Penat sepi dalam pekat
Bosan dalam rasa suram dalam jiwa
Yakin yang tak sama
Acuhkan keyakinan yang membara
Sebuah pinta yang terucap
Untuk - Mu yang Segalanya
Senyumnya... Hangatkan hati yang membeku
Dekapannya... Luluhkan jiwa penuh amarah
Tawanya... Goncangkan keangkuhanku
Matanya... Sejuk merasuk kalbuku
Yang terucap telah torehkan luka
Berbalas sikap yang tak kunjung usai di masa
Terkadang aku harus menyerah kalah
Dan rundukkan hati di hadapannya
Tetapi tak sadarkah ia?
Bahwa apa yang dikata telah lukai hati?
Bak godam yang menumbuk tanah dengan hamparan yang keras
Berkali - kali hingga remuk dan tak berbentuk
Adilkah ini?
Bila ku hanya diam dan acuhkan petuahnya
Walau di dalam hati cintaku tak pernah padam kepadanya
Salahkah aku?
Bila ku hanya ingin dia tahu apa yang aku rasa
Bukan untuk mengerti tentang apa yang aku pinta
Walau di dalam hati sedikit saja aku minta untuk didengar
Ku marah dan berontak
Atas khilaf yang mungkin terdera
Atas laku yang mungkin tak sadarkan
Atas apa yang telah kuimpikan
Ku marah dan berontak
Untuk cinta yang telah aku punya
Demi mimpi yang ingin bersama
Bagi hati yang telah terpatri indah
Akankah kuulangi?
Walau aku tak pernah ragukan
Cinta tulus, suci, sempurna, dan abadi
Dan itu kamu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar