"Heart of Aper_Runia"

Foto saya
Stay Cool and Stay Humble... I'll be what I believe :O

23.2.13

Intended

Pertama bertemu...
Engkau begitu indah
Sempurna
Suci

Hati kita telah dimiliki
Tetapi kita tetap terikat akan rasa yang tak biasa
Dalam satu cawan kedewasaan
Di tempat ku beranjak saat muda

Waktu berlalu dan kunikmati kesendirianku kini
Lalu engkau hadir kembali rengkuhkan bongkahan dalam dada
Saat ku terluka dan tak percaya akan cinta
Kau telah memberikanku kehangatan

Ku dekati dirimu mengundangmu ke dalam hatiku
Kau rengkuh jiwaku dan kau simpan dimana aku tak tahu itu
Malam saat ku bersama dan waktu yang terlewati indah
Saat aku telah denganmu

Siang itu di peraduan hangat yang tak seberapa
Sangat jauh dari yang kau miliki dan kau bayangkan
Kau hadir saat aku merindukanmu
Dan aku telah serahkan semuanya kepadamu

Tetapi kini aku mengerti bila hatimu bukanlah untukku
Terlebih lagi lukamu yang disebabkan olehku
Aku mengerti mengapa kau meninggalkanku
Dan aku tak mau engkau tahu itu

Cinta ini memaksaku melihat tawamu
Di dalam bawah bayangan rembulan yang bersinar sendu
Ku hangatkan dirimu menuju cinta yang kau impikan itu
Ku tak pernah tinggalkanmu

124 Km jarak memisahkan kita
Tak terhitung rindu yang menyesakkan ini kutahan begitu lama
Hanya untuk ketenangan yang kau damba 
Demi cita dan cinta yang kau harapkan dalam hidupmu

Aku pergi karena aku ingin pergi
Bukan ku tak lagi mencintaimu atau engkau menyakitiku
Telah ada hati yang terluka karena hadirku
Dan aku tak mau itu kamu

Cinta lalu masih membayangimu
Dewa dewi surga pun lebih tertarik pada masa lalu
Mungkin akulah penguji cinta masa lalu itu
Sial! Sungguh bodohnya aku...

Cinta yang kuanggap sejati ini telah menyakitkanmu
Harusnya mampu aku tahan itu dan memasrahkannya pada - Mu
Aku tak ada rencana hidup lama di dunia - Mu
Setelah dewiku tersenyum maka panggilku temui - Mu

Kutitipkan Arjuna kepada dunia
Engkau tak akan tinggalkannya sendiri bukan?
Dialah harta dan pertaruhan hidupku selama ini
Penyelamatku dari panasnya dosa - dosa

Cinta... Apa yang sedang kau lakukan sekarang?
Tak rasakah kau rintihan hati memanggil namamu?
Ku hidupkanmu di dalam imajiku
Untuk temaniku menuju masa akhirku

Ku pergi cinta...
Karena mengerti kenyataan yang tak biasa
Bila ini dapat membuat kau bahagia mengapa tidak
Mengetahuimu bahagia sudah cukup bagiku

Kelak bila nanti kita bertemu lagi
Ku mohon... Ampuni aku...
Ku tak meminta kau memahami keputusanku
Ku hanya meminta kau memaafkanku...

Wanita Dan Perkembangan Anak

Sebuah keluarga terdiri dari seorang laki - laki dan perempuan dewasa yang telah mengerti tanggung jawab dan memiliki visi yang sama tentang masa depan serta tujuan akhir dalam kehidupan mereka. Seorang lelaki ditakdirkan Allah SWT sebagai seorang pemimpin. Baik itu di dalam rumah tangga ataupun di level - level yang lebih tinggi. Tetapi menariknya mengapa wanita yang lebih banyak di neraka kelak? Bukankah seorang wanita tidak memiliki tanggung jawab sebesar laki - laki? Tentu saja tidak! Melainkan wanita memiliki peran spesial di dalam hidup ini, yang dimana dengan perannya tersebut mampu untuk "Mempermainkan" lelaki sekalipun.

Peran wanita dimulai bahkan sejak dini. Di dalam pernikahan wanita memiliki peran mengandung, yang dimana dengan adanya peran tersebut menyebabkan wanita memiliki tanggung jawab secara penuh untuk menentukan peradaban pertama kali. Terlepas dari anak yang dikandungnya, tetapi kualitas anak yang dikandungnya tersebutlah yang akan menentukan nasib ke depannya. Oleh karena itu diperlukan seorang ibu yang amanah, islami, cakap dalam pengetahuan serta akhlaq guna mendukung perkembangan generasi manusia berikutnya.

Sedangkan seorang pria? Bila dianalogikan dunia tersebut seperti papan catur, maka seorang pria hanyalah pion. Atau mungkin raja. Dan wanita adalah ratunya. Di dalam catur seorang raja tidak akan mampu hidup tanpa ratunya, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu mereka berdua saling melindungi satu dengan lainnya. Peran dan amanah yang diemban tidaklah berarti apa - apa bila di dasarkan kepada Al - Qur'an dan Al - Hadist. Kesuksesan sebuah keluarga sejatinya terletak seberapa jauh kualitas generasi mendatang yang dihasilkannya. Bukan hanya tentang materi dan juga kehidupan yang layak seperti yang selama ini tampak. Tetapi bagaimana anak - anak kita bisa jauh lebih baik, jauh lebih tangguh, dan jauh lebih dan lebih lagi dari kita para orang tuanya.

Orang tua yang sejati tidak akan pernah menyombongkan dirinya atau membanggakan prestasi yang dimilikinya, terlebih dengan nada sombong dan membandingkan. Karena orang tua yang benar akan selalu mengerti apa yang terjadi dengan sang anak. Mereka juga akan selalu menyadari bahwa semua anak yang terlahir di dunia ini sudah memiliki takdir serta tulisannya sendiri - sendiri. Kewajiban para orang tua hanyalah mengarahkan, bukan menentukan. Oleh sebab itu hati para orang tua akan selalu merendah dan takut. Takut Allah SWT tidak meridhai apa yang dilakukan oleh anak - anak mereka. Tak kan ada kesombongan sedikitpun di dalam hati mereka. Rasullullah SAW dalam salah satu hadistnya pernah bersabda yang isinya: "Barangsiapa di dalam hatinya terdapat kesombongan seberat satu butir biji maka Allah SWT akan menelungkupkannya pada mukanya di dalam neraka." (HR. Ahmad dan Thabrani)

Sebuah hal yang klise saat menyadari bahwa orang tua selalu menyuruh anak - anaknya untuk berbuat kebaikan tetapi sang orang tua sangat jarang sekali melakukannya bahkan mungkin tidak melakukannya. lalu bagaimana sang anak bisa menjadi pribadi yang lebih baik? Bagaimana sang anak bisa terbuka bila kedua orang tuanya saja seperti itu? Diktator dan otoriter yang menyalahi tempat. Bisa dibayangkan bukan apa yang akan terjadi kepada sang anak dan keturunan mereka kelak? Terlebih apabila mereka jauh dari Allah SWT.

Dakwah orang tua yang utama berada di dalam rumah bersama dengan buah cinta mereka. Tiada henti aktivitas shalat berjamaah, bercanda, bercerita tentang islam, mengaji, dan sebagainya. Rasullullah SAW bersabda, "Hendaklah kamu membaca Al - Qur'an dan mengingat Allah Azza Wa Jalla. Karena semua itu akan menyebabkan namamu disebut di langit dan menjadi cahaya untukmu di bumi" (HR. Baihaqi). Sementara di dalam hadist lain Rasullullah SAW bersabda, "Orang - orang yang selalu berdzikir telah memborong semua kebaikan" (HR. Ahmad). Tentu hal tersebut tidak akan terjadi bila tidak ada satu visi dan pemahaman yang sama antara "Raja dan Ratu" rumah tangga tersebut.

Dan bagaimana bisa hal itu semua bisa terlaksana semua? Rasullullah SAW pernah menyampaikan pesan di dalam sebuah hadistnya, "Ada empat hal, barang siapa diberi keempat hal tersebut berarti ia tela diberi kebaikan dunia dan akhirat. Keempat hal tersebut adalah: hati yang selalu bersyukur; lidah yang selalu berdzikir; badan yang selalu tahan terhadap ujian; dan seorang istri yang tidak mencari kesempatan berkhianat bagi dirinya maupun tidak pula terhadap harta suaminya" (HR. Thabrani). Dari hadist di atas tentu sudah dapat ditebak jawabannya bukan?

19.2.13

Mulianya Orang Yang Diajar, Mengajar, Dan Belajar

Misi pertama Rasullullah SAW di dunia ini adalah untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Hanya Allah SWT semata yang mengetahui apa alasan logis Baginda Nabi Muhammad SAW diturunkan di Mekkah sekitar 1400 tahun yang lalu. Mengapa tidak di Jawa? Mengapa tidak di belahan bumi lainnya? Banyak sekali pemikiran - pemikiran klise guna mengungkap alasan Allah SWT tersebut. Tetapi yang jelas hanya Allah SWT sendirilah yang mengerti apa alasan utamanya, dan kita tetap disuruh mencari - dan utamanya - belajar - akan hal tersebut. Belajar dari ayat - ayat cinta Allah SWT yang tersebar di sekitar kita.

Secara sederhana ada dua hal yang menggelitik untuk diketahui. Masalah logis yang menarik untuk dicari jawabannya tersebut adalah :

  1. Apabila orang Arab terkenal sebagai orang yang beradat keras bagaimana Rasullullah SAW menyebarkan ajaran islam tersebut sehingga mampu untuk diterima dan diikuti?
  2. Bagaimana islam tersebar hingga ke pelosok dunia dan mampu menjadikan Indonesia sebagai pengikut Islam terbesar di dunia - mengapa tidak di Arab?

Disinilah peran mulia seorang pengajar tersebut terlihat. Rasullullah SAW tidak selamanya mampu untuk mendakwahkan islam - walau sepanjang hidupnya Rasullullah SAW juga telah melakukan hal tersebut. Beliau secara sederhana "Hanya" mampu untuk mendakwahkan islam selama 40 tahun dari total umur beliau yang selama 63 tahun. Lalu? Peran sahabat dan generasi - generasi setelah beliau lah yang berperan penting untuk mendakwahkan islam hingga sampai di pelosok dunia. Yang akhirnya menjadikan Indonesia sebagai pemeluk islam mayoritas terbanyak di dunia.

Tentu para generasi penerus Rasullullah SAW telah memiliki modal utama sebelum menjalankan misi Rahmatan lil alamin yang sebelumnya telah dicanangkan. Para generasi penerus beliau telah menghabiskan banyak waktu untuk belajar, mengajar, dan diajar! Entah berapa lama waktu yang telah generasi penerus Baginda Nabi SAW habiskan untuk itu, tak terhitung juga pengorbanan beliau - beliau dalam belajar. Tetapi hasilnya? Bisa kita lihat sekarang. Nama mereka tetap harum walau jasad mereka tak lagi ada. Maka benarlah sabda Rasullullah SAW yang berbunyi, "Apabila Allah SWT menginginkan kebaikan kepada seorang hamba, maka Allah SWT pasti akan memberikan pemahaman kepadanya mengenai agama dan mengilhamkan kepadanya petunjuk - Nya." (HR. Bazzar dan Thabrani)

Dengan ikhlas para generasi penerus Rasullullah SAW tersebut berdakwah. Dengan ikhlas generasi penerus Nabi SAW tersebut berkorban. Tak ada ketakutan sedikitpun dari dalam diri mereka tentang apa yang mereka yakini kebenarannya. Karena mereka menyadari bahwa Allah SWT selalu bersama mereka dan kelak cepat atau lambat mereka akan bertemu dengan junjungan yang sangat mereka cintai di akhirat sana, Muhammad bin Abdullah SAW. Oleh karena itu tidak ada lagi hal yang disembunyikan dari ilmu yang mereka ajarkan. Mereka bertekad untuk menjadikan generasi setelah mereka menjadi generasi yang lebih baik dari pada generasi mereka itu sendiri. Dalam hal ini pun Rasullullah SAW pernah menyampaikan, "Barang siapa ditanya tentang suatu ilmu kemudian ia menyembunyikannya kelak pada hari kiamat Allah SWT akan mengekangnya dengan tali kekang yang terbuat dari api neraka." (HR. Abu Daud)

Sungguh mulia orang - orang yang mendedikasikan waktunya untuk belajar, mengajar, dan diajar. Maka memang benar jikalau akhir dari risalah kenabian Razullullah SAW adalah untuk menjadi Rahmatan lil alamin. Dan salah satu caranya adalah dengan menjadi pribadi - pribadi yang bermanfaat bagi orang di sekitarnya. Maka dari itu siapa orang yang paling bermanfaat bagi sekitarnya maka dapat dipastikan cinta Allah SWT dan Rasul - Nya juga akan menaungi orang tersebut. Tetapi bagaimana bisa kita bermanfaat bagi sekitar bila kita tidak mengetahui sekitar? Tentu proses belajar, mengajar, dan diajar menjadi tolok ukur utama kemanfaatan kita bagi sekitar. Janganlah kita khawatir untuk melakukan proses belajar, mengajar, dan diajar tersebut. Karena sesugguhnya Allah SWT, para malaikat, dan penghuni langit, serta bumi hingga semut - semut di sarangnya dan juga ikan - ikan semuanya bershalawat untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia (HR. Tirmidzi)

Dalam satu hadist yang lain Rasullullah SAW juga menyampaikan, "Sesungguhnya seorang penuntut ilmu di naungi oleh para malaikat dengan sayapnya, lalu para malaikat itu saling bersusun hingga sampai ke langit pertama. Karena kecintaan mereka terhadap apa yang ia cari" (HR. Thabrani). Inilah pesan kepada kita generasi - generasi sekarang untuk melanjutkan apa yang beliau - beliau terdahulu lakukan. Demi anak cucu kita yang nantinya akan mewarisi langkah jejak kita. Alangkah bangganya bila nanti nama kita akan tetap dikenang walau jasad kita telah tiada. Seperti para legenda yang telah belajar terlebih dahulu, mengajar terlebih dahulu, diajar terlebih dahulu, serta mulia terlebih dahulu.

Rasullullah SAW bersabda, "Satu orang yang paham agama lebih berat bagi syaitan daripada 1000 orang ahli ibadah." (HR. Tirmidzi)

18.2.13

Bilakah Nanti Ku Akan Tertawa Lepas?

"Ketika sholat aku berdiri seolah - olah sedang dihadapkan di depan pengadilan Allah SWT. Hanya ada dua kemungkinan untukku, surga atau neraka!" (Amir bin Abdillah)

Saat kata tak lagi biasa
Dan saat hati tak bisa menyejukkan
Dimana tempat kembali adalah hal yang di idamkan oleh semua
Untuk hidup yang lebih kekal dan selamanya
Lalu pantaskah kita tetap tertawa lepas?

Segala yang terbatas bermimpi untuk selamanya
Tak lagi mengenang dalam setiap langkah menuju satu dalam masa
Saat nanti tiada lagi yang dapat menggenggam tangan
Dan dengarkan tangisan penyesalan dari mulut laknat yang berbusa
Lalu pantaskah kita tetap tertawa lepas?

Pikirkan hati untuk dicaci
Di saat manusia - manusia mati menghampiri
Sungguh hina nasib diri
Dikala aib dipertontonkan seperti acara tivi
Lalu pantaskah kita tertawa lepas?

Tunjukkan jalan - Mu bagiku yang telah menyimpang jauh
Jika Engkau memang merestuiku yang seperti ini maka berikan kuatanmu bagiku
Agar aku tetap mampu bertahan dalam setiap goresan tinta takdirmu yang indah untukku
Karena sungguh ku tak kuasa lagi bertahan dalam deburan
Walau ku ingin untuk tertawa lepas nantinya disana

Ku pergi bukan untuk mengapa
Tetapi untuk damai yang diidamkan bagi mereka yang mencintai
Ku sadar siapa hina yang menghambat
Dan ku tak mau saat ku menjadi salah satunya
Agar kau pantas untuk tertawa lepas nantinya disana

Jika memang aku salah maka ingatkanlah
Jika memang aku benar maka relakanlah
Ini semua karena cintaku yang begitu besar padamu
Dan ini semua karena cinta - Nya yang menghangatkanku saat itu
Karena nantinya ku ingin tertawa lepas bersama

Di balik setiap sholatku ku sebut namamu
Di setiap mimpi indahku selalu ada bayangmu
Di setiap waktuku terbayang dirimu
Masa lalu saat kita menjadi satu
Tak kan pernah terhapus oleh waktu

Biarkan ku sakit dan merindu karenamu
Karena itu caraku untuk mencintaimu
Dan bilakah ini adalah bukti cinta - Mu padaku?
Oh Rabbi... Peluk aku dengan kehangatan - Mu
Karenaku ingin tertawa lepas nantinya...

Masjid Jami' Jember
12.30 PM

17.2.13

Untitled

Detik berlalu tetap seperti dulu
Tak kurasa deburan ombak di pantai ini
Yang suaranya sungguh merdu temani jiwa yang sepi
Saat itu... Aku pergi entah kemana dan mengapa...
Ku pun tak tahu mengapa...

Saat itu...Hangat merasuk ke dalam jiwaku
Berat kurasa pundak sebelah kananku
Semilir angin membawa harum yang terngiang dalam kalbu
Lembut kulitmu hentikan jantungku
Saat engkau bersamaku

Kita bercengkrama...
Bicarakan tentang masa nanti
Saat kita manunggal dan abadi
Terpekik tawa dari bibir indahmu
Dengan ditemani suara lentikmu yang lucu

Entah apa yang kuinginkan saat itu
Tak ada lagi yang kuinginkan saat itu
Aku hanya tersenyum kecil saat itu
Sembari bersyukur pada - Nya yang anugrahkan ku itu
Alhamdullillah... Untuk saat itu

Kini... Engkau tetap hidup di dalam diriku...
Walau ku tak tahu apa yang terjadi padamu
Mungkin kau telah bahagia dengan hatimu
Dan aku tak pedulikan itu karenamu
Saat itu... Adalah hebatku bersamamu...

Ku berjalan putari kota melihat cinta yang tak pernah padam
Menuju ke kerinduan hebat yang melanda dalam setiap desah nafas malam hariku
Dadaku sesak memikirkan hal itu
Saat itu... Saat aku bersamamu...
Saat itu... Saat yang kunantikan kembali padaku...

Entah mengapa kau tak tersentuh lagi olehku
Panggilan cintaku tak terindahkan bagimu
Tak dengarkah kau jiwaku meronta karenamu?
Tangisku meleleh memujamu?
Dan atau aku berlutut di bawah kakimu?

Sekeras apapun ku berpikir
Aku tak mengerti apa yang bisa lagi ku lewati
Saat ini bukanlah untukku yang sungguh mencintai
Dan aku paham karena itu
Aku paham mengapa kau seperti itu

Bintang terang nun jauh disana menjadi saksi kepergianmu
Terik matahari menjadi penghukumku yang kehilanganmu
Ku terdiam hingga ditemani sang fajar di tempat kau kembali
Aku yang salah... Dan memang aku yang salah...
Ku berharap tak pernah ada saat itu untukku...

Mencintaimu saja sudah cukup bagiku
Perih ini adalah harga cintaku padamu
Aku tak kan memintamu kembali padaku
Biarkanlah Allah SWT yang melangkahkan kakiku
Karena hanya Dia tempatku kembali nanti

Ku merindukanmu...
Ku merindukanmu...
Sungguh ku merindukanmu...
Sangat merindukanmu...
Dengan cara itu aku mencintaimu...

"Alhamdullillah... Astaghfirullah hal adzim... La Illaha Illallah... Bismillah..."

Stay In Love

Tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia yang menikah sebanyak 2 juta orang sementara 265.184 beakhir dengan perceraian. Di Jawa Timur sendiri pada 2011 Kemenag Jatim melaporkan bahwa sekitar 66.779 kasus perceraian terjadi di Jawa Timur. Dari jumlah sebanyak itu 22.920 suami yang melakukan cerai talak. Sedang wanita yang menggugat cerai duluan justru tercatat sebesar 45.069 orang. Sederhananya, mengapa terjadi seperti ini? Islam memang telah memberikan ruang bagi adanya perceraian dengan mempertimbangkan mudharat yang akan terjadi apabila tetap bersatu. Tetapi bukan berarti hal ini perceraian adalah pilihan yang dengan mudah kita ambil. Lihatlah bagaimana sifat harapan Rasullullah SAW kepada para suami agar menghindari talak, "Janganlah seorang lelaki beriman membenci istrinya yang beriman, (karena) mungkin saja ia tidak menyukai suatu perangai pada dirinya tetapi ia lebih menyukai perangai lainnya." (HR.Muslim dari Abu Hurairah)

Rasullullah SAW bersama istrinya, terutama dengan Aisyah r.a. selalu mengkampanyekan keharmonisan rumah tangganya. Sampai - sampai kemana - mana beliau menyebut rumah tangganya sebagai "Rumahku Surgaku" agar kita semua mengerti bahwa dalam kesucian pernikahan, dalam hubungan suami - istri yang saling bertanggung jawab, dalam rumah tangga yang mau mengintimi amal sholeh, mereka berhak mendapatkan surga sebelum surga sesungguhnya.

Namun perjalanan berkeluarga dan membina rumah tangga tidak selalu seindah bayangan anak - anak remaja yang akan menikah itu. Seolah nanti bila menikah isi kehidupannya adalah yang indah - indah saja. Tapi bukan juga kira harus berkecil harapan. "Rumahku Surgaku" bukan tak membolehkan adanya perselisihan dan perbedaan. Silahkan saja ada perselisihan tapi dalam wajah secara umum rumah tangga kita harus harmonis dan bahagia. Impian bahwa pernikahan kita selalu bahagia adalah keharusan. Tapi setelah itu kita harus siap dengan segala ilmu pendukungnya. Lalu bagaimana cara merawat cinta kasih kita? Terutama dalam hubungan berumah tangga?

Cinta ibarat baterai yang jika sudah terlalu lama energinya kadang akan menurun. Di sinilah kita butuh untuk "Mencharge baterai cinta" kita dengan cara menancapkan makna cinta pada setiap interaksi yang kita lakukan.

Maknai Setiap Interaksi
Apa yang ada di benak anda ketika suami anda mencium kening anda saat dikirnya anda masih tidur? Atau apa yang anda pikirkan ketika anda suami anda mengajak anda makan malam di luar? Biasakah kedua hal tersebut? Atau merupakan sesuatu yang spesial di mata anda? Seringkali banyak momen interaksi yang kita lalai membubuhkan makna di dalamnya. Sehingga semua berjalan seperti biasa. Interaksi itu kita lihat hanya sebagai penunaian tanggung jawab seorang suami terhadap istrinya atau sebaliknya belaka. Hal tersebut sama saja dengan kita kurang mengapresiasi momen tersebut sebagai wujud kasih sayang dan cinta. Bisa anda bayangkan bukan apa yang terjadi berikutnya? Yang lebih parah adalah kita akan kehilangan rasa syukur kita.

Terkadang secara kasat mata sebenarnya tida ada beda pda kehidupan orang yang berbahagia dalam pernikahannya dengan yang tidak berbahagia. Cara interaksi mereka dengan pasangan mereka pada mulanya sama. Lalu yang membedakan adalah kecerdasan seorang suami ataus istri memanknai semua momen dalam bingkai romantisme cinta. Seorang istri yang menerima uang belanja dari suaminya lalu bersyukur kepada Allah SWT dan membayangkan bagaimana sang suami tercinta bekerja keras lalu berpikir untuk menyisihkan sebagian darinya untuk hadiah. Tak lupa sang istri juga bisa mengingat pengorbanan lain dari sang suami. Tentu rasa cinta istri tersebut berbeda dengan seorang istri yang menganggap nafkah itu sebagai kewajiban suaminya belaka.

Tak Harus Bertatap Muka
Sejatinya menumbuhkan kembali rasa cinta bisa dilakukan kapanpun, dimanapun, serta dengan apapun bila kita sudah memiliki keseriusan dan niat sungguh - sungguh. Kita memang dituntut untuk cerdas memaknai perilaku pasangan. Bermainlah dengan pikiran dan perasaan anda sendiri. Maknailah tanggung jawab dan segala perilaku tersebut sebagai pesan dan amanah cinta anda bersama orang yang anda cinta tersebut. Segalanya memang butuh kesabaran serta ketelatenan. Seseirng mungkin kita harus memaknai interaksi - interaksi kita dengan pasangan kita dalam bingkai cinta dan pengorbanan dia untuk kita. Insya Allah hasilnya akan melebihi kerja keras dan kesungguhan kita.

Jika Allah SWT menghendaki, apalaagi yang bisa kita lakukan???

Keajaiban Menyempurnakan Wudhu

Islam Menganjurkan agar seorang muslim senantiasa menjaga kesucian sebagai tanda keimanan. Rasullullah SAW bersabda, "Tidaklah menjaga wudhu kecuali seorang mukmin" (Silsilah shahihah al - albani) dan "Sesungguhnya Allah SWT menyukai orang - orang yang bersih" (At - Taubah : 108). Aktivitas wudhu memang identik dengan kebersihan dan kebersihan identik dengan kesehatan. Dari sejumlah penelitian ditemukan bahwa wudhu memiliki sejumlah manfaat bagi manusia. Berikut adalah beberapa manfaat wudhu yang dimaksud :
1. Membunuh kuman dengan membersihkan hidung
Hasil penelitian tim dokter Universitas Iskandariah menyatakan bahwa mereka yang rutin membersihkan hidung dalam berwudhu maka hidung mereka jauh dari kuman dan mikroba dibandingkan dengan mereka yang tidak berwudhu. Dalam dunia medis THT jika mikroba menyerang hidung maka akan berdampak pada telinga. Bahkan bisa masuk ke usus dan pencernaan darn menyebabkan infeksi dan radang. Apalagi jika mikroba tersebut masuk ke dalam pembuluh darah.

2. Menjaga kesehatan rongga mulut dengan berkumur
Berkumur terbukti mampu menjaga rongga mulut dan gusi dari infeksi dan pembengkakan, juga menjaga gigi dari keropos karena sisa makanan telah dibersihkan. Secara medis terbukti bahwa 20 % mereka yang kehilangan gigi jika mereka mau menjaga kebersihan mulut, maka itu tidak akan terjadi sebelum waktunya. Jika tidak dibersihkan zar cair seperti nanah dan busuk akan disedot oleh liur dan makanan ke dalam pencernaan dan mengalir ke darah. Selanjutknya akan disebarkan ke seluruh tubuh yang menyebabkan banyak penyakit.

Debu dan jasad renik banyak mengandung kuman. Pembersihan secara rutin oleh air adalah cara paling efektif untuk membunuh atau menghilangkan kuman - kuman tersebut. Secara ilmiah mikroba hanya menyerang kulit manusia yang tidak bersih. Jika dalam waktu lama kulit manusia tidak dibersihkan maka keringat, minyak, dan debu akan menempel di permukaan kulit dan menyebabkan gatal - gatal. Jika digaruk dengan kuku yang tidak bersih maka akan memudahkan kuman masuk ke pori - pori kulit. Sinar matahari terutama sinar ultraviolet berpengaruh menciptakan kanker di kulit. Pengaruh ini akan hilang jika seseorang rutin melakukan wudhu karena kulit selalu dijaga kelembabannya. Terutama kulit yang terkena langsung sinar matahari.

Dr. Ahmad Syauqi Ibrahim seorang anggota Lembaga Medis Kerajaan di London dan ahli penyakit dalam dan jantung mengatakan bahwa para ahli sepakat timpahan cahaya ke air ketika berwudhu akan menyebabkan munculnya ion - ion positif dan mengurangi ion - ion negatif. Sehingga urat - urat akan kendur dan tubuh akan terbebas dari tekanan darah tinggi dan kondisi depresi. Seorang ilmuwan Amerika mengatakan bahwa air memiliki kekuatan magis. Bahkan semprotan air ke muka dan dua tangan (Baca: Berwudhu) adalah cara terbaik untuk melenturkan syaraf - syaraf dan menghilangkan ketegangan (Sumber: Majalah Islah 296, 1994).

Ajaibnya, sebelum ahli menyatakan hal ini, 14 abad silam Rasullullah Muhammad SAW sudah menegaskan. Dalam sebuah hadist beliau menyatakan, "Sesungguhnya marah - marah itu dari setan dan setan itu diciptakan dari api dan api itu padam oleh air. Maka jika kalian marah hendaklah ia berwudhu." (HR. Daud)

14.2.13

Dara

Merajam janji mengukir sanubari
Pertautkan hati untuk mencari kebahagiaan diri
Setiap langkah yang tertatih adalah masa penantian
Untuk kembali tegap menatap mentari yang tak henti

Dingin lubuk sanubari merekah rasa yang tiada arti
Hadirmu dalam hidup membuat hidup menjadi hidup
Bagi jiwa yang mati dan tak tahu apa lagi yang harus dicari
Bukankah ku tak layak untuk tertawa?

Sekejap temani...
Pegangi tanganmu dalam setiap kebersamaan
Menghadirkan dirimu sebagai bunga rampai dalam mimpi tiada bertepi
Menjadi raja dalam hatimu yang sungguh menaklukan hebatku

Deburan ombak merangkai cerita
Tentang dara yang kesepian
Terbuang dari jiwanya
Terbuang dari hatinya

Mungkin ku keliru mendekatinya
Atau ku salah telah mencintainya
Terlebih memiliki waktu bersamanya
Barang sejenak menginginkan hatinya

Apa daya bagi kasih tak sampai?
Terlarangkah cintaku kepadanya?

Satu makna tentang kehadirannya yang menyelimuti kalbu dalam kabut malam
Dara terdiam menguntai cerita dalam balutan bait tanpa nama
Pitta yang terurai sengaja diambilnya
Demi simpulkan kisah yang inginkan bahagia nantinya

Karunia... Sungguh itu sangat indah dan bermakna
Melihat megah mega - mega di atas rinjani seorang diri
Kesepeian melihat takdir yang sungguh sangat menantang untuk dihadapi
Tapi untuk siapa aku melakukannya?

Kini tak lagi ada ku di sisimu bukan ku tak inginkan itu
Bukankah ini yang kau inginkan saat malam yang lalu saat inginku bercumbu denganmu?
Apakah aku salah atas langkahku?
Walaupun itu kulakukan hanya untukmu seorang?

Ku korbankan hati dan masa depanku demi engkau
Dara terindah dalam untaian Pitta kehidupan manusia penuh laknat
Ku tak inginkan apa darimu... Terlebih tubuhmu...
Karena bagiku mencintaimu itu sudah cukup untukku

Selaksa jarak memisahkan kita saat ini
Entah mengapa terasa jauh engkau denganku
Beribu masa yang telah kulalui tanpamu
Tapi jauh di dalam hatiku masih merindukanmu

Aku tak tahu apa yang harus kulakukan
Langkahku mati mengingat ego diri
Jiwaku mati mengingat kau sang bidadari
Entah mana yang harus ku turuti
Demi sembuhkan aku yang menderita ini

Inikah cinta?
Mungkinkah kita jodoh?

Selalu itu yang aku tanyakan dalam malamku
Malam tangisku saat aku merindukanmu
Saat aku ingin kehangatanmu
Saat indah yang ingin kulalui (lagi) bersamamu

Bukankah semua tangis pasti akan ada tawa nantinya?
Karena sejatinya tidak akan ada hujan yang turun terus menerus
Mungkin karena itu aku masih kuat bertahan di tempatku saat ini
Untuk menunggumu... Kembali lagi padaku...

Maka bila nanti kita tak bisa bersama
Tak akan ada sesal yang aku keluhkan dari bibir dosaku
Maka bila nanti masa akhirku telah tiba
Tak akan ada lagi tangisku untukmu

Karena aku telah berdarah untukmu
Jiwaku telah kau miliki seutuhnya
Dan dengan sungguh aku berkata
Bahwa, "Aku Mencintaimu..."



Alun - Alun Jember
14 Februari 2013
13.55 PM

"For You... From your valentine..."