"Heart of Aper_Runia"

Foto saya
Stay Cool and Stay Humble... I'll be what I believe :O

18.8.12

Demi Engkau Di Atas Mega Dunia

Masih terngiang suara mereka yang menumphkan darah demi engkau
Mengorbankan seluruh jiwa dan raga bertarung dengan gigih di belakang surau
Meninggalkan dunia dan cinta yang telah mereka dapati sebelumnya
Hanya untuk mengangkat engkau di atas mega - mega dunia

Masih teringat lolongan tangis mereka yang tertinggal
Berlubang dada tertembus timah panas
Terhunus panah menghujam raga
Tapi mereka tetap bergerak dan terus berteriak
Hanya untuk mengangkat engkau di atas mega - mega dunia

Seorang kakek tua duduk di hadapan seorang kecil
Bercerita dengan penuh semangat tentang apa yang terjadi di masa itu
Tentang kesatuan dan keinginan yang sama
Tentang pengorbanan dan tak mengharapkan apa
Hanya untuk mengangkat engkau di atas mega - mega dunia

Ku dengar lantunan doa dan mantra dari bilik sebelah
Setelah kubuka ternyata itu sang bunda yang matanya berair penuh pinta
Kepada DIa Sang Maha Mendengar
Hanya untuk mengangkat engkau di atas mega - mega dunia

Kini... Entah dimana sang bunda itu berada
Aku juga tidak mengetahui apakah kakek tua tersebut masih bernyawa atau tidak
Di balik bilik tersebut tidak ada lagi lantunan doa yang mengangkasa
Dan tak ada lagi seorang yang bercerita tentang engkau
Tentang mengangkat engkau di atas mega - mega dunia

Aku berjalan menghampar tanah pertanian yang begitu asri di sekitar
Di depanku terlihat perbukitan yang hijau dan mengalir air yang menyenangkan
Segar semilir angin yang menerpa tangan dan wajahku
Hangat lambaian mentari di pagi itu kepadaku
Inilah mimpi - mimpi orang terdahulu
Yang menginginkan semua itu satu dan tak lagi ada yang menjadi ratu
Tapi benarkah seperti itu?

Diamku mengatup bibirku
Isakku mendengar semua cerita itu
Seorang petani dengan ramahnya datang kepadaku
Menawarkan minum dan sedikit kehangatan kepadaku
Mengerti tentang deritaku dan inginku saat itu
Dan dari waktu itulah aku mengerti tentang apa yang membuat mereka tak lagi satu

Mereka menangis dan terisak sendu...
Aku tidak mengerti apa yang terjadi pada mereka
Pemilik dari tanah yang subur dan indah ini
Kemudian dengan perlahan mereka menceritakan kepadaku

"Tak ada lagi satu di tanah yang seharusnya satu
Tak ada lagi rasa di dalam dada semua yang bernyawa
Tak ada lagi tangan untuk mereka yang sangat membutuhkan
Tak ada lagi hangat dalam kedinginan malam yang panjang
Tak ada lagi diam dalam butiran kata panas untuk menang
Tak ada lagi gerak dalam ingin untuk menjadi hebat
Tak ada lagi tawa saat semua membutuhkannya
Tak ada lagi puji untuk sebuah kehebatan bersama
Tak ada lagi tulus untuk cinta yang lebih besar
Tak ada lagi damai di tanah kita!!!

Tak ada lagi satu di tanah yang seharusnya satu
Yang ada tipu demi diri
Yang ada kaki untuk menyingkirkan
Yang ada dingin untuk mereka yang tak sepaham
Yang ada lantang demi membuktikan siapa yang kuasa
Yang ada diam bila itu tidak menguntungkan
Yang ada tangis untuk bisa didengarkan
Yang ada caci karena ketidakmampuan
Yang ada iri untuk sebuah keinginan
Yang ada ramai demi apa yang terbayangkan"

Aku terdiam mendengar tangisan mereka
Rintik hujan saat itu seakan membuat Yang Disana mendengar segala keluhan mereka
Diamku tak mengetahui apa yang hendak di kata
Dan tak lama kemudian aku kembali berjalan
Tetapi raguku untuk mengangkat engkau di atas mega - mega dunia
Parah... Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan
Hanya berpikir sembari bergerak
Yah... Setidaknya ada yang aku lakukan untukmu bukan?

Gontai langkahku mendengarkan cerita mereka
Aku bertanya kepada Dia yang Maha Esa
Tentang apa yang terjadi di tanah kebanggaan
Tentang sesuatu yang dulu tak pernah terjadi sebelumnya

Sejak kapan kulit memisahkan?
Sejak kapan suku membedakan?
Sejak kapan agama menyesatkan?
Sejak kapan kebiasaan menakutkan?
Sejak kapan biru menjadi warna kita?
Sejak kapan ego menjadi budaya kita?
Sejak kapan kita tak lagi satu seperti sedia kala?
Sejak kapan 17.000 itu bukan 1?
Sejak kapan???

Bukankah kita ini satu?
Dalam segala hal demi cita yang sama
Bukankah kita ini serupa?
Dipersatukan nasib dalam tanah kebanggaan
Bukankah kita ini jiwa?
Putra - putri terbaik dari ibu pertiwi
Bukankah kita ini damai?
Yang menghangatkan dan dihangatkan
Bukankah kita ini INDONESIA???
Merah adalah darah dan putih adalah jiwa

Apakah mereka tidak dapat lagi berbuat sesuatu untuk engkau?
Apakah warnamu telah luntur terkena tangan dari jiwamu sendiri?
Mengapa engkau turun dari peraduanmu di tengah mega - mega dunia?
Tak ada lagikah yang bisa ku persembahkan demi engkau yang sangat aku cinta?
Tak ada keinginan apapun dariku untukmu...
Semua hanya karena cinta dan demi pengabdian
Engkau telah memberiku semua
Dan kini saatku untuk memberimu semua
Bukan untuk siapa
Bukan untuk apa
Tak perlu bertanya tentang bagaimana
Tak perlu bertanya tentang kapan
Tak perlu bertanya dimana
Tak perlu bertanya mengapa
Semua hanya untuk mengangkat engkau di atas mega - mega dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar