Entah apa yang ingin aku lakukan saat ini. Tidak ada gairah lagi di dalam diriku untuk melakukan sesuatu. Semua yang aku lakukan hanyalah sekedar aktivitas semata tanpa adanya jiwa dalam setiap kesempatannya. Seluruh perhatian dan pemikiranku tidak lagi satu dengan ragaku. Perhatian dan pemikiranku pergi entah kemana. Aku tidak tahu mereka kemana. Terkadang aku lelah dan ingin beristirahat, tetapi setelah aku beristirahat aku ingin untuk melakukan sesuatu yang lainnya. Hanya lelah dan malam yang dengan setia menemaniku hingga saat ini. Dan mungkinkah hanya mereka yang akan menemaniku sampai aku senja kelak? Aku tidak tahu jawabnya, dan aku juga tidak perlu memikirkannya. Bila itu memang jalan cinta yang Dia siapkan untukku jalani, lalu apalagi yang harus aku takuti?
Semua keindahan tampak sama dalam mereka yang telah terluka. Tiada kata indah yang dapat terucap dari bibir sang pendosa. Berteman kelam dan berkalung cacian adalah sesuatu yang biasa. Sakit... Tetapi jauh ada yang lebih sakit daripada itu semua. Pernah ada seorang pecinta yang berjalan tenang tak tahu kemana langkahnya akan mengantarnya. Sang pecinta hanyalah mengikuti cahaya yang pernah terang di dalam hatinya. Sesaat matanya menatap langit untuk melihat sang cahaya, tempat dia menujunya. Tak tahu lagi harus kemana, tak tahu harus apa. Hanya menyadari akan noktah yang telah terbuat dan kini merasa hina akan semua yang telah tercipta.
Cinta sejati adalah cinta yang tak pernah mati. Selalu bersemi walau dalam diri yang telah mati. Tak akan terganti walau ada yang lain di sisi. Bukan karena tak ada tetapi karena memilih. Cinta ini adalah cinta sejati. Cinta ini adalah cinta yang tak kan pernah mati. Cinta ini tak akan terganti. Cinta ini karena dia memang yang terpilih. Selama raga masih bernyawa, selama nafas masih terhembus, apapun yang terjadi, aku akan mencintainya. Sebegitu besarnya cinta maka sebegitu besar penderitaan yang harus diterima. Bukankah cinta menuntut pengorbanan demi nama kesetiaan? Tidak ada cinta yang paling besar selain cinta yang tulus dari lubuk sanubari tenpa pinta akan kembali. Hanya bertindak gila atas nama cinta tanpa mempedulikan alasan mengapa harus ada dan tiada. Berjalan dan berjalan demi cinta yang tak pernah tiada. Tangis adalah cawan kebahagiaan yang paling indah dari mereka yang beercinta. Merindu adalah obat yang paling mujarab bagi mereka yang sakit karena cinta. Dan harapan adalah nyawa yang membuat mereka tetap tegak dalam menghadapi dunia,
Aku lelah, tetapi tak dapat berhenti. Aku sakit tetapi harus tetap tertawa. Dan aku memilih dan itu akan selamanya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar