"Heart of Aper_Runia"

Foto saya
Stay Cool and Stay Humble... I'll be what I believe :O

16.1.12

Keluh Kesah Manusia dan Penyelesaiannya

Serbagai seorang manusia yang memiliki keterbatasan dan kelemahan adalah hal yang wajar bila kita selalu menyandarkan hidup dan kehidupan kita kepada Allah SWT selaku pemilik raga serta sutradara terhebat dalam skenario dunia. Adalah hal yang wajar pula bila kita selalu mengeluh dan tidak puas dalam menerima kenyataan hidup kita. Tapi bukankah Allah adalah sebaik - baik pemberi bagi kita? Dan hanya Allah saja yang tahu apa yang terbaik untuk kita?

Lalu untuk apa lagi kita mengeluh? Untuk apa lagi kita meminta kalau kita yakin bahwa hanya Allah sajalah yang Maha Pemberi serta Maha Mengetahui tentang diri kita? Sebuah pelajaran berharga dapat kita petik dari kisah Nabi Ayyub a.s. karena beliau adalah salah satu dari sedikit nabi dan rasul yang diuji oleh Allah dalam keadaan nikmat maupun kesusahan. Nikmat Allah tiada terkira kepada Nabi Ayyub a.s. berupa istri yang setia, harta yang berlimpah, ternak yang banyak, dan lain nikmat yang Allah berikan kepada beliau. Hal ini membuat syetan protes kepada Allah dan meminta izin untuk diperbolehkan menggoda Nabi Ayeyub a.s. Karena syetan beralasan wajar Nabi Ayyub a.s. tekun dan istiqomah dalam beribadah karena Allah sudah menjaga serta mencukupi segala kebutuhannya. Dengan izin Allah, syetan diperbolehkan untuk menggoda Nabi Ayyub a.s.

Lalu kemudian atas izin Allah SWT syetan mengambil harta dan ternak beliau. Tetapi hal itu tidak membuat Nabi Ayyub a.s. menurunkan kualitas dan kuantitas ibadahnya. Hal itu malah membuat Nabi Ayyub a.s. semakin giat beribadah. Syetan pun bertanya dan mengusiknya, "Hai Ayyub, Allah SWT telah mengambil harta dan ternakmu, lalu untuk apa lagi engkau rajin beribadah?" Dengan santai dan mantap Nabi Ayyub a.s. menjawab, "Alhamdullillah justru hal tersebut akan meringankan hari perhitunganku di akhirat kelak." Syetan tidak berputus asa. Kemudian syetan mengambil anak Nabi Ayyub a.s. atas ijin Allah SWT dengan cara membakar rumah Nabi Ayyub a.s. Hal itu juga tidak mengurangi kuantitas dan kualitas ibadah dari Nabi Ayyub a.s. Syetan pun mengajukan pertanyaan yang sama, kemudian dengan bijak Nabi Ayyub a.s. juga menjawab dengan jawaban yang sama. Kemudian Nabi Ayyub a.s. terserang penyakit kulit dimana dari penyakit tersebut keluar bau yang sangat tidak sedap. Istri beliau Siti Rahma meminta kepada Nabi Ayyub a.s. untuk berdoa kepada Allah SWT agar segala penderitaan mereka berakhir. Lalu apa jawaban Nabi Ayyub a.s.? Dengan tegas beliau menjawab permintaan istrinya tersebut, "Aku malu. Allah sudah memberikanku nikmat selama 80 tahun dan aku tidak meminta untuk diakhiri. Kepedihanku ini masih selama 18 tahun tetapi aku sudah tidak ridha dengan ketetapan Allah. Tidak! Aku tidak akan meminta apa - apa. Biarkan Allah saja yang memberikan ketetapan - Nya kepadaku."

Begitulah jawaban singkat dan lugas dari Nabi Ayyub a.s. Beliau tidak pernah mengeluh atas ketetapan yang Allah berikan kepadanya. Bahkan dalam setiap kejadian hal itu malah membuatnya lebih tekun lagi dalam beribadah dan memohon ampunan Allah SWT. Bahkan kaum - kaum sufi terdahulu sangat mensyukuri adanya penderitaan yang mereka alami. Karena itu adalah bukti kecintaan Allah kepada dirinya. Mereka justru tidak senang dengan adanya nikmat berupa kelapangan kerena hal itu dapat melalaikan.

Setidaknya kita dapat mendekati kualitas ibadah mereka dengan tetap menjaga perintah Allah dan sebisa mungkin menjauhi larangan - larangan Allah SWT. Dari Abu Qatadah bin  Rib'i r.a.: "Rasullullah SAW bersabda Allah 'azza wa jalla berfirman 'Aku telah mewajibkan shalat lima waktu kepada umatmu, dan Aku berjanji kepada diri - Ku bahwa barangsiapa datang dengan menjaga sholat lima waktu itu pada waktunya, niscaya Aku akan masukkan ia ke surga - Ku. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapat janji - Ku.'" (HR. Abu Dawud). Bahkan hal ini dipertegas dengan sebuah hadist lain yang berbunyi: Sabda Nabi: "Barangsiapa yang telah menghidupkan sunnahku berarti telah mencintaiku. Dan barangsiapa yang telah mencintaiku maka ia akan bersamaku di surga kelak." (HR. Al - Hakim)

Sholat adalah cara efektif kita dalam berkomunikasi langsung dengan Allah. Semudah itu saja sebetulnya cara kita berkomunikasi dengan Allah SWT. Kalau kita tidak ingin segala urusan - urusan kita ditunda oleh Allah, maka kenapa kita harus menunda - menunda urusan Allah? Hanya Allah sebaik - baik tempat kita dalam berkeluh kesah dan hanya Allah semata tempat kita yang layak untuk mencari dan memohon pertolongan. Dalam sebuah hadist disebutkan "Sungguh Allah SWT malu... Dia malu bila ada hamba - Nya yang mengangkat kedua tangan kepada - Nya (untuk berdoa) lalu Dia menolaknya dan tidak mendapatkan apa - apa (hamba tersebut)." (HR. Abu Dawud)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar