"Heart of Aper_Runia"

Foto saya
Stay Cool and Stay Humble... I'll be what I believe :O

18.4.13

Selamat Datang DI Universitas Kehidupan

Hari ini adalah hari terakhir masa Ujian Nasional SMA menurut jadwal resmi yang ditetapkan pemerintah. Walaupun untuk tahun ini lebih banyak carut - marut penyelenggaraan terutama dalam hal distribusi soal yang tidak bisa menyeluruh hingga membuat beberapa daerah agak terlambat dalam melaksanakan Ujian Nasionalnya. Sisi positifnya adalah ini adalah masa akhir bagi kalian semua adik - adik SMA untuk menanggalkan seragam kebesaran yang telah kalian gunakan selama ini.

Setelah ini berbagai rencana telah menggelayut di dalam diri. Ada yang berniat untuk meneruskan ke bangku kuliah atau ada pula yang langsung berburu dollar. Sejatinya kesemuanya tersebut bermuara pada satu tujuan yang sama: Kebahagiaan dan kesejahteraan di masa yang akan datang. Pilihan mana yang terbaik? Tentu semua bergantung kepada diri kita sendiri yang menjalaninya. Kuliah tidak menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan di masa yang akan datang seperti yang kita khayalkan selama ini. Kerja juga memiliki pandangan yang sama. Sehingga, pilihan apapun tidak menutup kemungkinan segala hal yang terjadi di masa depan.

Tetapi bukankah kita diwajibkan untuk belajar hingga akhir hayat? Lalu? Hm... Pada dasarnya semenjak kita dilahirkan di dunia ini status kita adalah sebagai seorang mahasiswa. Yang di ajar oleh alam sebagai dosen kita serta lingkungan ini yang menjadi ruang kelas kita. Al - Qur'an sebagai diktat pengajaran kita serta sakaratul maut esok sebagai ujian akhir kita.

Banyak sekali kejadian yang terjadi selama kita menunggu masa akhir kita untuk melaksanakan ujian tersebut. Sering sekali yang kita ingat hanyalah yang menyusahkan maupun menyedihkan. Kita sering lupa bahwa tidak hanya kedua hal tersebut, tetapi kesemua hal yang telah kita alami dan rasakan di dunia ini sejatinya adalah bahan kuliah kita untuk dapat lulus ke semester berikutnya.

Saat kita bersama dengan orang - orang di sekitar, ketika kerja kita tidak dihargai kita belajar tentang keikhlasan. Ketika pribadi kita tidak diperhatikan kita belajar untuk tetap tegar menghadapi. Ketika fitnah yang kita dengar tentang pribadi kita, kita belajar tentang kesabaran. Kesemuanya adalah pembelajaran yang nantinya akan mendapatkan ujian dari Sang Maha Benar.

Bukankah Dia tidak akan meninggalkan kita sendirian, ataupun zat yang bisa ditipu. Lalu apa yang kita khawatirkan lagi?

Dan untuk kamu yang telah selesai mengerjakan Ujian Nasional hari ini, bersiaplah untuk tantangan yang lebih hebat dan lebih besar. Kembalikan semua kepada keimananmu, karena sejatinya apapun yang terjadi di dalam diri kita adalah ujian semata di dunia yang fana untuk mengukur derajat keimanan kita kepada - Nya. Ketahuilah, dunia ini - terutama negara yang sangat kita cintai ini - tidak membutuhkan orang pintar karena sudah sangat berjibun orang pintar di dunia ini. Kita semua juga tidak membutuhkan orang kaya bila tidak memiliki kepekaan terhadap para kaum termajinalkan. Karena sejatinya yang kita butuhkan adalah orang yang beriman yang bekerja dengan hati dan logika. Sukses selalu untukmu, doaku menyertaimu... Dan akhirnya aku hanya dapat berkata, selamat datang di Universitas Kehidupan :O

8.4.13

Rumah Kita

Kemarin... Tepat pukul 19.30 aku ke rumahmu...
Ditemani rintik hujan dan dentum suara mesin mengiringiku mendatangimu
Selepas adzan isya' menyahut ku pinta yang terbaik untukmu
Demimu... Sampai akhir perjalananmu...

Di seberang ku hentikan diriku
Tepat di depan rumah guru yang aku dan engkau tahu itu
Entah mengapa tak sadarkan diri aku saat itu
Karena jiwaku bergelayut di masa lalu

Segala kenangan yang ku lewati bersamamu
Tingkah lugu dan polos katamu
Menyebalkan tapi merindukanku selalu
Kembali terulang seolah ku ada lagi pada masa itu

Yang kurasakan kehangatan menyelimuti badanku
Seolah ada kamu di sisiku dan memelukku erat
Tak kusangka diriku bergetar dan mataku berkaca
Sungguh tak dapat dituliskan dengan kata

Lamunanku buyar melihat seorang papa membuka pagar rumahmu
Ada papa ya di rumah?
Dadaku bergejolak merasa senang dan suram
Alhamdullillah... Akhirnya aku bertemu dengan beliau...

Dengan ditemani cinta yang sempurna kau tertawa terbahak - bahak
Melepas penat dan beban yang menghujam dada dan pundak kecilmu
Ditemani cinta yang begitu abadi sungguh kau merasa indah
Sesuatu yang sangat lama sekali aku nantikan untuk kulihat kembali

Lalu bagaimana dengan kabarmu, nak?
Tetap saja kau lucu dan menggemaskan
Tetap sendiri bermain peran yang hanya kau yang tahu
Maafkan papamu yang telah meninggalkanmu sendiri Chel...

Hm... Aku hanya ingin memberi bekal dan ucapan selamat
Padamu yang akan mempertaruhkan masa depan dan cita - citamu
Aku merasa engkau akan mampu untuk melewati semua
Tapi itu tak hentikan aku untuk meminta dan berusaha

Walau sering aku meninggalkan - Nya
Tak mematuhi cinta dan merasakan cinta - Nya
Tapi demi kamu aku akan berusaha
Karena kau memang pantas untuk dapatkan itu

Di bawah langit - Mu ku bersujud
Untuk dia yang selalu temaniku
Dalam sadar maupun tiadaku selalu ada namamu
Dalam hati dan logika kecilku termaktub sedikit celah tentang dirimu

Hanya Engkau yang Maha Mengetahui akan keadaannya
Hanya Engkau yang Maha Mengerti tentang jiwanya
Berikan kekuatan dan kesabaran baginya untuk menjalani takdir - Mu
Tak pantas sedikitpun keluar nanah dari dalam matanya

Biar ku tanggung semuanya...
Kini saat ku kembali
Ku telah puas melepas kerinduanku ini
Karena memang ini tulisan yang masih ada untuk kita

Jiwaku selalu memanggil dirimu
Namamu selalu terngiang di dalam hatiku
Tak sadarkah kau akan hal itu?
Ini bukan kias... Karena ini adalah segalanya...

"Ya Allah... Engkaulah zat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan kerendahan hati, hamba mengucap syukur atas segala nikmat yang masih Kau percayakan kepada hamba walau Engkau sendiri menyadari tak pantas sedikitpun hamba menikmati karunia semegah ini. Ampuni hamba ya Rabb... Dan kembalikan hamba ke jalan - Mu. Jalan - Mu yang lurus yang Kau ridhoi, bukannya jalannya orang - orang yang Kau murkai.

Ya Rabb... Anugerah cinta dan kehidupan yang Kau berikan kepada hamba membuat hamba tersadar akan makna dari cinta itu sendiri. Dua hawa dan dua adam menggelayut selalu di dalam hati dan pikiran hamba ya Rabb. Memaksa hamba untuk mengeluarkan senyum dari dalam wajahnya dan menghilangkan sedih yang menggelayut di dalam hati mereka. Biarkan hamba yang menanggung semua. Jaminkan kebahagiaan bagi kedua orang tua hamba yang telah dengan susah payah memberikan segalanya untuk hamba... Jaminkan masa depan cerah dan lapang untuk sang amanah, adik hamba tercinta yang menjadi tanggung jawab hamba seutuhnya serta memberi hamba beban bagi masa akhirnya di hadapan - Mu. Serta bagi dirinya sang Pitta pengikat jiwa yang telah memberikan hamba jalan untuk lebih mendekati - Mu. Terima kasih atas jalan hidayah yang Kau berikan kepada hamba. Tanpa Engkau apalah arti hamba di dunia ini?

Berikanlah yang terbaik baginya ya Rabb... Berikanlah kemudahan dan kesadaran baginya yang pekan depan akan memulai langkah untuk menuju cita - cita yang sangat diharapkannya. Berikan kekuatan dan kesabaran yang tiada tara sehingga dia akan mampu untuk mendapati hikmah dari setiap kejadian yang Kau tuliskan kepadanya. Jadikan dia adik kelas hamba dalam satu almamater bila itu memang yang terbaik baginya. Jangan jauhkan dia dari cinta yang begitu hangat di sekitarnya. Sedikitpun hamba tak mampu melihat perih dari dalam dirinya.

Ya Rabb... Jadikan kepergianku sebagai jalan bahagia bagi orang - orang yang pernah tersakiti akan hadirku. Jadikan kepergianku sebagai jalan hamba untuk lebih baik lagi serta semakin mencintai - Mu. Dan kembalikan hamba kepada masa lalu yang telah hamba rajut untuk meraih masa depan gemilang menuju diri - Mu yang selama ini selalu hamba bayangkan dan idamkan di diri hamba. Illahi rabbi... Bahagiakan mereka berempat, f4, kawan - kawan dan sahabat baik hamba, serta orang yang telah mengenal dan hamba kenal. Biarkan hamba yang menjadi harga bagi mereka. Dengan begitu hamba akan mampu untuk menghapus segala dosa dan kesalahan hamba serta meraih cinta yang Kau janjikan kepada hamba - hamba - Mu yang taat. Pulangkan hamba... Dan kembalikan hamba... Sebelum Kau memanggil hamba...

Rabbana 'atina fiddunya khasanah. Wa fil akhirati khasanah wa kinna adza bannar... Amin ya Rabbal alamin..."

4.4.13

Perang Buwaib : Kehancuran Para Penyembah Api

Sore itu angin gurun berembus pelan menerpa wajah - wajah para pejuang. Debu - Debu terus membumbung tinggi ke angkasa. Terlihat jelas raut kelelahan dalam berjalan. Betapa tidak, jihad fi sabillillah bukanlah perkara yang remeh. Untuk kesekian kalinya tentara - tentara Allah SWT berjuang di bawah kilatan pedang. Benar... Jihad dan teror adalah dua sisi yang berbeda. Harapan mereka ialah ingin menghembuskan nafas terakhirnya di medan laga agar kelak dapat terhindar dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga - Nya.

Agama majusi berideologi adanya dua Tuhan. Tuhan cahaya yang menciptakan kebaikan dan Tuhan kegelapan yang menciptakan kejahatan. Semua materi di alam ini bermuara kepada dua Tuhan tersebut. Namun mereka lebih memprioritaskan Tuhan cahaya ketimbang Tuhan kegelapan. Oleh sebab itu bangsa Persia menyembah api yang menyala sebagai wujud Tuhan cahaya yang mereka yakini saat itu.

Pasca wafatnya Abu Bakar ash - Shiddiq rakhimakumullahu, Umar bin Khattab r.a. bersikukuh melanjutkan invasi militer ke wilayah Iraq yang termasuk teritorial imperium Persia. Perekrutan mujahidin pun marak dihelat di berbagai sektor. Abu Ubaid ats - Tsaqafi r.a. akhirnya dilantik sebagai panglima perang dalam misi besar yang sarat marabahaya ini. Pasukan islam terus melaju setelah mendapat sokongan personel dari beberapa pangkalan militer. Dalam tempo yang tidak terlalu lama sejumlah wilayah Iraq berhasil dikurangi secara signifikan dan didudukkan dalam kekuasaan islam. Sederet kekalahan tersebut ternyata membuat berang kerajaan Persia. Musuh mempersiapkan bala tentara berskala besar yang direncanakan untuk mengikis gempuran para mujahidin. Kedua belah pihak bertemu di medan laga. Peperangan ini berlangsung pada tahun 13 H.

Khalifah Umar bin Khattab r.a. menginstruksikan kepada Abu Ubaid bin Mas'ud ats - Tsaqafi r.a. agar kerap menggelar majelis musyawarah militer dan bersinergi dengan para sahabat Nabi SAW. Sang khalifah juga mengikutsertakan Salith bin Qais r.a. dalam ekspedisi tempur ini. Beliau merupakan ahli taktik dan administratif tempur yang cukup diperhitungkan. Kaum muslimin terpanggil untuk menjadi ujung tombak pada arena pertempuran, menyandang senjata, dan berjuang membela agama Allah SWT.

Ribuan pasukan majusi tiba di bawah komando panglima senior bernama Dzul Hajib. Dikenal sebagai sosok yang licik dengan ciri khas mencukur kedua alisnya. Musuh membawa panji kerajaan sebagai lambang kemenangan yang diberi nama Dirafsy (Panji Agung). Terbuat dari kulit harimau yang memiliki panjang 12 hasta dan lebar 8 hasta. Pasukan islam kala itu berkekuatan 10.000 prajurit. Tidak ada kata lain kecuali siap menyongsong fluktuasi medan perang dengan resiko tinggi. Posisi kedua pasukan tempur itu dipisahkan oleh jembatan panjang di sungai eufrat, Iraq. Perseteruan mempertaruhkan nyawa kembali mencuat di atas jembatan. Rongrongan negara adidaya tersebut siap mencabik - cabik barisan para mujahidin. Puncaknya musuh menyerbu dengan serangan brutal yang diperkuat kavaleri sejumlah gajah. Setiap gajah membawa puluhan serdadu beserta peti persenjataan di atasnya dengan gemerincing lonceng untuk menakut - nakuti pasukan islam. Strategi ini benar - benar memporak - porandakan struktur armada islam. Setiap kali para mujahidin hendak menerobos barikade kuda - kuda mereka tidak mampu bertahan menyibak formasi gajah Majusi Persia tersebut.

Di lain pihak, pasukan kavaleri musuh dari atas gajah bertubi - tubi memberondongkan amunisi senjatanya dengan melepaskan anak panah. Hingga tak terhitung jumlah syuhada muslim yang meregang nyawa. Walau demikian pasukan islam berhasil membunuh 6.000 orang dari mereka. Abu Ubaid r.a. lantas mengubah strategi tempur dengan sistem sentralisasi untuk menghabisi seluruh gajah sebagai target utama. Tak ayal para prajurit islam membunuh gajah - gajah yang ada. Belakangan musuh juga menempatkan seekor gajah putih yang paling besar milik raja mereka di garis terdepan. Abu Ubaid r.a. pun mengayunkan pedangnya untuk menebas belalai gajah tersebut. Tak pelak gajah tersebut mengamuk beringas dan akhirnya menginjak beliau hingga menghembuskan nafas terakhirnya. Ketujuh panglima pengganti beliau juga secara berurutan gugur di arena tempur. Mulanya hampir saja pasukan islam meraih kemenangan, namun sayang kinerja pasukan muslim semakin melemah saat menyaksikan tragedi tersebut.

Titik lemah ini rupanya dapat dibaca oleh Majusi Persia. Dengan demikian musuh memaksimalkan daya serangnya menggempur barisan mujahidin. Keadaan semakin terpuruk ketika banyak tentara islam lari mundur dari zona konflik. Kemunduran juang tersebut semakin menjadi dengan mundurnya Abdullah bin Martsad yang memutus ujung jembatan, agar syuhada muslim kembali bertempur. Lambat laun jembatan itupun runtuh. Kaum muslimin centang perenang tak berdaya hingga sebagian dari mereka hanyut tenggelam di sungai eufrat. Sampai akhirnya puncak komando dipegang Mutsana bin Haritsah. Beliau bersama jagoan perang yang banyak terluka parah berupaya mengevakuasi sisa pasukan yang ada di jembatan dari cengkraman Persia. Lalu pasukan Islam mundur teratur ke belakang. Musuh akhirnya kembali pulang ketika mendengar kekacauan politik di kerajaan mereka. Jumlah pasukan islam yang gugur di perang ini berjumlah 4.000 syuhada. Banyak dari sahabat Nabi SAW yang kehilangan nyawa. Di antaranya adalah Abu Zaid al - Anshari radiyallahu anhu, salah satu anggta tim yang mengumpulkan Al - Qur'an di masa Nabi SAW.

Imperium Persia masih memimpin pertempuran sementara. Mereka begitu terobsesi untuk memusnahkan para mujahidin dari medan perang. Musuh membentuk batalion gabungan infanteri - kavaleri sejumlah 100.000 serdadu. Pasukan yang diperkuat tiga gajah besar ini di bawah komando serang penggawa kerajaan yang bernama Mihran. Meski harus kehilangan teman seperjuangan yang gugur di medan perang pasukan islam tetap tegar bersiaga menjaga daerah perbatasan. Menghadapi prahara jihad yang tidak mengijinkan kesalahan sedikitpun di bawah tekanan pihak kafir. Pasukan islam dengan performa maksimal siap meladeni gelombang serangan musuh.

Kali ini mujahidin islam berjumlah 10.000 syuhada setelah mendapatkan bantuan dari Iraq dan beberapa wilayah lain di sekitarnya. Di dalamnya terdapat beberapa senior sahabat Nabi SAW. Sayap kanan d bawah komando Basyir dan sayap kiri dikomandoi Busr. Yang bertindak sebagai panglima perang tertinggi seluruh syuhada muslim saat itu adalah Mutsana bin Haritsah. Kedua armada bertemu pada bulan Ramadhan di Buwaib, sebuah wilayah yang cukup luas yang terletak di dekat kota Kufah, Iraq saat ini. Antara wilayah Kufah dan Buwaib terbentang sungai Eufrat yang menjadi pemisah keduanya. Mutsana menginstruksikan untuk berbuka puasa, para mujahidin pun menanggapi positif instruksi ini. Dan seluruh satuan perang pada posisi siap memperagakan pola serang secara frontal dan strategis.

Mutsana menaiki kudanya yang hanya dinaiki ketika perang saja. Beliau menasehati para prajurit agar gigih dalam berperang dan mengingatkan kepada ganjaran Allah SWT di hari kelak. Lalu Mutsana memberikan instruksi, "Aku akan bertakbir sebanyak tiga kali, maka bersiap - siaplah. Apabila takbir keempat maka serbulah barikade musuh!" Ketika pekikan takbir pertama berkumandang pasukan musuh yang tersusun dalam tiga formasi raksasa dengan seekor gajah besar ditempatkan di belakang tiap formasi telah mendahului pasukan islam. Pertempuran kembali berkecamuk. Suara gemuruh, derap kuda, dan dentuman keras mengiringi pertempuran yang menggemparkan ini. Tiap - tiap prajurit islam bertempur dengan gagah berani. Aksi mereka tak jauh berbeda dengan sepak terjang panglimanya. Tidak sedikit dari mereka yang gugur atau terluka parah. Tak ketinggalan juga dalam perang ini juga menggugurkan Mas'ud Bin Haritsah sebagai seorang komandan pasukan infanteri, yang sebanding dengan perang Yarmuk di Syam.

Mutsana memompa semangat juang para prajurit seusai mendapati kematian Mas'ud. "Wahai kaum muslimin janganlah kematian saudara kandungku akan melemahkan kekuatan kalian! Sesungguhnya seperti inilah kematian orang - orang terbaik kalian." Ya karena kesudahan yang baik adalah bagi orang - orang yang bertaqwa.

Di saat api pertempuran berkobar dengan hebat Mutsana menggalang para jagoan perang untuk maju dan melindungi beliau dari belakang. Pasukan khusus ini menyusup menyibak formasi pasukan musuh dengan kewaspadaan tingkat tinggi. Kedua kubu akhirnya bercampur antara satu dengan lainnya. Manuver spektakuler tersebut membuahkan hasil yang luar biasa. Formasi barikade pertahanan musuh tercerai - berai hingga satuan penyerbu mekanis tersebut mampu menerobos ke posisi Mihran. Akhirnya Mihran berhasil ditikam oleh Al - Mundzir bin Hasan adh - Dhabbi hingga jatuh tersungkur dari kudanya yang diwarnai kuning dengan bertanda bulan sabit di keningnya. Tanpa menyia - nyiakan peluang tersebut Jarir bin Abdillah al - Bajali r.a. secepat kilat memenggal leher Mihran. Menyaksikan fenomena tragis tersebut musuh berupaya melarikan diri dari bentrokan maut itu. Nahas mereka berhasil dihadang oleh pasukan muslim di dekat jembatan.

Selanjutnya para mujahidin menghabisi para penyembah api dari siang hingga malam hari. Fakta sejarah mencatat jumlah pasukan Persia yang terbunuh saat itu sekitar 100.000 serdadu. Kemenangan pun diraih. Usai perang Mutsana mengumpulkan bala tentaranya di bekas arena pertempuran. Beliau menanyakan sepak terjang mereka sepanjang laga. Lalu memberikan penghargaan dan mendoakan mereka...

2.4.13

Dengan Cara Ini Aku Mencintaimu

Ku berikan noktah pada jiwa polos, putih, dan terindah
Atas nama cinta, kesetiaan, dan keabadiaan
Yang tersisa hanyalah luka dan sayatan tajam bilah kata - kata
Apakah seperti ini cinta yang aku punya?

Tiada guna sesal ditempa
Tiada asa dalam sebuah ikatan belaka
Beribu dewi yang aku puja dalam ingatan
Semuanya hilang dan tak mau menetap

Begitukah aku di mata para insan?
Yang lebih hitam daripada sang malam
walaupun cahayanya terang menembus dedaunan
Dan mengalirkan semerbak wangi yang memabukkan

Keindahan dan kesucian cinta adalah mimpi dalam hati
Yang tak mengerti apakah itu hanyalah buai diri
Bagaikan tetes air di tengah padang pasir
Bagaikan nanti saat aku mati...

Aku tidak pernah meninggalkan Allah SWT
Berarti aku juga tidak akan pernah meninggalkanmu, bukan?
Tapi kau tak peduli lagi tentang cinta
Lalu apa yang harus aku katakan?

Pergilah...
Adalah doa penuh harap yang kau pinta
Untukmu wahai putri dewata terindah
Demi sembuhkan hati dalam damai

Sudahlah pergilah...
Tetapkan jejak yang aku lakukan
Tanpa tanya dan tanpa sesal dalam dada
Karena nanti aku pasti pulang

Ku berharap ku cepat tersadar dari tidur panjangku
Karena bukankah ini semua hanya mimpi?
Mimpi buruk yang suatu saat akan pergi
Tetapi kenapa rasanya tetap sesakit ini?

Sepenggal Kisah Al - Masih Dalam Al - Qur'an

Dalam tafsirnya, al - Imam Ibnu Katsir rakhimallah menyebutkan bahwa di antara kisah mengenai orang - orang Yahudi adalah tatkala Allah SWT mengutus Isa bin Maryam alaihisalam dengan membawa bukti - bukti kebenaran risalah - Nya yang nyata dan petunjuk, para orang - orang Yahudi tersebut tidak menyukai - kalau tidak bisa dibilang dengki - Nabi Isa a.s. karena beliau telah dikaruniai Allah SWT berupa risalah kenabian dan berbagai mukjizat yang nyata. Di antara mukjizatnya adalah dapat menyembuhkan orang buta dan orang yang terkena penyakit sopak (sejenis penyakit belang pada kulit), menghidupkan kembali orang yang sudah mati, dan mampu membuat seekor burung dari tanah liat yang dimana saat beliau meniupnya maka jadilah burung tersebut burung sungguhan yang dapat terbang kesana kemari. Tentu hal itu atas ijin Allah SWT. Hal ini belum mukjizat lain sebagai bentuk permuliaan Allah SWT terhadap beliau.

Walaupun demikian orang - orang Yahudi mendustakan beliau dan menyelisihinya, serta berupaya untuk mengganggunya dengan segenap kemampuan yang mereka miliki. Hal ini menyebabkan Nabi Isa a.s. tidak bisa tinggal dalam satu tempat dalam waktu lama. Akhirnya beliau memutuskan untuk mengembara dan ibunda beliau (Maryam) juga ikut mengembara bersama beliau. Orang - orang Yahudi tetap tidak puas dengan keadaan ini. Akhirnya mereka berusaha untuk menemui Raja Dimasyq (Damaskus) di masa itu. Raja Dimasyq adalah seorang musyrik penyembah bintang. Para pemeluk agamanya dikenal dengan sebutan agama Yunani.

Ketika orang - orang Yahudi tersebut datang kepada Raja Dimasyq, mereka menyampaikan berita dusta kepadanya bahwa di Baitul Maqdis terdapat seorang lelaki yang menyebarkan fitnah di tengah - tengah manusia, menyesatkan mereka, serta mengajak mereka agar memberontak kepada raja. Si raja pun murka dan ia menulis surat kepada wakilnya (Kepala Daerah) yang ada di Baitul Maqdis yang isinya memerintahkan agar menangkap lelaki yang dimaksud, lalu menyalibnya dengan meletakkan duri - duri di kepalanya agar tidak mengganggu orang - orang lagi.

Ketika surat dari raja tersebut sampai kepadanya sang kepala daerah segera melaksanakan perintah tersebut. Ia berangkat dengan disertai orang - orang Yahudi menuju  ke tempat yang di dalamnya terdapat Nabi Isa a.s bersama dengan sejumlah sahabatnya yang berjumlah sekitar 12 atau 13 orang. Bahkan ada yang bilang jumlah mereka adalah tujuh belas orang. Peristiwa tersebut terjadi pada hari jum'at sesudah waktu ashar. Ketika Nabi Isa a.s. merasa bahwa mereka pasti dapat memasuki rumah itu atau terpaksa keluar dari rumah dan akhirnya pasti berjumpa dengan pasukan pengepung raja, maka ia pun berkata kepada sahabat - sahabatnya, "Siapakah di antara kalian yang bersedia untuk diserupakan dengan diriku? Kelak ia akan menjadi kawanku di surga." Maka ada seorang pemuda yang bersedia untuk itu. Namun Nabi Isa alaihisalam memandang pemuda tersebut masih terlalu muda untuk melakukannya. Sehingga beliau pun mengulangi lagi pertanyaan tersebut hingga 3 kali. Karena tidak ada satupun relawan lain yang bersedia, maka Nabi Isa a.s. pun berkata, "(Kalau memang demikian), kamulah orangnya." Maka Allah SWT menjadikannya mirip seperti Nabi Isa a.s. hingga seolah hal tersebut memang beliau sendiri.

Lalu terbukalah salah satu bagian dari atap rumah itu, Nabi Isa a.s. tertimpa rasa kantuk yang luar biasa sehingga ia pun tertidur. Dalam keadaan demikian Allah SWT mengangkat beliau menuju langit sebagaimana firman - Nya pada Ali - Imran 55. Setelah Nabi Isa a.s. diangkat ke langit para sahabat beliau keluar. Ketika petugas kerajaan tersebut datang dan melihat pemuda yang wajahnya sudah diserupakan dengan Nabi Isa a.s. itu, mereka menyangka ia adalah Nabi Isa a.s. itu sendiri. Pada malam itu juga mereka menangkap dan menyalibnya, dan tak lupa meletakkan duri di atas kepalanya. Orang - orang Yahudi menampakkan bahwa merekalah yang telah berhasil menyalib Nabi Isa a.s. dan mereka merasa bangga dengan hal ini. Ternyata beberapa kaum Nasrani juga percaya dengan kejadian ini karena ketidaktahuan dan pendeknya akal mereka. Kecuali mereka - mereka yang ada di dalam rumah tersebut bersama Nabi Isa a.s. yang asli. Mereka tidak mempercayainya karena menyaksikan sendiri bahwa Nabi Isa a.s. diangkat ke langit. Hingga akhirnya mereka pun menyebutkan sebuah mitos yang menyebutkan Ibunda Maryam duduk di bawah orang yang disalib itu dan menangisinya. Disebutkan pula orang yang disalib itu (Nabi Isa a.s. menurut sangkaan mereka) bisa berbicara dengan ibundanya tersebut.

Walaupun mereka mengaku telah membunuh dan menyalib Isa Al - Masih alaihisalam namun sejatinya mereka sendiri masih ragu apakah yang mereka salib tersebut Nabi Isa a.s. atau bukan. Dalam firman - Nya Allah SWT mengatakan, "Sesungguhnya orang - orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa benar - benar dalam keragu - raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan mereka belaka. Mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa." (An - Nisa': 157)

Demikianlah, sejak awal mula diangkat menjadi rasul hingga diangkat ke langit Nabi Isa a.s. senantiasa mengajak umatnya agar beribadah kepada Allah SWT. Nabi Isa a.s. tidak akan pernah rela diibadahi dan dipertuhankan. Nabi Isa a.s. tidak pernah mengajak umatnya untuk menyembah beliau maupun sujud kepada ibundanya. Allah SWT berfirman, "Dan (Ingatlah) ketika Allah berfirman: 'Hai Isa putera Maryam adakah kamu mengatakan kepada manusia: 'Jadikanlah aku dan ibuku dua sesembahan selain Allah?' Isa menjawab: 'Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya).'" (Al - Maidah: 116)