Diam dan tak beranjak
DI tempat sama seperti sedia kala
Menanti untuk satu impian lama
Tentang cinta yang indah antara kita
Rembulan kini kembali temani
Sesaat ku rasakan hangatnya mentari
Tak jarang ku merasakan gerimis di dalam hati
Baik itu nyata atau dalam kiasan
Tetapi tak pernah berubah
Tetap indah seperti sedia kala
Hadirmu yang mengisi relung jiwaku yang kosong
Cintamu yang menghangatkan kalbu yang kelam
Tawamu itu begitu lepas...
Sudah lama ku tak melihatnya
Bersama dengan cinta yang kau pilih lekat
Dan ku hanya bisa menatap dari balik hati
Yang tersisa hanya gambarmu
Memoar tentang suaramu
Kelembutan tanganmu memeluk
Harum tubuhmu mewangi
Di meja kamarku kini semuanya itu
Di sudut hatiku ini ku simpan itu
Berharap kau penuhi panggilanku
Yang begitu merindukanmu
Ku ingin marah kepada nyata yang kuhadapi
Tapi apa dayaku yang tak mampu untuk ucapkan itu
Ku tak bisa jatuhkanmu jauh ke dasar hatiku
Karena jiwaku bersatu bersamamu
Meninggikanmu dan selalu memujamu
Seolah kaulah tujuanku
Dalam dasar terpatri jiwa yang membalas
Untuk cinta indah merasuk di dalam jiwa
Masihkah kau mengingat itu?
Sayangku...
Kaulah kehormatanku
Cukuplah bagiku akan hadirmu
Tapi kini ku merindukanmu
Merindukanmu yang dulu
Mataku mengantuk tetapi ku belum ingin tertidur
Tangisku deras menantimu disini
Ku takut kehilangan dirimu
Ku mencintaimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar