"Heart of Aper_Runia"

Foto saya
Stay Cool and Stay Humble... I'll be what I believe :O

16.2.12

Aper_Runia Love Power Day's 17 : Aku (Tetap) Merah - Putih!

Aku berlindung dari godaan syetan yang terkutuk...
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang...

"Alangkah Lucunya Negeri Ini"
AperRunia denDhe

Tangis lolongan bayi beratap bintang
Menahan gemelut pinta dari dalam dirinya
Rintih sang nenek nestapa
Di tengah terik surya saat itu
Adalah lukisan alam yang terpampang indah dalam nyanyian keharusan

                Pikiran kita terbata pada dogma kesejahteraan
                Tanpa ada langkah membentuk keadilan
                Mata kita tertuju pada permusuhan
                Tanpa ada laku menyadari kebhinekaan
                Alangkah lucunya negeri ini...
                Lebih lucu lagi kita yang mengerti...

Bukankah sejatinya kita adalah satu?
Bergelut indah dalam mimpi - mimpi kesatuan?
Dengan satu tapak langkah bersama
Demi sang saka yang berkibar terang di bawah purnama
Alangkah lucunya negeri ini...
Lebih lucu lagi kita yang mengerti...
               
                Sejak kapan biru menjadi warna kita?
                Sejak kapan timur tak kita anggap saudara?
                Sejak kapan rupiah yang berbicara?
                Dan sampai kapan panas ini terasa panas?

Kurasakan pilu pada mereka yang kini menjadi legenda
Apakah yang hendak mereka kata?
Bila tawa sang saka yang mereka damba
Terputus hitam yang ada di dada
Ouwh... Apakah yang kini hendak mereka kata?
Bila sang saka tak lagi gagah
Bila bhineka tak lagi dapat bersuara
Bila garuda turunkan sayapnya


              Dalam sakit Jenderal Sudirman bertaruh nyawa
              Dalam malam Pangeran Diponegoro tak henti kendarai kuda
              Tanpa cinta Tjut Nyak Dien melanjutkan cita dan harapan
              Dan bilik empat kali enam Proklamator berfikir tentang negara
              Alangkah lucunya negeri ini...
              Lebih lucu lagi kita yang mengerti...

Apakah tangis bayi tak akan bisa diam?
Apakah rintih nenek tak lagi bisa diam?
Malahan semakin lantang
Bergema dan bergema di angkasa
Apakah itu lagu wajib yang harus kita dengar?
Hingga nanti Dia yang menjawab semuanya
Alangkah lucunya negeri ini...
Lebih lucu lagi kita yang mengerti...
Hhhfffttt...           

"Ratapan Pertiwi"
AperRunia denDhe

Ku dengar ratapan pertiwi di sudut hati kota ini
Melihat segala yang terjadi pertikaian anak negeri
Tiada lagi darah untuk sang saka
Yang ada hanya khilaf bagi diri semata
         
           Apa beda kita dengan kucing anggora?
           Yang mengemis bila perut keroncongan
           Tak segan untuk tersenyum dan melakukan segala pinta
           Lalu tahukah kau dengan anjing hutan?
           Yang liar, buas, dan hanya turutkan diri semata
           Tak segan sikat sana sikat sini demi memuaskan hasratnya

Hhhmmm...
Aku bingung...
Bukankah kita lebih tinggi daripada Tursina?
Dan lebih wangi daripada sang mawar?
Lalu???

Terdapat salah satu hadist - aku lupa siapa perawinya - yang mengatakan bahwa mencintai tanah air adalah termasuk sebagai salah satu iman. Sehingga sebagai orang beriman kita wajib untuk mencintai tanah air kita, tanpa terkecuali. Dan aku sungguh sangat beruntung sekali karena Allah SWT telah menakdirkan diriku untuk menjadi warga negara Indonesia. Sungguh hal itu adalah suatu nikmat serta hikmah tersendiri untukku. Nikmat dan berkah yang membuka mataku akan kebesaran Allah SWT yang tiada duanya di muka bumi ini.

Indonesia adalah salah satu negeri di belahan tenggara benua Asia. Negara kepulauan terbesar di dunia serta negara yang berpopulasi lebih dari 230 juta jiwa (survei 2010 lalu) yang mengantarkan Indonesia menjadi negara terpadat dunia keempat setelah China, Amerika Serikat, dan India. Indonesia memiliki luas wilayah yang sangat luas dengan lebih dari 17 ribu pulau yang termasuk di dalamnya. Dengan letak geografis yang berada di dua benua, Asia dan Australia serta dua samudera. Samudera Hindia serta Samudera Pasifik membuat Indonesia menjadi negara penting di dunia karena menjadi transit kapal yang akan melakukan perdagangan antar benua di masa lalu. Dengan letak astronomis yang berada di sekitar garis khayal katulistiwa menjadikan Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis dengan dua musim yang terlibat di dalamnya, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Karena adanya fakta tersebut Indonesia terkenal sebagai salah satu negara penghasil sumber daya alam di dunia. Baik itu yang berupa sumber daya alam terbarukan seperti rempah - rempah, gula, beras, buah, dan lain sebaainya maupun sumber daya alam tak terbarukan seperti emas, nikel, batu bara, minyak dan gas bumi serta beberapa contoh lainnya.

Negara yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 ini merupakan negara yang sangat "Seksi" di mata dunia karena segala kelimpahannya. Tercatat tak kurang dari tiga negara asing yang sempat datang kemari dan menjajah negara ini. Mulai dari daratan Eropa dengan Portugis, Belanda, Serta Inggris maupun juga negara Asia dengan Jepang yang terkenal dengan slogannya pada saat itu. Saat ini pun menurut saya masih banyak sekali negara - negara asing yang menjajah Indonesia. Mungkin caranya tidak sama dengan para negara pendahulunya, tetapi secara substansi hal tersebut dapat diperdebatkan. Sebagai salah satu negara berkembang yang masih terhitung baru dalam segala bidang merupakan hal yang wajar bila negara kita masih bergantung kepada kekuatan asing. Hanya saja terdapat beberapa hal yang secara sadar tidak bisa kita biarkan dan tetap harus kita pertahankan untuk kemaslahatan rakyat Indonesia bersama - sama. Seperti keragaman budaya dan bahasa serta penguasaan beberapa sektor penting dalam perekonomian oleh pemerintah.

17 agustus 1945 adalah tanggal kemerdekaan negara ini. Dengan demikian mulai detik itu negara ini bebas menentukan segala cita - cita serta menghadapi takdir yang telah Allah SWT berikan secara mandiri. Melalui perjuangan yang tak kenal lelah serta pengorbanan yang tak terhitung jumlahnya akhirnya Indonesia mendapatkan kemerdekaan yang diidam - idamkan oleh seluruh negara di dunia tersebut. Mulai dari Aceh hingga Jayapura melakukan perlawanan serta pengorbanan yang tak sedikit demi mewujudkan mimpi menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) selama lebih dari 350 tahun. Sungguh perjuangan dan pengorbanan yang pasti tidak sedikit mengingat waktu yang telah dilalui.

Kini 66 tahun sudah Indonesia berdiri banyak sekali cerita - cerita yang melalui perjalanan panjang negeri ini. Ada banyak sekali sejarah kelam, duka, dan menyakitkan. Tetapi di balik itu juga negara kita telah banyak memberikan tawa, cerita indah, menyenangkan serta bersejarah. Tiada gading yang tak retak, tiada yang bisa sempurna. Saatnya kita menutup lembaran lama. Menatap masa depan yang lebih cerah dengan tantangan yang tentu tidak akan menjadi lebih mudah. Demi masa depan seperti yang kita harapkan bersama. Seharusnya apa yang terjadi di masa lalu membuat kita menjadi lebih dewasa serta lebih bijak dalam menilai masa depan. Bukan malah kita kembali berputar ke belakang dan membuat lompatan jauh ke belakang. Sungguh suatu pekerjaan yang tak mudah serta tidak sebentar. Tetapi seperti kata salah satu da'i kondang di negeri ini yang menyatakan bahwa segala sesuatu itu sangat mungkin terjadi asalkan kita memulai langkah pertama kita saat ini, dari hal yang terkecil, dan mulai dari diri sendiri.

Tantangan dan hambatan negara ini untuk menjadi besar sungguhlah tidak mudah. Krisis kepercayaan terhadap pemerintah yang tidak kunjung usai, masalah kemiskinan, political will yang inkonsisten, gangguan dari negara - negara lain, serta yang terpenting adalah diri sendiri. Ya... Diri sendiri. Mengapa saya mengatakan diri sendiri adalah gangguan terpenting? Menurut saya, segala sesuatu tersebut ada pemecahan masalahnya. Tergantung bagaimana "Pemecah masalah" tersebut dalam melaksanakan tugasnya. Tentu tidak mudah dan penuh tantangan. Di sisi lain para "Pemecah masalah" tersebut dihadapkan dengan rasa nasionalisme dan tanggung jawab moral serta sosial untuk melaksanakan kewajibannya dengan sebaik - baiknya demi terciptanya suatu tujuan bersama. Sementara di sisi lain para "Pemecah masalah" tersebut dihadapkan dengan godaan - godaan sesaat yang membuat mereka lalai dan melupakan tanggung jawab mereka. Demi kepentingan tertentu dan demi kebahagiaan segelintir. Padahal mereka tahu dan menyadari bahwa segala apa yang mereka lakukan tersebut akan dimintai pertanggung jawabannya kelak baik di dunia terlebih maupun di alam sana. Allah SWT tidak tidur! Dan Allah SWT selalu mendengarkan doa - doa hambanya. Apalagi kita semua tahu bahwa salah satu doa yang akan langsung dikabulkan oleh Allah SWT adalah doa orang - orang yang teraniaya.

Seharusnya dengan kemampuan, kelebihan, kesempatan, serta kepatutan yang mereka miliki para "Pemecah masalah" tersebut mampu untuk mengesampingkan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai seorang manusia. Dengan tegas mereka akan berani menolak sesuatu bila itu tidak sesuai dengan tujuan awal mereka, tidak sesuai dengan apa yang menjadi kewajiban mereka. Memang hal ini tidak akan mudah dilakukan bagi mereka yang tidak memiliki kualitas diri yang baik dan - mendekati - sempurna. Kualitas diri yang mencakup kualitas dalam beragama, kualitas dalam merasakan masalah - masalah sosial, kualitas dalam memutuskan, kualitas dalam merasakan, kualitas dalam menolak, dan kualitas dalam bertanggung jawab. Kualitas - kualitas tersebut yang membedakan antara manusia bermartabat dengan manusia biadab.

Sungguh perjuangan yang sangat berat demi sang merah putih. Terlebih dengan masa seperti ini. Di era globalisasi yang membuat akses manusia tidak terbatas manusia manapun akan dengan mudah untuk datang ke Indonesia tercinta. Hal tersebut memberikan dampak seperti dua mata uang bagi kita. DI satu sisi hal itu akan membuat kita semakin mengerti kuasa Allah SWT melalui perbedaan serta keluasan pengetahuan di luar sana. Tetapi di sisi lain hal tersebut juga akan memberikan dampak tergerusnya nilai - nilai yang kita junjung selama ini. Ini merupakan tugas kita bersama untuk tetap menjadikan merah putih tetap menjadi warna kita. Bukan biru atau kuning yang menjadi warna kita. Bukan pula hijau atau hitam yang menjadi dasar pertimbangan kita. Bukan pula warna - warna lain yang dapat menjelaskan identitas kita sebenarnya. Dimana pun kita berada, apapun yang kita lakukan merah putih tetaplah dasar diri kita. Merah putih tetaplah warna kita. Merah putih tetaplah kebanggaan kita. Karena merah putih adalah kita!

>>> Merah Putih - Various Artists

Tidak ada komentar:

Posting Komentar