"Heart of Aper_Runia"

Foto saya
Stay Cool and Stay Humble... I'll be what I believe :O

19.1.12

Peran Hati

Kesadaran muncul karena masalah melampaui batas pikirnya sendiri. Gerakan dalam hati muncul ketika rasa mengakui bersalah muncul. Guru waskito berawal dari masalah dilanjutkan dengan kesadaran atas perilaku sendiri. Jangan berharap bertemu dengan Sang Illahi bila masalah belum menimpa. Dan jangan berharap pula bila kesadaran atas diri kita belum kita akui. Bukan karena emosi atau ambisi semata dalam mencari Sang Illahi, tetapi karena kesadaran diri yang dijunjung tinggi pada hati yang dalam. Mengetahui ketakjuban Sang Illahi membutuhkan keikhlasan dan kesadaran yang tinggi.

Sering sekali manusia mengandalkan kemampuan otak dalam melihat dan menyelesaikan segala perkara. Padahal bila kita tela'ah lebih lanjut kemampuan otak yang terbatas itu hanyalah mampu untuk melihat sesuatu segala sederhana. Lalu mengapa kita memaksa kinerja otak kita sampai melampaui maksimal? Memaksa dengan perencanaan yang maksimal tanpa memperhitungkan kuasa Illahi dalam menuju suatu hasil yang diharapkan. Sehingga yang ada bukanlah hasil pemikiran dari studi empiris yang berdasarkan data dan fakta, melainkan hanya memanipulasi data demi angan - angan semata. Angan - angan yang selalu kita coba untuk kita jadikan nyata.

Lalu saat itu tiba, kita seakan merupakan peran Sang Maha Pengatur. Kita seolah menjadikan apa yang kita pikirkan itu dapat berjalan sesuai dengan sebagaimana mestinya. Bukankah dengan demikian kita telah menjadikan kemampuan otak kita itu sebagai Tuhan? Hei... Padahal otak hanyalah segumpal daging yang berada di dalam rongga kepala yan terlindung oleh tulang tengkorak dengan fungsi utama sebagai pemikir dan penjawab respon semata. Tidak lebih bukan???

Perlu sikap rendah hati untuk mengakui ada yang Maha di atas segalanya. Perlu hati dan pikiran yang jernih untuk mengembalikan semuanya kepada Sang Pemilik Jiwa Manusia. Sering kita mengalami bahwa hati kita telah menolak kenyataan dan fakta yang tersedia. Tetapi otak kita masih membantah dan sengaja mencari - cari alasan untuk pembenaran diri sendiri atas apa yang telah dilakukan. Mungkin harga diri dan ego kita pribadi yang menyebabkan kita selalu menuruti perintah akal kita. Mengapa harga diri dan ego kita tidak kita salurkan untuk menuruti perintah hati kita.

Hati adalah organ dalam diri manusia yang paling penting. Selain fungsi ragawinya yang tidak kalah penting fungsi ruhani dari hati ini sendiri juga tidak dapat disampingkan begitu saja. Hati adalah pusat dari manusia. Hatilah yang mengendalikan diri manusia itu akan menjadi seperti apa. Semua bergantung pada pilihan kita sendiri pada langkah yang akan kita tuju. Bahkan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW pernah menyebutkan dalam sebuah hadistnya bahwasanya di dalam diri manusia itu terdapat segumpal darah, Bila segumpal darah itu baik, maka baiklah semua bagian tubuh yang lainnya. Tetapi bila segumpal darah tersebut buruk, maka buruk juga seluruh bagian tubuh yang lainnya. Segumpal darah tersebut adalah hati. Seperti hadist nabi berikut ini: "Orang yang keras bukanlah yang dapat mengalahkan orang lain dengan kekuatannya. Orang yang keras adalah orang yang dapat menguasai diri dikala marah." (HR. Muslim)

Hati kecil tidak dapat kita bohongi. Justru akal - lah yang mencari pembelaan atas bantahan - bantahan yang dikatakan oleh hati tersebut. Bila hati dan akal sudah menyatu, maka tidak akan ada yang mustahil di dunia ini. Tidak akan ada penyesalan dalam setiap langkah kaki kita. Yang ada hanya rasa takjub. Takjub akan kebesaran Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar