"Heart of Aper_Runia"

Foto saya
Stay Cool and Stay Humble... I'll be what I believe :O

11.12.11

Kisah Seorang Kecil yang Ingin Menjadi Besar

Alkisah di suatu negeri yang aman dan tenteram, dimana seluruh masyarakatnya hidup dengan damai, keadilan ditegakkan dengan sebagaimana mestinya, alamnya indah dengan keanekaragaman sumber daya alam, beberapa suku bangsa yang saling menghargai dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, serta hukum dan agama yang menjadi godam yang mengikat erat setiap lapisan masyarakat yang berada di daerah itu.

Di suatu waktu terlihat anak kecil sedang keheranan menyimak sebuah berita yang terjadi tidak jauh dari negerinya tersebut. Berita tersebut berisi tentang adanya kekerasan, seks bebas, ketidakadilan hukum yang terjadi, kemiskinan, serta berbagai masalah lainnya. Karena banyaknya masalah yang dihadapi sebuah daerah tersebut si anak kecil tadi sampai tidak mengingat masalah apa saja yang sebenarnya terjadi disana.

Anak kecil tadi tertegun diam. Dia berpikir dan merenung tentang apa yang terjadi di daerah tetangga tersebut. Dia tidak habis pikir mengapa daerah tersebut bisa menjadi seperti itu. Padahal daerah tersebut terkenal dengan sumber daya alam yang melimpah, wilayah yang sangat luas - bahkan konon merupakan wilayah kepulauan terbesar di dunia, panorama dan keindahan alam yang tiada duanya, dan terpenting sumber daya manusianya yang berbudi luhur dan berakhlak mulia. Karena di daerah tersebut masyarakatnya merupakan penganut agama yang taat. Lalu kenapa daerah tersebut menjadi seperti itu? Apa yang salah di daerah itu?

Anak tersebut masih ingat dongeng pengantar tidur yang sering sekali didengungkan sang ayah kepadanya tentang daerah tersebut. Pada era '50 - an hingga '90 - an daerah tersebut sangat disegani oleh kawan-kawan disekitarnya. Pemimpin - pemimpin mereka pada zaman itu berani dan bervisi luas, tidak hanya di medan laga tetapi juga di meja perundingan. Pemimpin mereka juga terkenal sebagai orang yang memiliki nasionalisme tinggi serta cinta damai, memikirkan nasib masyarakat yang menjadi tanggungannya, dan rela mati demi mereka semua.

Ayah anak kecil tersebut selalu berpesan agar kita bisa menjadi seperti mereka. Terlebih memiliki sifat seperti pemimpin - pemimpin daerah tersebut zaman dahulu. Karena sang ayah sangat ingin anak yang dibesarkan dan diasuhnya tersebut menjadi anak yang dicintai setiap orang serta membawa kemaslahatan dan kemanfaatan bagi orang - orang yang mengenalnya. Karena hanya hal itu saja yang nantinya akan kita bawa mati sembari menuju panggilan Illahi Rabbi. Bukan uang yang membuat kita bahagia, bukan jabatan yang membuat kita merasakan kedamaian, Hanya sebuah nama. Nama yang akan selalu dikenang oleh mereka - mereka yang tidak mengenal kita dan menjadikan kita inspirasi mereka. Nama yang selalu dipuja sebagai orang yang selalu bekerja keras menantang arus dunia sekitarnya demi idealisme kita serta orang - orang yang mencintai kita. Nama yang akan harum disanding keluarga serta anak cucu kita karena sesuatu yang telah kita perbuat semasa kita masih bernyawa. Hanya itu yang tersisa saat kita tiada kelak.

Lalu mengapa dunia menjadi seperti ini?
Mengapa daerah tersebut bisa seperti itu?
Bukankah kita semua sama dan saling bersaudara?
Bukankah suatu saat nanti kita akan pergi dan meninggalkan semuanya?
Bukankan kita hanya seonggok daging yang nantinya akan dimintai pertanggung jawabannya?
Lalu mengapa kita masih seperti ini???

Anak tersebut kemudian menangis dengan tersedu - sedu. Dia takut! Takut tidak akan bisa menjadi pemimpin     seperti yang diharapkan ayahnya tersebut. Dia takut tidak akan mampu untuk mengemban amanah yang diberikan kepadanya kelak. Dia takut hidupnya menjadi sia - sia dan hanya mampu menyengsarakan orang - orang yang mengenalnya. Dia takut pada saat hari pembalasan tiba, tak ada satupun suara yang dia kenal membantunya di hadapan Illahi Rabbi Sang Penguasa Hidup dan Kehidupan. Tak beberapa lama kemudian, dia menengadahkan tangan sembari masih terisak dengan kerasnya. Saat itu juga dia memohon kepada Sang Maha Hidup dengan penuh ketakutan dan pengharapan, "Ya Allah, Tuhan Seru Sekalian Alam... Ampuni hamba yang telah berbuat dosa selama hamba hidup ini ya Rabb... Ampuni dosa kedua orang tua hamba... Dan cintai mereka seperti mereka mencintai hamba di waktu kecil hamba...

Ya Rabbi... Jaga diri hamba ini dari dosa dan kesalahan... Jadikan hamba orang yang berguna dan bermanfaat bagi semua... Serta selalu bimbing hamba dalam setiap kata dan perbuatan... Karena sungguh siksa-Mu begitu pedih untuk jiwa yang kerdil ini... Ya Allah... Berikan hamba selalu petunjuk - Mu, agar hamba bisa menjalankan tugas dan kewajiban hamba di dunia ini walaupun hal tersebut terasa kecil bagi yang lain ya Rabb... Karena sungguh ridho - Mu yang hamba cari dan idamkan dalam hidup ini...
Rabbana atina fiddunya khasanah... Wa fil akhiroti khasanah... Wakinna adza bannar..."
Amin... Amin... Ya rabbal alamin...

Demikianlah doa anak kecil tadi kepada Tuhannya. Dengan penuh keyakinan bahwa doa tersebut akan didengar dan dikabulkan oleh - Nya. Kini dia kembali ke rumah dengan satu tekad, bahwa mulai esok hari dia akan belajar menjadi seorang pemimpin seperti yang sering diceritakan ayahnya tersebut. Bahkan sebisa mungkin dia akan mencoba untuk meneladani sifat kepemimpinan idola besarnya, Nabi Muhammad SAW.
Insya Allah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar