"Heart of Aper_Runia"

Foto saya
Stay Cool and Stay Humble... I'll be what I believe :O

6.12.12

Apa Urusanku Dengan Dunia?

Suatu hari Umar bin Khattab r.a. menemui Rasullullah SAW di kamar beliau. Umar mendapati beliau tengah berbaring di atas sebuah tikar usang yang pinggirnya telah lapuk. Jejak tikar itu membekas di belikat beliau. Sebuah bantal yang keras membekas di bawah kepala beliau dan jalur kulit samakan membekas di kepala beliau. Di salah satu sudut kamar itu terdapat gandum sekitar satu gantang. Di bawah dinding terdapat qarzh (Semacam tumbuhan untuk menyamak kulit).

Melihat kebersahajaan itu air mata Umar bin Khattab r.a. meleleh tiada henti. Ia tidak kuasa menahan tangis karena iba dengan kondisi pimpinan tertinggi umat islam tersebut. Rasullullah SAW yang melihat Umar menangis segera bertanya kepadanya, "Apa yang membuatmu menangis Ibnu Khattab?" Mendengar pertanyaan Rasullullah SAW tersebut entah apa yang harus dijawab Umar. Dengan kata - kata yang bercampur aduk dengan air mata dan perasaannya terbakar Umar bin Khattab r.a. menjawab, "Wahai Nabi Allah SWT, bagaimana bisa aku tidak menangis sedangkan tikar ini membekas di belikat anda, sedangkan aku tidak melihat apa - apa di lemari anda? Kisra dan Kaisar duduk di atas tilam dari emas dan kasur dari beludru bersulam sutra. Dan mereka dikelilingi oleh buah - buahan dan sungai - sungai. Sementara anda adalah Nabi Allah SWT dan manusia pilihan Allah SWT!"

Lalu Rasullullah SAW menjawab dengan senyum tersungging di bibir beliau, "Wahai Ibnu Khattab kebaikan mereka dipercepat datangnya oleh Allah SWT dan kebaikan itu pasti akan terputus suatu saat kelak. Sementara kita adalah kaum yang kebaikannya ditunda hingga hari akhir, tidakkah engkau rela jika akhirat untuk kita dan dunia untuk mereka?" Mendengar penuturan Rasullullah SAW ini Umar kemudian menjawab, "Aku rela." (HR. Hakim, Ibnu Hibban, dan Ahmad)

Dalam riwayat lain disebutkan Umar berkata, "Wahai Rasullullah SAW sebaiknya anda memakai tikar yang lebih lembut dari tikar ini." Lalu Rasullullah SAW menjawab dengan merendah diri, "Apa urusanku dengan dunia? Perumpamaan diriku dengan dunia itu tidak lain seperti orang yang berkendara di suatu hari di musim panas lalu ia berteduh di bawah sebuah pohon. Kemudian ia pergi dan meninggalkannya." (HR. Tirmidzi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar