. Maaf juga aku udah sangat mengecewakan mam selama ini. Untuk anaknya, aku udah berusaha mam. Dan bakal selalu berusaha. Ini udah maksimalku. Aku gak tau lagi apa yang harus aku lakuin untuk dirinya. Semakin aku memaksa, nanti malah gak jadi baik nantinya.

Dia bukan wanita pertama yang aku sakitin. Setelah mam, banyak sekali orang - orang yang tersakiti karena dekat ama aku. Termasuk cewek - cewek itu. Walaupun sampai detik ini kita masih tetep jaga silaturahim, tapi tetep aja ada yang beda saat bertemu atau bareng mereka. Masih ada sekat pemisah antara aku dengan mereka. Dan sekarang kejadian itu mau terjadi lagi ama dirinya? Terus kapan Allah SWT bakal memaafkan aku mam, kalo aku tetep aja nyakitin hati cewek? Untuk yang satu ini aku gak mau gagal mam,

Aku turunkan ego dan harga diriku untuk dirinya. Udah bukan waktunya aku mencintai yang harus memiliki, sekarang yang terpenting adalah kebahagiaan orang yang aku cintai. Ada atau tanpa aku disisinya. Dan mam tahu? Dia low yang kasih paham ini ke aku, paham yang dulu sangat aku tolak dan gak aku banget. Tapi semakin kesini, aku sadar kalau semua yang aku lakuin dulu itu salah. Pantas aku seperti ini sekarang. Aku gak akan menyesal, karena itu udah kejadian. Maafkan aku mam...

Maafkan aku mam untuk semuanya....
Maafkan aku yang masih belum bisa untuk menjadi apa yang mam harapkan....

Alhamdullillah, tahu gak mam. Satu yang terpenting tu bahwa aku bisa ketemu dengannya lagi. Dia dengan gayanya yang biasa. Tatapan matanya aja udah cukup untuk bikin jantungku berdegup kenceng. Gitu aku mau dateng ke rumahnya ama kenalan ama keluarganya, walopun udah aku tatakin se hatiku benernya. Hm... Udah bisa ngelihat dia lagi tuh udah cukup untukku mam. Moga suatu saat nanti di masa depan, aku bisa ngelihat dia sampai puas atas nama ibadah dan tanggung jawab.

Mam, aku lelah... Lelah untuk jadi dewasa, lelah untuk menganggap semua seolah tidak terjadi apa - apa, lelah harus tetap menjadi kuat, lelah untuk terlihat sempurna di mata orang lain. Aku lelah untuk semuanya... Aku pengen pulang... Pengen mam peluk lagi... Pengen jadi anak kecil mam yang imut lagi... Aku kangen semuanya mam... Pahitnya kenyataan bahwa aku belum menjadi dewasa di umurku yang seperti sekarang. Maafin aku mam...

And for you, HBD ^_^



Regards,



bY_m3


16.5.13

Kisah Sahabat Abu 'Ubaidah bin Al - Jarrah r.a.

Para sahabat Nabi SAW adalah generasi terbaik umat ini. Suatu kaum yang telah mengorbankan segala yang mereka miliki fi sabillillah saat kebanyakan manusia menentang agama Allah SWT. Karenanya kecintaan terhadap mereka sebagai bukti keimanan seorang muslim.

Abu 'Ubaidah bin Al - Jarrah r.a. adalah seseorang yang bertubuh tinggi, kurus, dan berjenggot tipis. Seorang sahabat Nabi SAW yang mulia ini bernama lengkap 'Amir bin Abdillah bin al - Jarrah bin Hilal al - Qurasyl al - Fihri al - Makki. Nasab beliau bertemu dengan nasab Rasullullah SAW pada Fihr bin Malik. Abu 'Ubaidah r.a. adalah sebutan kunyah. Beliau lahir di Mekkah dan dari suku Quraisy. Beliau dulunya memiliki putra bernama Yazid dan 'Umair dari istrinya, Hindun binti Jabar. Namun keduanya meninggal tatkala masih kecil sehingga beliau tidak memiliki keturunan sepeninggalnya.

Beliau termasuk salah seorang sahabat Nabi SAW yang pertama kali masuk Islam. Bersama dengan 'Utsman bin Mazh'un, 'Ubaidah bin Al - Harits. 'Abdurrahman bin 'Auf, serta Abu Salamah bin 'Abdil Asar r.a. mereka mengikrarkan syahadat langsung di depan Nabi SAW pada hari yang sama. Lebih dari itu, Abu 'Ubaidah termasuk dalam sepuluh sahabat senior yang mendapat kabar gembira dari Nabi SAW berupa jaminan surga. Tercatat pula bahwa beliau pernah berhijrah ke negeri Habasyah sebelum kemudian ke Madinah. Beliau dikenal sebagai pribadi yang pemalu, santun, lembut, rendah hati, dan berakhlaq mulia.

Rasullullah SAW pernah bersabda: "Sesungguhnya setiap umat memiliki orang terpercaya, dan kepercayaan umat ini adalah Abu 'Ubaidah bin Al - Jarrah" (HR. Bukhari Muslim dari Anas bin Malik r.a.). Nabi SAW pernah mengutus beliau bersama orang - orang Najran ke Yaman untuk mengajarkan islam disana. Sejak saat itu, beliau dijuluki sebagai Al Qawiyul Amin (Yang kuat lagi terpercaya). Nabi SAW juga pernah menjadikan beliau sebagai pimpinan dalam sebuah pasukan.

Pada masa khalifah Abu Bakar r.a., Abu 'Ubaidah r.a. sempat ditugasi untuk mengurusi baitul maal. Lalu beliau diangkat menjadi pemimpin pasukan Syam hingga mendapat julukan Amirul Umara' Bisy Syam (Pimpinan para komandan di Syam). Pada masa khalifah 'Umar bin Al - Khattab r.a. beliau diangkat sebagai panglima tertinggi seluruh pasukan islam menggantikan sahabat Khalid bin Walid r.a. Menyebarkan tauhid ke berbagai penjuru dunia hingga kaum muslimin dapat merebut Baitul Maqdis.

Sekian kali beliau mengalah dalam kepemimpinan pasukan, sekian kali pula menyerahkan hak sebagai imam shalat kepada yang lain, Semua itu menunjukkan sikap rendah hati yang beliau miliki. Akhlaq yang mulia ini menyebabkan banyak manusia segan dan memuliakannya. Kedudukan tinggi tidaklah menyebabkan beliau terpukau oleh gemerlapnya dunia. Hal itu justru membuat beliau semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Abu 'Ubaidah juga dikenal sebagai orang yang dermawan. Suatu hari khalifah Umar r.a. mengirim utusan untuk memberikan uang sebanyak empat ratus atau empat ribu dinar kepada Abu 'Ubaidah dan Mu'adz bin Jabal r.a. Tak disangka Abu 'Ubaidah r.a. malah membagi - bagikan seluruh uang tersebut. Hal serupa juga dilakukan oleh Mu'adz bin Jabbal r.a. hanya saja beliau menyisihkan sedikit dari uang itu.

18.4.13

Selamat Datang DI Universitas Kehidupan

Hari ini adalah hari terakhir masa Ujian Nasional SMA menurut jadwal resmi yang ditetapkan pemerintah. Walaupun untuk tahun ini lebih banyak carut - marut penyelenggaraan terutama dalam hal distribusi soal yang tidak bisa menyeluruh hingga membuat beberapa daerah agak terlambat dalam melaksanakan Ujian Nasionalnya. Sisi positifnya adalah ini adalah masa akhir bagi kalian semua adik - adik SMA untuk menanggalkan seragam kebesaran yang telah kalian gunakan selama ini.

Setelah ini berbagai rencana telah menggelayut di dalam diri. Ada yang berniat untuk meneruskan ke bangku kuliah atau ada pula yang langsung berburu dollar. Sejatinya kesemuanya tersebut bermuara pada satu tujuan yang sama: Kebahagiaan dan kesejahteraan di masa yang akan datang. Pilihan mana yang terbaik? Tentu semua bergantung kepada diri kita sendiri yang menjalaninya. Kuliah tidak menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan di masa yang akan datang seperti yang kita khayalkan selama ini. Kerja juga memiliki pandangan yang sama. Sehingga, pilihan apapun tidak menutup kemungkinan segala hal yang terjadi di masa depan.

Tetapi bukankah kita diwajibkan untuk belajar hingga akhir hayat? Lalu? Hm... Pada dasarnya semenjak kita dilahirkan di dunia ini status kita adalah sebagai seorang mahasiswa. Yang di ajar oleh alam sebagai dosen kita serta lingkungan ini yang menjadi ruang kelas kita. Al - Qur'an sebagai diktat pengajaran kita serta sakaratul maut esok sebagai ujian akhir kita.

Banyak sekali kejadian yang terjadi selama kita menunggu masa akhir kita untuk melaksanakan ujian tersebut. Sering sekali yang kita ingat hanyalah yang menyusahkan maupun menyedihkan. Kita sering lupa bahwa tidak hanya kedua hal tersebut, tetapi kesemua hal yang telah kita alami dan rasakan di dunia ini sejatinya adalah bahan kuliah kita untuk dapat lulus ke semester berikutnya.

Saat kita bersama dengan orang - orang di sekitar, ketika kerja kita tidak dihargai kita belajar tentang keikhlasan. Ketika pribadi kita tidak diperhatikan kita belajar untuk tetap tegar menghadapi. Ketika fitnah yang kita dengar tentang pribadi kita, kita belajar tentang kesabaran. Kesemuanya adalah pembelajaran yang nantinya akan mendapatkan ujian dari Sang Maha Benar.

Bukankah Dia tidak akan meninggalkan kita sendirian, ataupun zat yang bisa ditipu. Lalu apa yang kita khawatirkan lagi?

Dan untuk kamu yang telah selesai mengerjakan Ujian Nasional hari ini, bersiaplah untuk tantangan yang lebih hebat dan lebih besar. Kembalikan semua kepada keimananmu, karena sejatinya apapun yang terjadi di dalam diri kita adalah ujian semata di dunia yang fana untuk mengukur derajat keimanan kita kepada - Nya. Ketahuilah, dunia ini - terutama negara yang sangat kita cintai ini - tidak membutuhkan orang pintar karena sudah sangat berjibun orang pintar di dunia ini. Kita semua juga tidak membutuhkan orang kaya bila tidak memiliki kepekaan terhadap para kaum termajinalkan. Karena sejatinya yang kita butuhkan adalah orang yang beriman yang bekerja dengan hati dan logika. Sukses selalu untukmu, doaku menyertaimu... Dan akhirnya aku hanya dapat berkata, selamat datang di Universitas Kehidupan :O

8.4.13

Rumah Kita

Kemarin... Tepat pukul 19.30 aku ke rumahmu...
Ditemani rintik hujan dan dentum suara mesin mengiringiku mendatangimu
Selepas adzan isya' menyahut ku pinta yang terbaik untukmu
Demimu... Sampai akhir perjalananmu...

Di seberang ku hentikan diriku
Tepat di depan rumah guru yang aku dan engkau tahu itu
Entah mengapa tak sadarkan diri aku saat itu
Karena jiwaku bergelayut di masa lalu

Segala kenangan yang ku lewati bersamamu
Tingkah lugu dan polos katamu
Menyebalkan tapi merindukanku selalu
Kembali terulang seolah ku ada lagi pada masa itu

Yang kurasakan kehangatan menyelimuti badanku
Seolah ada kamu di sisiku dan memelukku erat
Tak kusangka diriku bergetar dan mataku berkaca
Sungguh tak dapat dituliskan dengan kata

Lamunanku buyar melihat seorang papa membuka pagar rumahmu
Ada papa ya di rumah?
Dadaku bergejolak merasa senang dan suram
Alhamdullillah... Akhirnya aku bertemu dengan beliau...

Dengan ditemani cinta yang sempurna kau tertawa terbahak - bahak
Melepas penat dan beban yang menghujam dada dan pundak kecilmu
Ditemani cinta yang begitu abadi sungguh kau merasa indah
Sesuatu yang sangat lama sekali aku nantikan untuk kulihat kembali

Lalu bagaimana dengan kabarmu, nak?
Tetap saja kau lucu dan menggemaskan
Tetap sendiri bermain peran yang hanya kau yang tahu
Maafkan papamu yang telah meninggalkanmu sendiri Chel...

Hm... Aku hanya ingin memberi bekal dan ucapan selamat
Padamu yang akan mempertaruhkan masa depan dan cita - citamu
Aku merasa engkau akan mampu untuk melewati semua
Tapi itu tak hentikan aku untuk meminta dan berusaha

Walau sering aku meninggalkan - Nya
Tak mematuhi cinta dan merasakan cinta - Nya
Tapi demi kamu aku akan berusaha
Karena kau memang pantas untuk dapatkan itu

Di bawah langit - Mu ku bersujud
Untuk dia yang selalu temaniku
Dalam sadar maupun tiadaku selalu ada namamu
Dalam hati dan logika kecilku termaktub sedikit celah tentang dirimu

Hanya Engkau yang Maha Mengetahui akan keadaannya
Hanya Engkau yang Maha Mengerti tentang jiwanya
Berikan kekuatan dan kesabaran baginya untuk menjalani takdir - Mu
Tak pantas sedikitpun keluar nanah dari dalam matanya

Biar ku tanggung semuanya...
Kini saat ku kembali
Ku telah puas melepas kerinduanku ini
Karena memang ini tulisan yang masih ada untuk kita

Jiwaku selalu memanggil dirimu
Namamu selalu terngiang di dalam hatiku
Tak sadarkah kau akan hal itu?
Ini bukan kias... Karena ini adalah segalanya...

"Ya Allah... Engkaulah zat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan kerendahan hati, hamba mengucap syukur atas segala nikmat yang masih Kau percayakan kepada hamba walau Engkau sendiri menyadari tak pantas sedikitpun hamba menikmati karunia semegah ini. Ampuni hamba ya Rabb... Dan kembalikan hamba ke jalan - Mu. Jalan - Mu yang lurus yang Kau ridhoi, bukannya jalannya orang - orang yang Kau murkai.

Ya Rabb... Anugerah cinta dan kehidupan yang Kau berikan kepada hamba membuat hamba tersadar akan makna dari cinta itu sendiri. Dua hawa dan dua adam menggelayut selalu di dalam hati dan pikiran hamba ya Rabb. Memaksa hamba untuk mengeluarkan senyum dari dalam wajahnya dan menghilangkan sedih yang menggelayut di dalam hati mereka. Biarkan hamba yang menanggung semua. Jaminkan kebahagiaan bagi kedua orang tua hamba yang telah dengan susah payah memberikan segalanya untuk hamba... Jaminkan masa depan cerah dan lapang untuk sang amanah, adik hamba tercinta yang menjadi tanggung jawab hamba seutuhnya serta memberi hamba beban bagi masa akhirnya di hadapan - Mu. Serta bagi dirinya sang Pitta pengikat jiwa yang telah memberikan hamba jalan untuk lebih mendekati - Mu. Terima kasih atas jalan hidayah yang Kau berikan kepada hamba. Tanpa Engkau apalah arti hamba di dunia ini?

Berikanlah yang terbaik baginya ya Rabb... Berikanlah kemudahan dan kesadaran baginya yang pekan depan akan memulai langkah untuk menuju cita - cita yang sangat diharapkannya. Berikan kekuatan dan kesabaran yang tiada tara sehingga dia akan mampu untuk mendapati hikmah dari setiap kejadian yang Kau tuliskan kepadanya. Jadikan dia adik kelas hamba dalam satu almamater bila itu memang yang terbaik baginya. Jangan jauhkan dia dari cinta yang begitu hangat di sekitarnya. Sedikitpun hamba tak mampu melihat perih dari dalam dirinya.

Ya Rabb... Jadikan kepergianku sebagai jalan bahagia bagi orang - orang yang pernah tersakiti akan hadirku. Jadikan kepergianku sebagai jalan hamba untuk lebih baik lagi serta semakin mencintai - Mu. Dan kembalikan hamba kepada masa lalu yang telah hamba rajut untuk meraih masa depan gemilang menuju diri - Mu yang selama ini selalu hamba bayangkan dan idamkan di diri hamba. Illahi rabbi... Bahagiakan mereka berempat, f4, kawan - kawan dan sahabat baik hamba, serta orang yang telah mengenal dan hamba kenal. Biarkan hamba yang menjadi harga bagi mereka. Dengan begitu hamba akan mampu untuk menghapus segala dosa dan kesalahan hamba serta meraih cinta yang Kau janjikan kepada hamba - hamba - Mu yang taat. Pulangkan hamba... Dan kembalikan hamba... Sebelum Kau memanggil hamba...

Rabbana 'atina fiddunya khasanah. Wa fil akhirati khasanah wa kinna adza bannar... Amin ya Rabbal alamin..."

4.4.13

Perang Buwaib : Kehancuran Para Penyembah Api

Sore itu angin gurun berembus pelan menerpa wajah - wajah para pejuang. Debu - Debu terus membumbung tinggi ke angkasa. Terlihat jelas raut kelelahan dalam berjalan. Betapa tidak, jihad fi sabillillah bukanlah perkara yang remeh. Untuk kesekian kalinya tentara - tentara Allah SWT berjuang di bawah kilatan pedang. Benar... Jihad dan teror adalah dua sisi yang berbeda. Harapan mereka ialah ingin menghembuskan nafas terakhirnya di medan laga agar kelak dapat terhindar dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga - Nya.

Agama majusi berideologi adanya dua Tuhan. Tuhan cahaya yang menciptakan kebaikan dan Tuhan kegelapan yang menciptakan kejahatan. Semua materi di alam ini bermuara kepada dua Tuhan tersebut. Namun mereka lebih memprioritaskan Tuhan cahaya ketimbang Tuhan kegelapan. Oleh sebab itu bangsa Persia menyembah api yang menyala sebagai wujud Tuhan cahaya yang mereka yakini saat itu.

Pasca wafatnya Abu Bakar ash - Shiddiq rakhimakumullahu, Umar bin Khattab r.a. bersikukuh melanjutkan invasi militer ke wilayah Iraq yang termasuk teritorial imperium Persia. Perekrutan mujahidin pun marak dihelat di berbagai sektor. Abu Ubaid ats - Tsaqafi r.a. akhirnya dilantik sebagai panglima perang dalam misi besar yang sarat marabahaya ini. Pasukan islam terus melaju setelah mendapat sokongan personel dari beberapa pangkalan militer. Dalam tempo yang tidak terlalu lama sejumlah wilayah Iraq berhasil dikurangi secara signifikan dan didudukkan dalam kekuasaan islam. Sederet kekalahan tersebut ternyata membuat berang kerajaan Persia. Musuh mempersiapkan bala tentara berskala besar yang direncanakan untuk mengikis gempuran para mujahidin. Kedua belah pihak bertemu di medan laga. Peperangan ini berlangsung pada tahun 13 H.

Khalifah Umar bin Khattab r.a. menginstruksikan kepada Abu Ubaid bin Mas'ud ats - Tsaqafi r.a. agar kerap menggelar majelis musyawarah militer dan bersinergi dengan para sahabat Nabi SAW. Sang khalifah juga mengikutsertakan Salith bin Qais r.a. dalam ekspedisi tempur ini. Beliau merupakan ahli taktik dan administratif tempur yang cukup diperhitungkan. Kaum muslimin terpanggil untuk menjadi ujung tombak pada arena pertempuran, menyandang senjata, dan berjuang membela agama Allah SWT.

Ribuan pasukan majusi tiba di bawah komando panglima senior bernama Dzul Hajib. Dikenal sebagai sosok yang licik dengan ciri khas mencukur kedua alisnya. Musuh membawa panji kerajaan sebagai lambang kemenangan yang diberi nama Dirafsy (Panji Agung). Terbuat dari kulit harimau yang memiliki panjang 12 hasta dan lebar 8 hasta. Pasukan islam kala itu berkekuatan 10.000 prajurit. Tidak ada kata lain kecuali siap menyongsong fluktuasi medan perang dengan resiko tinggi. Posisi kedua pasukan tempur itu dipisahkan oleh jembatan panjang di sungai eufrat, Iraq. Perseteruan mempertaruhkan nyawa kembali mencuat di atas jembatan. Rongrongan negara adidaya tersebut siap mencabik - cabik barisan para mujahidin. Puncaknya musuh menyerbu dengan serangan brutal yang diperkuat kavaleri sejumlah gajah. Setiap gajah membawa puluhan serdadu beserta peti persenjataan di atasnya dengan gemerincing lonceng untuk menakut - nakuti pasukan islam. Strategi ini benar - benar memporak - porandakan struktur armada islam. Setiap kali para mujahidin hendak menerobos barikade kuda - kuda mereka tidak mampu bertahan menyibak formasi gajah Majusi Persia tersebut.

Di lain pihak, pasukan kavaleri musuh dari atas gajah bertubi - tubi memberondongkan amunisi senjatanya dengan melepaskan anak panah. Hingga tak terhitung jumlah syuhada muslim yang meregang nyawa. Walau demikian pasukan islam berhasil membunuh 6.000 orang dari mereka. Abu Ubaid r.a. lantas mengubah strategi tempur dengan sistem sentralisasi untuk menghabisi seluruh gajah sebagai target utama. Tak ayal para prajurit islam membunuh gajah - gajah yang ada. Belakangan musuh juga menempatkan seekor gajah putih yang paling besar milik raja mereka di garis terdepan. Abu Ubaid r.a. pun mengayunkan pedangnya untuk menebas belalai gajah tersebut. Tak pelak gajah tersebut mengamuk beringas dan akhirnya menginjak beliau hingga menghembuskan nafas terakhirnya. Ketujuh panglima pengganti beliau juga secara berurutan gugur di arena tempur. Mulanya hampir saja pasukan islam meraih kemenangan, namun sayang kinerja pasukan muslim semakin melemah saat menyaksikan tragedi tersebut.

Titik lemah ini rupanya dapat dibaca oleh Majusi Persia. Dengan demikian musuh memaksimalkan daya serangnya menggempur barisan mujahidin. Keadaan semakin terpuruk ketika banyak tentara islam lari mundur dari zona konflik. Kemunduran juang tersebut semakin menjadi dengan mundurnya Abdullah bin Martsad yang memutus ujung jembatan, agar syuhada muslim kembali bertempur. Lambat laun jembatan itupun runtuh. Kaum muslimin centang perenang tak berdaya hingga sebagian dari mereka hanyut tenggelam di sungai eufrat. Sampai akhirnya puncak komando dipegang Mutsana bin Haritsah. Beliau bersama jagoan perang yang banyak terluka parah berupaya mengevakuasi sisa pasukan yang ada di jembatan dari cengkraman Persia. Lalu pasukan Islam mundur teratur ke belakang. Musuh akhirnya kembali pulang ketika mendengar kekacauan politik di kerajaan mereka. Jumlah pasukan islam yang gugur di perang ini berjumlah 4.000 syuhada. Banyak dari sahabat Nabi SAW yang kehilangan nyawa. Di antaranya adalah Abu Zaid al - Anshari radiyallahu anhu, salah satu anggta tim yang mengumpulkan Al - Qur'an di masa Nabi SAW.

Imperium Persia masih memimpin pertempuran sementara. Mereka begitu terobsesi untuk memusnahkan para mujahidin dari medan perang. Musuh membentuk batalion gabungan infanteri - kavaleri sejumlah 100.000 serdadu. Pasukan yang diperkuat tiga gajah besar ini di bawah komando serang penggawa kerajaan yang bernama Mihran. Meski harus kehilangan teman seperjuangan yang gugur di medan perang pasukan islam tetap tegar bersiaga menjaga daerah perbatasan. Menghadapi prahara jihad yang tidak mengijinkan kesalahan sedikitpun di bawah tekanan pihak kafir. Pasukan islam dengan performa maksimal siap meladeni gelombang serangan musuh.

Kali ini mujahidin islam berjumlah 10.000 syuhada setelah mendapatkan bantuan dari Iraq dan beberapa wilayah lain di sekitarnya. Di dalamnya terdapat beberapa senior sahabat Nabi SAW. Sayap kanan d bawah komando Basyir dan sayap kiri dikomandoi Busr. Yang bertindak sebagai panglima perang tertinggi seluruh syuhada muslim saat itu adalah Mutsana bin Haritsah. Kedua armada bertemu pada bulan Ramadhan di Buwaib, sebuah wilayah yang cukup luas yang terletak di dekat kota Kufah, Iraq saat ini. Antara wilayah Kufah dan Buwaib terbentang sungai Eufrat yang menjadi pemisah keduanya. Mutsana menginstruksikan untuk berbuka puasa, para mujahidin pun menanggapi positif instruksi ini. Dan seluruh satuan perang pada posisi siap memperagakan pola serang secara frontal dan strategis.

Mutsana menaiki kudanya yang hanya dinaiki ketika perang saja. Beliau menasehati para prajurit agar gigih dalam berperang dan mengingatkan kepada ganjaran Allah SWT di hari kelak. Lalu Mutsana memberikan instruksi, "Aku akan bertakbir sebanyak tiga kali, maka bersiap - siaplah. Apabila takbir keempat maka serbulah barikade musuh!" Ketika pekikan takbir pertama berkumandang pasukan musuh yang tersusun dalam tiga formasi raksasa dengan seekor gajah besar ditempatkan di belakang tiap formasi telah mendahului pasukan islam. Pertempuran kembali berkecamuk. Suara gemuruh, derap kuda, dan dentuman keras mengiringi pertempuran yang menggemparkan ini. Tiap - tiap prajurit islam bertempur dengan gagah berani. Aksi mereka tak jauh berbeda dengan sepak terjang panglimanya. Tidak sedikit dari mereka yang gugur atau terluka parah. Tak ketinggalan juga dalam perang ini juga menggugurkan Mas'ud Bin Haritsah sebagai seorang komandan pasukan infanteri, yang sebanding dengan perang Yarmuk di Syam.

Mutsana memompa semangat juang para prajurit seusai mendapati kematian Mas'ud. "Wahai kaum muslimin janganlah kematian saudara kandungku akan melemahkan kekuatan kalian! Sesungguhnya seperti inilah kematian orang - orang terbaik kalian." Ya karena kesudahan yang baik adalah bagi orang - orang yang bertaqwa.

Di saat api pertempuran berkobar dengan hebat Mutsana menggalang para jagoan perang untuk maju dan melindungi beliau dari belakang. Pasukan khusus ini menyusup menyibak formasi pasukan musuh dengan kewaspadaan tingkat tinggi. Kedua kubu akhirnya bercampur antara satu dengan lainnya. Manuver spektakuler tersebut membuahkan hasil yang luar biasa. Formasi barikade pertahanan musuh tercerai - berai hingga satuan penyerbu mekanis tersebut mampu menerobos ke posisi Mihran. Akhirnya Mihran berhasil ditikam oleh Al - Mundzir bin Hasan adh - Dhabbi hingga jatuh tersungkur dari kudanya yang diwarnai kuning dengan bertanda bulan sabit di keningnya. Tanpa menyia - nyiakan peluang tersebut Jarir bin Abdillah al - Bajali r.a. secepat kilat memenggal leher Mihran. Menyaksikan fenomena tragis tersebut musuh berupaya melarikan diri dari bentrokan maut itu. Nahas mereka berhasil dihadang oleh pasukan muslim di dekat jembatan.

Selanjutnya para mujahidin menghabisi para penyembah api dari siang hingga malam hari. Fakta sejarah mencatat jumlah pasukan Persia yang terbunuh saat itu sekitar 100.000 serdadu. Kemenangan pun diraih. Usai perang Mutsana mengumpulkan bala tentaranya di bekas arena pertempuran. Beliau menanyakan sepak terjang mereka sepanjang laga. Lalu memberikan penghargaan dan mendoakan mereka...

2.4.13

Dengan Cara Ini Aku Mencintaimu

Ku berikan noktah pada jiwa polos, putih, dan terindah
Atas nama cinta, kesetiaan, dan keabadiaan
Yang tersisa hanyalah luka dan sayatan tajam bilah kata - kata
Apakah seperti ini cinta yang aku punya?

Tiada guna sesal ditempa
Tiada asa dalam sebuah ikatan belaka
Beribu dewi yang aku puja dalam ingatan
Semuanya hilang dan tak mau menetap

Begitukah aku di mata para insan?
Yang lebih hitam daripada sang malam
walaupun cahayanya terang menembus dedaunan
Dan mengalirkan semerbak wangi yang memabukkan

Keindahan dan kesucian cinta adalah mimpi dalam hati
Yang tak mengerti apakah itu hanyalah buai diri
Bagaikan tetes air di tengah padang pasir
Bagaikan nanti saat aku mati...

Aku tidak pernah meninggalkan Allah SWT
Berarti aku juga tidak akan pernah meninggalkanmu, bukan?
Tapi kau tak peduli lagi tentang cinta
Lalu apa yang harus aku katakan?

Pergilah...
Adalah doa penuh harap yang kau pinta
Untukmu wahai putri dewata terindah
Demi sembuhkan hati dalam damai

Sudahlah pergilah...
Tetapkan jejak yang aku lakukan
Tanpa tanya dan tanpa sesal dalam dada
Karena nanti aku pasti pulang

Ku berharap ku cepat tersadar dari tidur panjangku
Karena bukankah ini semua hanya mimpi?
Mimpi buruk yang suatu saat akan pergi
Tetapi kenapa rasanya tetap sesakit ini?

Sepenggal Kisah Al - Masih Dalam Al - Qur'an

Dalam tafsirnya, al - Imam Ibnu Katsir rakhimallah menyebutkan bahwa di antara kisah mengenai orang - orang Yahudi adalah tatkala Allah SWT mengutus Isa bin Maryam alaihisalam dengan membawa bukti - bukti kebenaran risalah - Nya yang nyata dan petunjuk, para orang - orang Yahudi tersebut tidak menyukai - kalau tidak bisa dibilang dengki - Nabi Isa a.s. karena beliau telah dikaruniai Allah SWT berupa risalah kenabian dan berbagai mukjizat yang nyata. Di antara mukjizatnya adalah dapat menyembuhkan orang buta dan orang yang terkena penyakit sopak (sejenis penyakit belang pada kulit), menghidupkan kembali orang yang sudah mati, dan mampu membuat seekor burung dari tanah liat yang dimana saat beliau meniupnya maka jadilah burung tersebut burung sungguhan yang dapat terbang kesana kemari. Tentu hal itu atas ijin Allah SWT. Hal ini belum mukjizat lain sebagai bentuk permuliaan Allah SWT terhadap beliau.

Walaupun demikian orang - orang Yahudi mendustakan beliau dan menyelisihinya, serta berupaya untuk mengganggunya dengan segenap kemampuan yang mereka miliki. Hal ini menyebabkan Nabi Isa a.s. tidak bisa tinggal dalam satu tempat dalam waktu lama. Akhirnya beliau memutuskan untuk mengembara dan ibunda beliau (Maryam) juga ikut mengembara bersama beliau. Orang - orang Yahudi tetap tidak puas dengan keadaan ini. Akhirnya mereka berusaha untuk menemui Raja Dimasyq (Damaskus) di masa itu. Raja Dimasyq adalah seorang musyrik penyembah bintang. Para pemeluk agamanya dikenal dengan sebutan agama Yunani.

Ketika orang - orang Yahudi tersebut datang kepada Raja Dimasyq, mereka menyampaikan berita dusta kepadanya bahwa di Baitul Maqdis terdapat seorang lelaki yang menyebarkan fitnah di tengah - tengah manusia, menyesatkan mereka, serta mengajak mereka agar memberontak kepada raja. Si raja pun murka dan ia menulis surat kepada wakilnya (Kepala Daerah) yang ada di Baitul Maqdis yang isinya memerintahkan agar menangkap lelaki yang dimaksud, lalu menyalibnya dengan meletakkan duri - duri di kepalanya agar tidak mengganggu orang - orang lagi.

Ketika surat dari raja tersebut sampai kepadanya sang kepala daerah segera melaksanakan perintah tersebut. Ia berangkat dengan disertai orang - orang Yahudi menuju  ke tempat yang di dalamnya terdapat Nabi Isa a.s bersama dengan sejumlah sahabatnya yang berjumlah sekitar 12 atau 13 orang. Bahkan ada yang bilang jumlah mereka adalah tujuh belas orang. Peristiwa tersebut terjadi pada hari jum'at sesudah waktu ashar. Ketika Nabi Isa a.s. merasa bahwa mereka pasti dapat memasuki rumah itu atau terpaksa keluar dari rumah dan akhirnya pasti berjumpa dengan pasukan pengepung raja, maka ia pun berkata kepada sahabat - sahabatnya, "Siapakah di antara kalian yang bersedia untuk diserupakan dengan diriku? Kelak ia akan menjadi kawanku di surga." Maka ada seorang pemuda yang bersedia untuk itu. Namun Nabi Isa alaihisalam memandang pemuda tersebut masih terlalu muda untuk melakukannya. Sehingga beliau pun mengulangi lagi pertanyaan tersebut hingga 3 kali. Karena tidak ada satupun relawan lain yang bersedia, maka Nabi Isa a.s. pun berkata, "(Kalau memang demikian), kamulah orangnya." Maka Allah SWT menjadikannya mirip seperti Nabi Isa a.s. hingga seolah hal tersebut memang beliau sendiri.

Lalu terbukalah salah satu bagian dari atap rumah itu, Nabi Isa a.s. tertimpa rasa kantuk yang luar biasa sehingga ia pun tertidur. Dalam keadaan demikian Allah SWT mengangkat beliau menuju langit sebagaimana firman - Nya pada Ali - Imran 55. Setelah Nabi Isa a.s. diangkat ke langit para sahabat beliau keluar. Ketika petugas kerajaan tersebut datang dan melihat pemuda yang wajahnya sudah diserupakan dengan Nabi Isa a.s. itu, mereka menyangka ia adalah Nabi Isa a.s. itu sendiri. Pada malam itu juga mereka menangkap dan menyalibnya, dan tak lupa meletakkan duri di atas kepalanya. Orang - orang Yahudi menampakkan bahwa merekalah yang telah berhasil menyalib Nabi Isa a.s. dan mereka merasa bangga dengan hal ini. Ternyata beberapa kaum Nasrani juga percaya dengan kejadian ini karena ketidaktahuan dan pendeknya akal mereka. Kecuali mereka - mereka yang ada di dalam rumah tersebut bersama Nabi Isa a.s. yang asli. Mereka tidak mempercayainya karena menyaksikan sendiri bahwa Nabi Isa a.s. diangkat ke langit. Hingga akhirnya mereka pun menyebutkan sebuah mitos yang menyebutkan Ibunda Maryam duduk di bawah orang yang disalib itu dan menangisinya. Disebutkan pula orang yang disalib itu (Nabi Isa a.s. menurut sangkaan mereka) bisa berbicara dengan ibundanya tersebut.

Walaupun mereka mengaku telah membunuh dan menyalib Isa Al - Masih alaihisalam namun sejatinya mereka sendiri masih ragu apakah yang mereka salib tersebut Nabi Isa a.s. atau bukan. Dalam firman - Nya Allah SWT mengatakan, "Sesungguhnya orang - orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa benar - benar dalam keragu - raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan mereka belaka. Mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa." (An - Nisa': 157)

Demikianlah, sejak awal mula diangkat menjadi rasul hingga diangkat ke langit Nabi Isa a.s. senantiasa mengajak umatnya agar beribadah kepada Allah SWT. Nabi Isa a.s. tidak akan pernah rela diibadahi dan dipertuhankan. Nabi Isa a.s. tidak pernah mengajak umatnya untuk menyembah beliau maupun sujud kepada ibundanya. Allah SWT berfirman, "Dan (Ingatlah) ketika Allah berfirman: 'Hai Isa putera Maryam adakah kamu mengatakan kepada manusia: 'Jadikanlah aku dan ibuku dua sesembahan selain Allah?' Isa menjawab: 'Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya).'" (Al - Maidah: 116)

31.3.13

P . H . Y .

Di bawah terang purnama aku menghampirimu
Bersajak indah dalam jiwa aku memujamu
Lantunan kata dalam doa aku menyanjungmu
Untuk setia hingga akhir masa hidupku
Tiada ujung dalam jalan panjangku
Tiada batas untuk semua anganku
Ku hanya berlari dan harus berlari
Berharap masa lalu akan terulang lagi
Secercah mentari di ufuk sana
Tandakan akhir dari segala penantian
Mungkinkah saat ku tiada di dunia
Ada kau yang temaniku ke surga?

Sumpahku !

Terang bulan sempurna hadirkan satu jiwa
Yang merekah indah bagai dahlia di savana
Sebait kata - kata berbungkus indah dalam lantunan doa - doa
Bawa panji kemenangan surgawi dan ceriakan hati ibu pertiwi

Berjuta onak yang menghampiri
Acuhkan mimpi yang dulu terpatri
Beribu cawan duniawi lenakan hati menuju mati
Bilakah derai air mata yang kulihat nanti?

Kamu... Tak akan menyerah aku mencari
Cinta dan kasih sayang padaku yang tak tahu diri
Deras air mata dan ikrar yang terkhianati
Ataupun setia yang selalu ku ingkari

Kamu... Tak kan menyerah aku meminta
Cinta dan kasih sayang padaku yang selalu sama
Walau harus ku nanti dalam lembah luapan membara
Walau harus menangis dalam keindahan dunia

Demi merah yang nyawaku di dalamnya
Atau putih yang ku tegak bersamanya
Demi cinta yang aku perjuangkan seutuhnya
Demi mimpi yang aku rajut di dalamnya

Sumpahku... Tak kan ku pergi meninggalkan
Tak kan ku pergi menjauhkan
Karena hati telah tetapkan tujuannya
Kamu adalah tempatnya...

Tolong aku... Cintai aku...
Kembalilah padaku dan cintai aku...
Lindungi aku dan cintai aku...
Jaga aku bersamamu dan cintai aku...

Fairiest

Hangat lentik sentuhanmu menusuk kalbuku
Temani malamku yang kesepian dan ingingkan kehangatan
Kau buatku terbang tak mengenal batas mimpi dan sadar diri
Sungguh tak kan terlupa saatku denganmu
Jauh di dasar hatiku tak ada namamu
Karena hatiku jauh telah berlalu
Tak sedikitpun ku ingin mempermainkan kesungguhanmu
Tak bisakah kau tetap temaniku?
Walau kau hanya imaji sesatku?

?

Tak akan termaafkan...
Segala langkah hati yang kehilangan
Mencari cinta semu yang tak tentu
Untuk membuatku tetap tegak dalam duniaku
Bukan ku tak percaya akan terangnya mentari
Atau ingin selalu terlihat kuat di mata aku mencari
Ku hanya tak bisa melepaskan jiwaku
Yang telah diculik oleh kegelapan hati
Maafkan ku menodai cinta suci kita
Yang keindahannya mengalahkan tahta dan berlian
Mungkin kau tak kan percaya bila di hatiku masih ada dirimu
Tetapi itulah yang terjadi...
Dan itulah yang aku mau dirimu tahu...

24.3.13

Jilbab Adalah Bagian Syukur Muslimah

Suatu kebahagiaan tersendiri ketika seorang diciptakan sebagai wanita. Berbagai macam nikmat dan keutamaan telah Asslah SWT berikan kepada kaum hawa. Terlebih ketika islam telah datang. Persamaan dalam mendapatkan pahala dengan kaum Adam, mendapatkan watisan, janji surga bagi yang taat, adalah contoh kecil kemuliaan serta keutamaan kaum wanita tersebut. Oleh karena itu wajib bagi kaum wanita untuk mensyukuri segala kelebihan, kemuliaan, dan keutamaan yang telah Allah SWT berikan tersebut. Bersyukur dengan senantiasa menambah amalan shalih dan menjauhkan diri dari segalah hal yang Allah SWT larang agar nikmat dan keutamaan tersebut langgeng dan bertambah.

Salah satu bentuk syukur seorang muslim kepada Rabb - Nya adalah dengan mengenakan pakaian yang memang disyariatkan baginya dan menjauhi pakaian - pakaian yang menyalahi syariat. Karena pakaian yang syar'i  terkandung di dalamnya kebaikan bagi mereka baik di dunia terlebih di akhirat. Dahulu para sahabat wanita senantiasa mendengan dan taat terhadap titah dari Allah SWT dan Baginda Muhammad SAW. Termasuk dalam hal yang berkaitan dengan etika mengenakan pakaian dan jilbab.

Para ulama yang merupakan pewaris ilmu para Nabi telah menerangkan adab dan etika berpakaian (berjilbab) yang diintisarikan dari AL -Qur'an dan hadits - hadits yang shahih. Diantaranya adalah:
  1. Tebal, tidak tipis, dan tidak transparan. Tertutupnya aurat tidak bisa tercapai kecuali dengan menggunakan pakaian yang tebal. Adapun pakaian yang tipis atau transparan justru akan menjadi fitnah sebagaimana Rasullullah SAW bersabda, "Akan ada di akhir umatku para wanita yang berpakaian namun hakikatnya telanjang." (HR. Ath - Thabarani)
  2. Longgar dan tidak ketat. Pakaian yang sempit dan ketat walaupun menutupi tubuh namun dapat menampakkan bentuk tubuh dan tentunya yang demikian ini semakin mengundang fitnah. Sahabat Usamah Bin Zaid, r.a. pernah bercerita: "Rasullullah SAW pernah memberiku pakaian buatan Mesir yang merupakan hadiah dari Dihyah Al - Kalbi. Pakaian itu kaku aku berikan kepada istriku. Suatu hari Rasullullah SAW bertanya kenapa aku tidak memakai pakaian tersebut, maka aku katakan bahwa pakaian itu aku berikan kepada istriku. Rasullullah SAW lalu berkata kepadaku untuk menyuruh istriku menggunakan pakaian yang lain (pakaian dalam) terlebih dahulu sebelum memakainya karena khawatir akn terlihat bentuk tubuhnya." (HR. Ahmad dan Al - Baihaqi)
  3. Tidak memakai wewangian. Hal ini didasarkan pada salah satu hadits yang berbunyi: "Wanita manapun yang memakai wewangian lalu melewati suatu kaum agar mereka mencium baunya maka wanita tersebut adalah pezina." (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi, dan An - Nasa'i)
  4. Tidak menyerupai pakaian khas wanita kafir.
  5. Tidak ada hiasan (aksesoris) pada pakaian tersebut.

Untitled

Seruan indah bergema hangatkan pagi
Ingatkan nanti saat aku akan pergi
Ku menengadah ke langit menanti sikap - Nya padaku hari ini
Berharap langit sedikit gila hingga tak ada lagi perih dalam hati

Keramaian tanjung yang indah
Oleh pasangan muda - mudi yang nikmati cinta
Menyayat hati dan hilangkan jiwa
Saat tanganku mengepal tak terbuka

Deburan ombak menjadi nada pelipur lara
Saat dada tak tahan menahan kerinduan
Celoteh parkit meruapakan semu
Bila langkah kaki tertahan di pasir waktu

Menetes peluh membasahi pipiku
Merekam semua saatku denganmu
Masihkah ada rasa yang tak biasa untukku?
Yang membuatku bertahan setia menunggumu

Dua jiwa saling mencinta
Harusnya tak lepaskan panah duka lara
Tapi mungkin ini jalan cinta kita
Salahkah aku yang masih berharap untukmu?

9.3.13

Iris

Di depanku hanya ada ajalku
Itulah yang pasti di untukku
Di depanku hanya ada masa laluku
Saat semua terulang diperlihatkan dalam diam

Kini aku mengerti segala larangan yang tertulis
Dalam lantunan kata - kata suci yang abadi hingga nanti
Kini aku mengerti maksud dari tak ada yang abadi
Tak menempatkan mata dalam hati yang tidak sepatutnya

Tak terhitung berapa dara bertekuk lutut mencium kakiku
Dengan lantunan bak pujangga serta perlakuan bagai seorang dewa
Tapi... Keabadian yang dimimpikan hanyalah semu
Dan yang ada hanya irisan dalam menganga

Tak henti bertanya tentang tangisan yang tiada henti
Tak henti merasakan kerinduan yang tak kunjung padam
Tak henti bertanya tentang segenggam hangat yang diinginkan
Tak henti pula merasakan perih yang berulang

Ku ingin lagi melihat mentari yang bersinar malu di balik dedaunan
Yang hangatnya tenangkan jiwa dan sinarnya memberi harapan
Ku ingin menahan segalanya hingga saatnya tiba
Walau kehancuran yang nantinya akan kudapatkan

Tak akan lama tapi akan abadi
Itukan yang Kau inginkan padaku?
Tak meragukan - Mu akan bahagiaku
Walau telah jauh ku pergi dari - Mu

Ampuni aku...
Jadikan kepergianku ketenangan bagi yang tersakiti
Dekap aku...
Dan tak ada lagi yang aku pinta pada - Mu

2.3.13

The Power Of Love

"Don't love someone who can leave Allah. When he can leave Allah, he can leaves you first"
 ,,,,,, -

Di saat hati tak berdaya
Ku kuat hanya karna cinta
Yang membara di dalam dada hanya untukmu
Berjanji ku menjaga sampai mati
Walau berat jalannya, aku bahagia
Ku di sini berdiri karena cinta
Bertahan untuk bahagia hanya untuk cinta
Ku di sini akan selalu menunggumu
Akan selalu menjagamu seumur hidupku
Semua karena cinta semua karena cinta

(Syahrini - Semua Karena Cinta)


Sumpah tak ada lagi kesempatan untukku bisa bersamamu
Kini ku tau bagaimana caraku untuk dapat terus denganmu
Bawalah pergi cintaku pada ke mana pun kau mau
Jadikan temanmu, temanmu paling kau cinta
Di sini ku pun begitu terus cintaimu di hidupku
Di dalam hatiku sampai waktu yang pertemukan
Kita nanti

(Afgan - Bawalah Cintaku)


Oh ini kisah sedihku ku meninggalkan dia
Betapa bodohnya aku
Dan kini aku menyesal
Melepas keindahan dan itu kamu
Tuhan tolonglah aku kembalikan dia
Ke dalam pelukku karena ku tak bisa
Mengganti dirinya ku akui jujur aku tak sanggup
Sungguh aku tak bisa
Dan telah ku jalani semua cinta selain kamu
Tapi tak ada yang sama
Beribu cara kutempuh tuk melupakan kamu
Tapi tak mampu

(Pasto - Jujur Aku Tak Sanggup)


Tak pernah kusangka ini terjadi kisah cinta yang suci ini
Kau tinggalkan begitu saja sekian lamanya kita berdua
Tak kusangka begitu cepat berlalu tuk mencari kesombongan diri
Lupa segala yang pernah kau ucapkan kau tinggalkan aku
Pergilah kasih... Kejarlah keinginanmu...
Selagi masih ada waktu
Jangan hirukan diriku
Aku rela berpisah... Demi untuk dirimu...
Semoga tercapai segala keinginanmu

(Chrisye - Pergilah Kasih)


Indah larik pelangi seusai hujan membuka hari
Samar dirajut mega garis wajahmu lembut tercipta
Telah jauh kutempuh ... perjalanan
Bawa sebentuk cinta menjemput impian
Desau rindu meresap kenangan haru kudekap
Semakin dekat tuntaskan penantian
Kekasih, aku pulang... Menjemput impian
Kau dan aku ... jadi satu arungi laut biru
Tak kan ada yang kuasa mengusik haluannya
Kau dan aku ... jadi satu
Sambut datangku sekian lama waktu telah mengurai makna
Cinta kita gemerlap terasah masa
Kan kubuat prasasti dari tulusnya janji
Walau apa terjadi tetap tegak berdiri
Kau dan aku jadi satu
Bersama kita jemput... impian

(Kla Project - Menjemput Impian)

For Man (Read - This) ! Marry Me...

Aku berlindung dari godaan syetan yang terkutuk...
Dengan nama Allah SWT yang Maha Pengasiih lagi Maha Penyayang...

Alhamdullillah... Sungguh suatu nikmat yang luar biasa sampai detik ini Al - Faqir masih diberikan kesehatan, kesempatan, serta kekuatan untuk tetap menjalankan takdir Allah SWT yang sungguh maha sempurna, Segala nikmat yang luar biasa walaupun Al - Faqir mengerti bahwa sungguh sejatinya tidak pantas Al - Faqir tidak pantas untuk menerima ini semua mengingat semua dosa dan kesalahan yang telah Al - Faqir lakukan hingga detik ini. Belum lagi segala hal yang dari diri Al - Faqir membuat Allah SWT kecewa. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta sahabat - sahabat beliau, keluarga beliau, tabiit tabiin, serta kita sebagai pengikutnya.

Salah satu ajaran Rasullullah SAW adalah menikah. Bahkan ada dalam salah satu hadist - entah ini benar atau tidak - tidaklah menjadi salah satu golonganku bila tidak mengikuti ajaranku - yang aku dapat dari satu ceramah dan sudah sangat lama sekali waktu mendengarkannya. Dan salah satu ajaran Rasullullah SAW adalah menikah. Sesungguhnya jodoh, mati, rejeki, hidup ini semua sudah ada yang mengatur, Benarkah? Berarti kita tidak perlu berusaha?

Banyak sekali pernikahan di dunia ini yang berjalan tidak sebagaimana mestinya, Padahal bumbu memulai pernikahan tersebut sungguh sangat manis. Dari awal pacaran mereka, manisnya pacaran mereka, serta sulitnya perjuangan mereka dalam mempertahankan hubungan mereka. Tapi tetap saja mereka gagal bukan? Tapi tak jarang pula kita menjumpai langgengnya suatu pernikahan bukan? Walaupun awal perkenalan mereka tidak baik. Lalu satu pertanyaan yang menggelitik adalah mengapa bisa seperti itu? Apakah mereka jodoh? Pasti! Tapi siapa yang tahu dulu mereka berjodoh? Mungkin hal tersebut tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa sejatinya seorang wanita yang menjadi pasangan kita tersebut berasal dari tulang rusuk kaum pria. Itulah yang dinamakan jodoh secara analogi. Berbagai cara kita lakukan demi melanggengkan hubungan kita. Berbagai usaha kita tempuh untuk menggapai hidup bahagia bersama dengan orang yang kita cinta. Tetapi bagaimana kita mengetahui bahwa wanita yang kita cintai sepenuh hati tersebut adalah tulang rusuk kita? Bagaimana kita bisa menjamin bahwa pernikahan kita nantinya akan selamanya?

Di balik kesuksesan seorang pria pasti ada peran dua wanita hebat di belakangnya. Yang pertama adalah sang bunda tercinta, yang kedua adalah dia yang kita cinta. Dalam ajaran agama jelas sekali dikatakan bahwa seorang pria adalah pemimpin dalam kehidupan. Minimal seorang pria itu memimpin sebuah keluarga. Tapi inti kepemimpinan tersebut sejatinya tidak berada di pundak pria, melainkan di tangan wanita! Ibarat sebuah atom, seorang wanita adalah inti atom. Yang mempengaruhi keputusan seorang pria adalah kedua wanita yang telah disebutkan di atas. Oleh karena itu - terlebih bagi dia yang kita cinta, pemahaman serta pendalaman terhadap ilmu agama sangatlah mutlak untuk diperlukan.

Siapa pria di dunia ini yang tidak menginginkan wanita yang cantik? Pasti semua pria di dunia menginginkan seorang wanita yang cantik, indah dipandang, dan kriteria - kriteria lain yang tidak perlu disebutkan disini, Tetapi bila itu yang dijadikan acuan maka yang harus dipikirkan berikutnya adalah bagaimana nasib generasi penerus kita di masa yang akan datang? Sebagai orang tua tentunya kita akan mengharapkan generasi penerus kita lebih baik dari kita kan? Oleh karena itu pada dasarnya pilihlah seorang wanita tersebut dari AGAMANYA dan kriteria - kriteria lain menentukan. AGAMA yang dimaksud disini bukan hanya SESUATU YANG BERHUBUNGAN DENGAN TUHAN saja, tetapi juga SESUATU YANG BERHUBUNGAN DENGAN SOSIALISASI TERHADAP SESAMA MANUSIA. Salah satu cara paling sederhana adalah dengan melihat lingkungan tempat dia tinggal. Mulai dari keluarga, teman - teman, kegiatan waktu luang, kegemaran, dan masih banyak lagi.

Proses pencarian terhadap wanita yang kita pilih untuk mendampingi kita tersebut tidaklah mudah. Perlu berbagai pertimbangan - pertimbangan yang matang sebelum kita memutuskan untuk menikah dengannya nantinya. Bagi seorang pria tidaklah cukup kata - kata cinta yang diutarakan dari sang wanita untuk memutuskan meminangnya nanti. Dengan berjalannya waktu cinta kita terhadap manusia tersebut akan pudar bila tidak kita pupuk setiap saat, dan tentu hal tersebut tidak akan bisa kita (pria) lakukan sendiri tanpa bantuan dari pendamping kita.

Diperlukan ketegasan, kesabaran, serta pendalaman agama yang mapan dari seorang pria untuk menjadi imam dalam rumah tangga serta tentunya faktor - faktor eksternal lain yang mendukung. Secara teori, untuk lebih "Aman" - nya, seorang pria tersebut janganlah mencari wanita yang :

  1. Memiliki harta kekayaan lebih banyak daripadanya
  2. Memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik daripadanya
  3. Memiliki keyakinan yang berbeda antara keduanya

Ketiga hal tersebut selain KARAKTER DAN WATAK DARI SANG WANITA adalah pemicu keretakan dalam rumah tangga bila tidak disikapi secara serius dan bijaksana. Bukankah kita menikah tersebut dengan niat untuk beribadah dan menginginkan kebahagiaan? Lalu mengapa kita memilih untuk menikah dengan seseorang yang tidak memberikan kita hal tersebut? Semua kembali kepada iman kita masing - masing...

Selamat berbahagia :O