"Heart of Aper_Runia"

Foto saya
Stay Cool and Stay Humble... I'll be what I believe :O

23.2.13

Wanita Dan Perkembangan Anak

Sebuah keluarga terdiri dari seorang laki - laki dan perempuan dewasa yang telah mengerti tanggung jawab dan memiliki visi yang sama tentang masa depan serta tujuan akhir dalam kehidupan mereka. Seorang lelaki ditakdirkan Allah SWT sebagai seorang pemimpin. Baik itu di dalam rumah tangga ataupun di level - level yang lebih tinggi. Tetapi menariknya mengapa wanita yang lebih banyak di neraka kelak? Bukankah seorang wanita tidak memiliki tanggung jawab sebesar laki - laki? Tentu saja tidak! Melainkan wanita memiliki peran spesial di dalam hidup ini, yang dimana dengan perannya tersebut mampu untuk "Mempermainkan" lelaki sekalipun.

Peran wanita dimulai bahkan sejak dini. Di dalam pernikahan wanita memiliki peran mengandung, yang dimana dengan adanya peran tersebut menyebabkan wanita memiliki tanggung jawab secara penuh untuk menentukan peradaban pertama kali. Terlepas dari anak yang dikandungnya, tetapi kualitas anak yang dikandungnya tersebutlah yang akan menentukan nasib ke depannya. Oleh karena itu diperlukan seorang ibu yang amanah, islami, cakap dalam pengetahuan serta akhlaq guna mendukung perkembangan generasi manusia berikutnya.

Sedangkan seorang pria? Bila dianalogikan dunia tersebut seperti papan catur, maka seorang pria hanyalah pion. Atau mungkin raja. Dan wanita adalah ratunya. Di dalam catur seorang raja tidak akan mampu hidup tanpa ratunya, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu mereka berdua saling melindungi satu dengan lainnya. Peran dan amanah yang diemban tidaklah berarti apa - apa bila di dasarkan kepada Al - Qur'an dan Al - Hadist. Kesuksesan sebuah keluarga sejatinya terletak seberapa jauh kualitas generasi mendatang yang dihasilkannya. Bukan hanya tentang materi dan juga kehidupan yang layak seperti yang selama ini tampak. Tetapi bagaimana anak - anak kita bisa jauh lebih baik, jauh lebih tangguh, dan jauh lebih dan lebih lagi dari kita para orang tuanya.

Orang tua yang sejati tidak akan pernah menyombongkan dirinya atau membanggakan prestasi yang dimilikinya, terlebih dengan nada sombong dan membandingkan. Karena orang tua yang benar akan selalu mengerti apa yang terjadi dengan sang anak. Mereka juga akan selalu menyadari bahwa semua anak yang terlahir di dunia ini sudah memiliki takdir serta tulisannya sendiri - sendiri. Kewajiban para orang tua hanyalah mengarahkan, bukan menentukan. Oleh sebab itu hati para orang tua akan selalu merendah dan takut. Takut Allah SWT tidak meridhai apa yang dilakukan oleh anak - anak mereka. Tak kan ada kesombongan sedikitpun di dalam hati mereka. Rasullullah SAW dalam salah satu hadistnya pernah bersabda yang isinya: "Barangsiapa di dalam hatinya terdapat kesombongan seberat satu butir biji maka Allah SWT akan menelungkupkannya pada mukanya di dalam neraka." (HR. Ahmad dan Thabrani)

Sebuah hal yang klise saat menyadari bahwa orang tua selalu menyuruh anak - anaknya untuk berbuat kebaikan tetapi sang orang tua sangat jarang sekali melakukannya bahkan mungkin tidak melakukannya. lalu bagaimana sang anak bisa menjadi pribadi yang lebih baik? Bagaimana sang anak bisa terbuka bila kedua orang tuanya saja seperti itu? Diktator dan otoriter yang menyalahi tempat. Bisa dibayangkan bukan apa yang akan terjadi kepada sang anak dan keturunan mereka kelak? Terlebih apabila mereka jauh dari Allah SWT.

Dakwah orang tua yang utama berada di dalam rumah bersama dengan buah cinta mereka. Tiada henti aktivitas shalat berjamaah, bercanda, bercerita tentang islam, mengaji, dan sebagainya. Rasullullah SAW bersabda, "Hendaklah kamu membaca Al - Qur'an dan mengingat Allah Azza Wa Jalla. Karena semua itu akan menyebabkan namamu disebut di langit dan menjadi cahaya untukmu di bumi" (HR. Baihaqi). Sementara di dalam hadist lain Rasullullah SAW bersabda, "Orang - orang yang selalu berdzikir telah memborong semua kebaikan" (HR. Ahmad). Tentu hal tersebut tidak akan terjadi bila tidak ada satu visi dan pemahaman yang sama antara "Raja dan Ratu" rumah tangga tersebut.

Dan bagaimana bisa hal itu semua bisa terlaksana semua? Rasullullah SAW pernah menyampaikan pesan di dalam sebuah hadistnya, "Ada empat hal, barang siapa diberi keempat hal tersebut berarti ia tela diberi kebaikan dunia dan akhirat. Keempat hal tersebut adalah: hati yang selalu bersyukur; lidah yang selalu berdzikir; badan yang selalu tahan terhadap ujian; dan seorang istri yang tidak mencari kesempatan berkhianat bagi dirinya maupun tidak pula terhadap harta suaminya" (HR. Thabrani). Dari hadist di atas tentu sudah dapat ditebak jawabannya bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar