"Heart of Aper_Runia"

Foto saya
Stay Cool and Stay Humble... I'll be what I believe :O

30.7.12

Hope It...

Banyak ilmu Allah SWT yang bertebaran di dunia ini. Diantaranya yang sering sekali kita temui adalah saat kita berada di dalam lembaga pendidikan formal maupun non - formal. Tak pernah kita menyadari bahwa sejatinya ilmu Allah SWT jauh lebih luas daripada itu semua. Karena sejatinya setiap apa yang kita lakukan, rasakan, dan utarakan adalah ilmu Allah SWT bagi semua yang mengerti. Tetapi hanya ada dua ilmu yang hanya Allah SWT yang dapat mengajarkannya. Imu tersebut adalah tentang sabar dan ikhlas. Hanya Allah SWT yang dapat mengajarkannya kepada kita. Dan seberapa cepat kita menangkapnya bergantung kepada kekuatan iman kita selama ini.

Ilmu yang terbaik adalah ilmu yang dapat diamalkan dan digunakan untuk kebaikan orang banyak. Karena itulah ilmu yang bermanfaat. Bukan kita merasa sok benar dan sok berkuasa dengan kepandaian kita, melainkan hal itu diharapkan dapat membuka proses diskusi yang lebih intens untuk menentukan suatu permasalahan yang terjadi. Di tingkat manapun itu, terlebih di tingkat yang sangat rendah selevel keluarga. Hal ini seperti yang telah diutarakan oleh Muadz ibn Jabal dalam suatu kesempatan. Beliau berkata bahwasanya, "Pelajarilah segala ilmu yang kalian sukai, tetapi Allah SWT tidak akan memberikan kalian manfaat dengan ilmu itu sebelum kalian mengamalkannya terlebih dahulu."

Seorang cendikiawan muslim terkenal juga menulis, "Semoga Allah SWT merahmati seorang hamba yang merenung sejenak sebelum melakukan suatu amalan. Jika niatnya adalah karena Allah SWT maka ia akan melakukannya, dan juga jika niatnya bukan karena Allah SWT maka ia akan mengurungkan niatnya tersebut" (Hasan Al - Bashri). Hal ini mengingatkan kepada kita bahwasanya apa yang kita kerjakan sejatinya telah tertulis dengan indah. Tidak ada satupun kekuasaan kita dalam menentukan segala sesuatunya. Siapa kita sehingga dengan sombongnya kita dapat berkata dan berlaku demikian?

Dan dalam proses untuk menjadi seorang yang bijaksana dan dewasa tersebut diperlukan proses yang tidak mudah dan aral yang begitu melintang. Orang - orang yang menyadari kekeliruannya sejatinya sudah memiliki modal awal untuk melakukan perubahan. Kesadaran atas kekeliruan tersebut hakikatnya adalah hidayah Allah SWT kepada dirinya. Selebihnya tinggal istiqamah dalam hidayah tersebut. Sembari kita berharap bahwasanya Allah SWT akan memberikan kita satu kesempatan lagi untuk menebus segala dosa dan kesalahan kita, kita dapat dan mampu untuk terus belajar dan belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi nantinya.

Menjadi seorang yang dewasa itu tidaklah mudah. Kedewasaan itu tidak terburu menyimpulkan suatu masalah sebelum mencari informasi yang lengkap serta mampu untuk mengutarakan perasaan atau masalah secara deskriptif, informatif, dan asertif (mengutarakan secara jelas, tegas, namun bijaksana tentang apa yang diinginkan dan apa yang tidak diinginkan bukan dengan cara menunjukkan bahasa tubuh yang orang lain diminta mengetahui sendiri tanpa kita menjelaskan). Hal ini seperti sabda Rasullullah SAW yang berbunyi: "Tinggalkanlah apa - apa yang meragukanmu (berpindahlah) kepada apa - apa yang tidak meragukanmu. Karena jujur itu adalah ketenangan dan dusta itu adalah keraguan." (HR. At - Tirmidzi)

Tetapi beberapa hal yang harus menjadi dasar kita dalam melakukan sesuatu. Seperti yang pernah dikatakan Ali ibn Abi Thalib r.a. bahwasanya diantara yang menyebabkan Allah SWT berkenan mengampuni dosa adalah menyenangkan hati sesama orang muslim. Sabar dan ikhlas dalam menjalani sesuatu.

Kemudian aku tinggal berharap...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar