"Heart of Aper_Runia"

Foto saya
Stay Cool and Stay Humble... I'll be what I believe :O

31.10.12

Hidayah Allah SWT

Alhamdullillah... Alhamdullillah...
Subhanallah... Allahu Akbar...

Hidayah memang dapat diberikan Allah SWT kepada siapa saja, dan itu merupakan hak preogatif Allah SWT dan contoh mutlak terakhir terjadi di Inggris. Hasil penelitian ilmiah yang diberitakan sebuah majalah sains terkenal, Journal Of Plant Molecular Biologist menyebutkan sekelompok ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.

Setelah 3 tahun meneliti fenomena yang mencengangkan ini akhirnya para ilmuwan tersebut berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut dalam format cahaya elektrik denga sebuah alat yang bernama oscilloscope. Mereka bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu beruang lebih dari 4.000 kali dalam satu detik. Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengemukakan sulit untuk memahami dan memberi penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut. Padahal seperti diakui oleh sang professor pihaknya telah mengerahkan hasil penelitian itu kepada universitas - universitas serta pusat - pusat kajian di Amerika dan Eropa. tetapi semuanya tidak sanggup menafsirkan fenomena itu bahkan semuanya tercengang tidak tahu harus berkomentar apa - apa.

Pada kesempatan terakhir fenomena tersebut dikaji oleh para pakar dari Britania dan di antara mereka ada seorang ilmuwan muslim yang berasal dari India. Setelah 5 hari mengadakan penelitian dan pengkajian ternyata para ilmuwan dari Inggris tersebut angkat tangan. Sang ilmuwan muslim tersebut mengatakan, "Kami umat islam tahu tafsir dan makna dari fenomena ini. Bahkan semenjak 1.400 tahun yang lalu." Maka para ilmuwan yang hadir pun tersentak dengan pernyataan tersebut dan meminta dengan sangat untuk menunjukkan tafsir dan makna dari kejadian tersebut. Sang ilmuwan muslim segera menyitir firman Allah SWT, "....Dan tak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun" (QS. Al - Israa': 44). Ternyata suara denyutan itu adalah lafadz jalalah (nama Allah Azza Wa Jalla)sebagaimana tampak dalam layer Oscilloscope. MAka keheningan dan keheranan luar biasa menghiasi aula di mana para ilmuwan muslim tersebut berbicara.

Dan Prof. William Brown - orang yang bertanggung jawab terhadap penelitian tersebut - menemukan jalan kebenaran dan menyatakan diri masuk islam. Kisahnya setelah memperoleh penjelasan dari seorang ilmuwan muslim tentang rahasia tanaman yang selalu bertasbih, dia menemui sang ilmuwan tersebut untuk mendiskusikan tentang agama islam. Setelah itu ia menghadiahkan Al - Qur'an dan terjemahannya kepada sang professor. Selang beberapa hari setelah itu Prof. William mengadakan ceramah di Carnich University, Miloun, dan dia mengatakan, "Dalam hidupku aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini. Selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini tidak ada seorang ilmuwan pun yang melakukan pengkajian terhadap fenomena ini yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi satu - satunya tafsir yang bisa ditemukan adalah di dalam Al -Qur'an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain bagi saya selain mengucapkan 'Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad SAW adalah hamba Allah SWT.'"

Melewati 1.250 Anak Tangga

Melepas rasa penat dengan berjalan - jalan di tempat wisata sungguh mengasyikkan. Dan memang benar kalau Indonesia adalah negara dengan berbagai tempat wisata alam yang sungguh sangat indah dan menyenangkan. Kali ini dengan sedikit keberanian aku mencoba untuk berjalan - berjalan sedikit ke luar daerah, karena biasanya aku hanya memutari Jawa Timur. Kini langkah kakiku menuntun untuk berjalan ke Jawa Tengah, tepatnya di Tawang Mangu. Menikmati air terjun Grojogan Sewu...

Perjalanan kesana memakan waktu antara 8 hingga 9 jam, karena memang banyak sekali berhenti dan macet yang ada di jalan. Berangkat pukul 23.05 WIB sabtu malam minggu selama sekitar 5 jam saya telah sampai di Magetan. Karena bertepatan dengan subuh lalu badan juga butuh waktu untuk beristirahat maka saya memutuskan untuk beristirahat sejenak di musholla warga di desa Balegondo. Terima kasih kepada warga sekitar yang menyambut saya dengan baik dan mempersilahkan saya untuk beristirhat di dalam musholla tersebut selama kurang lebih 2 hingga tiga jam.

Perjalanan pada malam hari ke Magetan tidak menemui kendala berarti. Semua lancar dan aman terkendali, karena memang waktu itu mungkin sedang libur hari raya jadi tidak banyak orang yang berlalu lalang di jalanan. Perjalanan baru terasa menyesakkan saat memasuki Peterongan Jombang. Pembangunan fly over yang belum selesai dari hari raya Idul Fitri kemarin membuat jalanan pada dini hari tersebut menjadi macet. Walaupun tidak terlalu parah, tetapi tetap saja hal tersebut mengganggu.

Karena badan yang masih belum fit benar dan kondisi perut yang keroncongan, akhirnya diputuskan untuk mengitari Magetan selama beberapa saat. Selain untuk mengisi perut juga untuk menikmat kondisi alam yang yang ada di sini. Cuaca pada saat itu sungguh sangat mendukung, mendung dengan ditemani hujan rintik - rintik menambah kesan dingin dan hangat yang saya rasakan saat itu dalam waktu bersamaan. Tidak ketinggalan pula mampir di Sarangan. Tetapi maaf sebelumnya, niat untuk ke Sarangan ini bukan untuk berwisata dikarenakan selain kondisi Sarangan yang tidak menarik hati - karena air sedang surut dengan keramaian yang sangat padat saat itu serta kondisi yang tidak mendukung - keputusan ke Sarangan ini hanya untuk makan pagi saja. Setelah puas menikmati Sarangan dan menghabiskan makanan pada saat itu tepat setelah dhuhur saya melanjutkan perjalanan ke Tawang Mangu. "Tanggung. Tinggal sedikit lagi sudah Solo", begitu pikir saya saat itu.

Perjalanan ke Tawang Mangu benar - benar sangat aku nikmati. Angin sepoi - sepoi yang menyapu kepala, cuaca dingin yang merasuk tulang, serta sepinya jalan saat itu menudukung untuk bernostalgia dan mengingat tentang masa lalu serta orang - orang yang sangat aku rindukan di Surabaya. Gerimis yang turun pada saat itu tidak mengganggu keinginanku untuk tetap meneruskan perjalanan ke Tawang Mangu. Akhirnya setelah 2 jam perjalanan saya sampai di Tawang Mangu. Benar - benar padat dan banyak sekali pengunjung , karena memang bertepatan dengan hari libur. Dari pertama kali datang saja saya sudah kesulitan untuk mencari tempat parkir. Tetapi untunglah, dengan sedikit keberuntungan saya bisa menemukan tempat parkir walaupun agak jauh dari pintu masuk.

Perjalanan menuju pintu masuk ternyata tidak semudah yang dibayangkan, padahal itu sudah siang hari. Banyak orang yang berlalu lalang baik untuk masuk maupun pergi dari sana. Selain itu juga karena tempat parkir saya dekat dengan jual souvenir serta parkiran kuda banyak sekali orang yang memanfaatkan spot ini untuk mencoba, membeli, maupun berfoto saja. Setelah sekian lama berjalan, saya baru menyadari kalau saya juga ditemani kera - kera liar disini. Saya pikir kera - kera tersebut hanya ada di lokasi wisata, tetapi di jalan seperti ini juga ada. Untung tidak ada makanan atau barang bawaan yang saya jinjing.

Untuk masuk ke wisata Grojogan Sewu yang terletak di Tawang Mangu kita harus membayar Rp. 6.000,- karena kita wisatawan lokal. Tetapi kalau kita adalah wisatawan asing maka kita harus membayar Rp. 19.000,- di tempat wisata itu. Setelah berjalan sejauh 1.250 anak tangga akhirnya tibalah di air terjun Grojogan Sewu yang terkenal itu, Ramainya tempat wisata saat itu tetap tidak mengurangi panorama dan suasana yang saya rasakan saat itu. Dengan ditemani atraksi kera - kera yang ada disana yang sedang makan kacang, pisang, atau berjalan - jalan maupun orang - orang yang sedang berfoto atau sedang bercengkrama dengan orang terkasih, mainan air, stau sedang makan di tempat yang telah disediakan sungguh merupakan obat dari penat dan lelah yang saya rasakan saat itu. Perjalanan selama ini serasa tidak terasa saat saya sudah merasakan segar dan dinginnya air di Grojogan Sewu saat itu.

Pintu Masuk Grojogan Sewu
Sungguh pengalaman yang sangat mengasyikkan melihat anak - anak kecil yang sedang ditemani kedua orang tua maupun keluarga mereka sedang bermain air, sepasang terkasih yang sedang bercengkrama dengan hangatnya, ataupun yang lainnya. Saya sendiri disana tidak mau ketinggalan untuk bermain air dan menikmati segarnya Grojogan Sewu. Sering juga saya temui beberapa anak ataupun orang tua yang bermain arung jeram mini disana, dan mereka terlihat bahagia sekali. Dengan mengeluarkan uang Rp. 14.000,- saya dapat menikmati sate kelinci serta soft drink yang dijual di dekat situ. Sebetulnya saya tidak seberapa suka dengan sate kelinci, hal itu bukan karena saya benar - benar tidak suka dengan sate kelinci. Tetapi karena saya tidak tega dengan kelincinya. Saya suka dengan kelinci. Lucu... Tetapi karena sate ayam yang biasanya dijual habis, dengan sangat terpaksa saya makan sate kelinci.

Air Terjun Grojogan Sewu
Kurang lebih selama 2 jam saya berada disana. Ini saatnya untuk pulang, bukan karena apa tetapi memang tempat wisata itu mau tutup. Akhirnya dengan hati yang masih berat saya putuskan untuk kembali. Perjalanan pulang pun juga butuh perjuangan yang tidak mudah karena lagi - lagi saya harus melewati 1.250 anak tangga sebelum saya bisa keluar. Pengalaman yang sangat menyenangkan. Karena pada saat berangkat saya melewati gunung lawu yang berada di ketinggian 2.350 m di atas permukaan laut, saya jadi ingin untuk menaiki puncaknya.

Jadi, apakah destinasi saya berikutnya adalah puncak gunung lawu?
Itu belum diputuskan...