"Heart of Aper_Runia"

Foto saya
Stay Cool and Stay Humble... I'll be what I believe :O

6.12.12

Menjadi Kekasih Allah SWT

Terkadang aku sempat berhenti dalam satu titik kehidupanku. Melihat sekitarku serta berpikir tentang arti hidup ini, apa yang aku cari, serta tujuan hidupku selama ini dan nanti. Mungkin banyak dari kita yang berkata bahwa arti hidup ini dan tujuan hidup ini adalah beribadah kepada Allah SWT selaku Dzat Maha Kuasa yang berkenan memberikan kita kesempatan untuk menikmati setiap nikmat dan kebesaran - Nya di dunia. Serta dalam hidup ini yang kita cari hanyalah ke - ridho - an Allah SWT. Mungkin hal itu adalah benar, tetapi bagi orang yang awam terhadap ilmu agama dan masih "hijau" dalam urusan dunia hal - hal tersebut serasa terlalu abstrak bagiku. "Bagaimana caraku untuk sampai kesana?" Adalah pertanyaan - pertanyaan rutin dalam diriku setiap harinya.

Allah SWT adalah tujuan kita bukan? Dan dengan demikian bila kita ingin kembali kepada Allah SWT sudah sepatutnya kita mentaati segala "Aturan", "Ketentuan",  serta "Perintah" Allah SWT. Secara logika saja bila kita tertarik kepada sesuatu kita akan dengan sadar maupun tidak akan memacu diri kita untuk bisa mendapatkan sesuatu yang menarik hati kita tersebut. Bahkan bila kita harus merubah kepribadian ataupun berlatih lebih keras lagi. Walaupun beberapa hal di dunia ini tidak dapat dilogika semata. Dan Allah SWT sudah sangat jelas memberikan aturan, ketentuan, serta perintah - perintah - Nya yang sudah sangat familiar sekali kita ketahui bersama. Tetapi ada satu hal yang menjadi catatan, tentang Shalawat...

Allah SWT memerintahkan kita sholat sebagai sarana komunikasi kita terhadap - Nya tetapi Allah SWT sendiri tidak sholat, Allah SWT memerintahkan kita untuk berpuasa sebagai sarana menahan bagian diri kita yang selalu ingin lebih tetapi Allah SWT sendiri tidak pernah berpuasa. Akan tetapi saat Allah SWT menyuruh kita untuk bershalawat, Allah SWT sendiri bershalawat! Subhanallah... Kalau Allah SWT saja melakukan itu, apalagi kita? Hanya Allah SWT sendiri yang mengerti apa maksud dari itu semua. Mungkin beberapa pihak dapat menjelaskan secara lebih detail, tetapi dalam kesempatan ini aku tidak dalam posisi untuk menjelaskan itu semua. Yang ingin aku diskusikan adalah sungguh nikmatnya menjadi kekasih Allah SWT - seperti yang dialami oleh Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Tentu dalam pengertian konotoasi konstruktif...

Menjadi orang yang dicintai Allah SWT tentu menjadi bahan perbincangan bagi seluruh umat muslim di seluruh dunia. Betapa tidak? Sang khaliq yang haq mencintai kita, sungguh besar anugerah itu bagi kita yang - mungkin - tidak pantas untuk mendapatkannya barang secuil. Apalagi yang kita takutkan dalam hidup ini bila Sang Maha Hidup dan Sang Pemilik Hidup mencintai kita? Lalu apakah bisa kita menjadi seperti Rasullullah SAW? Dicintai Allah SWT? Menjadi seperti Rasullullah SAW tentu saja kita tidak akan mampu, tetapi untuk menjadi kekasih Allah SWT? Aku jawab dengan tegas, "Insya Allah kita bisa!"

Sejatinya lebih mudah bagi kita untuk bercinta dan menjadi kekasih Allah SWT. Syarat dan usahanya tidak terlalu susah. Yang susah hanyalah keinginan dan kesadaran untuk melakukannya. Menurut Al Imam - Al Ghazali ada tiga hal yang harus dilakukan oleh seorang manusia untuk menjadi kekasih Allah SWT. Ketiga hal tersebut secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut: Tidak mencintai dunia walaupun tetap mengejar dunia. Hal ini dimaksudkan bahwa kita memang diperintahkan Allah SWT untuk mengejar dunia seolah - olah kita akan hidup selamanya, tetapi yang perlu kita ingat juga bahwa tidak akan selamanya kita hidup di dunia. Secara statistik umur kita tidak lebih dari 70 tahun saja, dengan demikian itu berarti masa kita berada di dunia ini hanya selama itu, bahkan bisa lebih singkat. Memang ada beberapa pengecualian orang - orang yang berumur lebih dari itu, tetapi presentasenya jauh lebih kecil ketimbang orang - orang yang hidupnya hanya sampai usia 70 tahun. Oleh esbab itu kita juga diperintahkan untuk beribadah seolah - olah  kita akan meninggal esok hari. Jadi dunia yang kita kejar tersebut alangkah lebih bijaksananya bila mampu untuk menunjang kehidupan kita kelak di akhirat. Apapun yang kita lakukan di dunia ini sejatinya dibatasi oleh waktu yang berjalan secara cepat tanpa kita sadari. Oleh karena itu cara kita dalam mengejar duniapun juga harus berlandaskan anjuran dan tuntunan yang sudah digariskan sebelumnya.

Kemudian yang berikutnya adalah Menjadikan ibadah sebagai kebutuhan bukan kewajiban. Pernah suatu hari 'Aisyah r.ah. tidak mendapati Rasullullah SAW di ranjang pada suatu malam. Dengan penuh kepanikan 'Aisyah r.ah. mencari Rasullullah SAW kesana kemari. Dan begitu beliau menemukan Rasullullah SAW sedang melakukan sholat malam hati 'Aisyah r.ah. menjadi tenang kembali. Begitu Rasullullah SAW selesai melakukan sholat 'Aisyah bergegas bertanya kepada Rasullullah SAW, "Ya Rasul, mengapa kau dini hari begini masih saja bangun lalu mengerjakan sholat? Bukankah seluruh hidup dan matimu sudah dijamin oleh Allah SWT? Dan bukankah seluruh dosa - dosamu sudah ditangguhkan oleh Allah SWT?" Dengan senyum di wajah Rasullullah SAW menjawab, "Aku beribadah sebagai rasa syukurku atas segala nikmat yang Allah SWT perkenan berikan kepadaku hingga saat ini." Begitulah, saat kita telah merasakan kenikmatan dalam beribadah kita tidak akan mau untuk melepaskannya barang sedetikpun. Dan menjadi pribadi yang mau dan mampu untuk menjadikan ibadah sebagai suatu kebutuhan memerlukan waktu yang tidak sebentar, usaha yang tidak mudah, dan keinginan serta keyakinan yang tetap terjaga.

Lalu yang terakhir adalah Meyakini segala hal yang ada di dunia ini sudah digariskan oleh Allah SWT dengan demikian tidak ada lagi kekalutan di dalam diri kita untuk menjalani setiap takdir yang Allah SWT tuliskan kepada kita. Karena hal itu adalah takdir Allah SWT dan kita yakini hal tersebut merupakan yang terbaik dari Allah SWT untuk kita. Bukankah saat kita berada di dunia segala hal yang kita butuhkan akan disediakan oleh Allah SWT? Dan bukankah saat kita berada di dunia tugas kita hanya mencari, bukan memaksa? Keyakinan akan hal tersebut akan dapat terjadi bila kita memiliki tingkat pemahaman serta pengertian yang mendalam tentang agama.

Wallahua'lam bis shawab...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar