"Heart of Aper_Runia"

Foto saya
Stay Cool and Stay Humble... I'll be what I believe :O

26.1.12

Menentukan Pilihan

Dewasa ini kita seakan terjebak dalam dunia yang tidak lagi bersahabat. Hal tersebut dikarenakan kita pribadi - termasuk penulis - seakan terkurung dalam rutinitas yang tiada henti menghampiri dan seakan lupa akan arti hidup ini. Kita tidak dapat lagi berbagi, merasakan penderitaan orang lain, menunjukkan sikap empati dan simpati, serta kejujuran. Kini yang ada hanyalah sikap perfeksionis, egois, dan cenderung hedonis.

Padahal kita semua menyadari bahwa tidak selamanya kita akan hidup di dunia ini. Kita tidak akan mati membawa apa - apa yang kita timbun selama kita berada di dunia. Kita hanya akan membawa elembar kain putih serta akan menempati lahan seukuran 2x1 meter. Tidak lebih!!! Tetapi seakan kelakuan kita mencerminkan bahwa kita akan hidup selama mungkin di dunia ini. Lalu bila kita mengetahui akan kenyataan tersebut apa lagi yang kita cari? Apa lagi yang kita kejar di dunia ini? Apakah mereka - mereka yang kita anggap (maaf) lebih rendah dari kita saat ini tidak mampu hidup hingga detik ini? Apakah mereka - mereka yang kita anggap (maaf) hina tidak mampu menikmati kebesaran Illahi yang sama dengan kita? Lalu apa lagi yang kita takutkan?

Pemikiran seperti apapun yang tersirat dalam benak kita tak akan mampu untuk menjangkau kekuasaan Illahi Yang Maha Segala - galanya. Jangankan menjangkau, mendekati pun tidak! Kalau seandainya kita menyadari dan meyakini bahwa ada yang lebih besar dan Maha Segala - galanya lalu mengapa kita tidak memasrahkan apa yang kita lakukan itu kepada - Nya? Logika sederhana dan sering sekali kita mendengarkannya, tetapi belum tentu mampu untuk kita aplikasikan dalam kehidupan sehari - hari. Dalamsebuah hadist disebutkan: "Kekayaan sejati bukanlah kekayaan materi. Namun yang dimaksud kekayaan sejati adalah kekayaan yang berada di dalam hati." (HR. Bukhari dan Muslim)

Bila dianalogikan dengan alfabet, hidup ini sejatinya hanyalah menyangkut dua huruf saja. Yaitu huruf B dan huruf D. Huruf B berarti "Born" (kelahiran) sementara itu huruf D berbarti "Dead" (kematian). Satu yang sering kali kita lupakan dalam hidup ini adalah di antara huruf B dan huruf D tersebut terletak huruf C yang dapat diartikan sebagai "Choice" (pilihan). Sehingga hal ini berarti kita akan berproses setelah kita lahir hingga menjelang kita wafat adalah sebuah pilihan yang kita ambil/ Pilihan tersebut bergantung kepada masing - masing pribadi dalam melihat sebuah kenyataan, dan juga pandangan pribadi yang dipengaruhi oleh kemampuan seseorang tersebut. Yang sering sekali kita lupakan adalah bahwasanya pilihan tersebut nantinya akan kembali kepada diri kita sendiri. Pilihan kita tersebut juga akan dimintai pertanggung jawabannya kelak, baik itu di dunia terlebih di akhirat. Pilihan - pilihan yang kita tentukan tersebut tidak ada yang tidak memiliki konsekuensi. Namun Allah selalu memberi yang terbaik kepada kita.

Ya... Hidup selalu menawarkan suatu pilihan yang saling bertentangan. Kita dapat memilih untuk selalu tersenyum ataupun tetap marah. Kita dapat memilih untuk memaafkan kesalahan mereka - mereka yang telah menyakiti kita maupun membalas perlakuan mereka kepada kita dengan balasan yang (menurut kita) setimpal. Kita dapat memilih untuk mencintai sesuatu ataupun membenci sesuatu yang ada di depan kita. Dan masih banyak lagi pilihan - pilihan yang akan kita buat lainnya. Perencanaan yang kita lakukan mungkin indah, tetapi satu yang harus kita ingat bahwa rencana Allah lebih indah. Hidup yang kita jalani mungkin baik - baik saja, tetapi hidup bersama - Nya jauh lebih sempurna. Pekerjaan yang kita lakukan saat ini mungkin menjanjikan. tetapi perlu kita ingat bahwa berkah - Nya lah yang membuat kita menjadi kaya dan berkecukupan.

Terpenting adalah kita mendasari setiap keputusan kita dengan berdasar kepada ajaran Allah serta selalu menjaga diri ini. Tak lupa pula kita memohon perlindungan kepada Allah dalam setiap waktu yang kita terima. Dalam surah Luqman (22) Allah berfirman: "Dan barangsiapa berserah diri kepada Allah sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang pada buhul (tali) yang kokoh. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan." Bukankah kita ini dari Allah? Dan suatu saat nanti kita akan kembali kepada Allah?

Jadi, selamat menentukan pilihan...

19.1.12

Kunci Sukses Hidup

Sebuah cerita tentang seseorang yang baru saja bangun tidur dan merenungkan tentang kunci sukses hidup ini. Saat dia merenung dan pikirannya terbang entah kemana terdengar suara dengan lantang dari salah satu sudut ruang kamarnya. "Lihatlah dunia di luar!" begitu katanya dengan bangga. Saat menyadari asal suara tadi ternyata itu adalah suara dari sebuah jendela di kamar tersebut. Tak beberapa lama kemudian fokus seseorang tadi juga terbelah saat ada suara yang tidak kalah lantang meneriakkan kata - kata "Hei... Bercita - citalah setinggi mungkin!". Saat dia perhatikan asal suara itu, dia mengetahui bahwa itu adalah suara dari langit - langit kamarnya.

Kemudian dia berdiri dan bersiap untuk memulai aktivitasnya hari ini. Langkah kakinya terhenti oleh suara detak jam yang berbunyi. "Setiap menit itu berharga. Maka jangan sia - siakan waktumu!" begitu katanya. Lalu seseorang tersebut merapikan setelannya sebelum dia yakin untuk memulai hari itu. Sedang asyik bercermin tiba - tiba cermin tersebut juga berkata kepadanya, "Berkacalah sebelum bertindak! Itu adalah ciri - ciri dari orang cerdas dan berpendidikan." Kalender meja yang ada di sebelahnya pun tak mau kalah dengan berkata kepada seseorang tersebut "Jangan tunda apa yang kau bisa lakukan hari ini esok hari. Karena kau tidak akan tahu apa yang terjadi berikutnya."

Setelah itu dia berjalan menuju pintu untuk meninggalkan kamarnya saat ini dan memulai hari menghadapi dunia. Dia sudah merasa yakin. Oleh karena itu dia berjalan dengan langkah tegap dan lantang. Seolah - olah sebagai seorang prajurit yang siap untuk menghadapi musuh di medan laga. Sesampainya di pintu, si pintu pun berkata kepada seseorang tersebut, "Dorong yang keras! Dan pergilah!" Seseorang tadi akhirnya membuka pintunya. Kemudian sesaat sebelum menutup pintu terdengar suara yang lembut dan menyejukkan di salah satu sudut ruangan tersebut. "Tunggu!" Setelah diperhatikan dengan seksama itu adalah suara permadani lantai. Seseorang tersebut menantikan kata - kata yang akan dikeluarkan oleh sang permadani lantai. Setelah menunggu beberapa saat lamanya permadani lantai tersebut kemudian berkata, "Berlutut dan berdoalah!"

Bukan karena hidup bahagia lalu kita menjadi tersenyum, tetapi karena kita tersenyum maka kita menjadi bahagia. Bukan karena semua orang bersahabat lalu kita tersenyum, tetapi karena kita tersenyum lalu kita menjadi bersahabat. Bukan pula karena pekerjaan kita menyenangkan kita menjadi tersenyum, tetapi karena kita tersenyum pekerjaan kita menjadi menyenangkan. Bukan dunia yang membuat kita tersenyum, tetapi senyuman kita yang membuat kita bisa menaklukkan dunia!

Sebuah Humor - Iblis Minta Pensiun...

Dalam suatu masa terdengar keluhan iblis kepada Rabbi - Nya.
Iblis   :  Ya Rabb... Hamba lelah. Hamba minta berhenti saja.
Allah :  Berhenti untuk apa wahai iblis?
Iblis   :  Hamba minta pensiun dini saja dari kebebasan - Mu untuk
              menggoda manusia.
Allah : Mengapa engkau meminta pensiun? Padahal dulu engkau - lah
             yang meminta untuk selalu menggoda manusia hingga akhir zaman
             kelak?
Iblis   : Maaf ya Allah... Hamba memohon ampunan - Mu. Hamba meminta
             pensiun dini karena hamba pribadi sudah tidak tahan dengan kelakuan
             manusia zaman sekarang. Saat ini kelakuan manusia itu sendiri sudah
             melebihi kelakuan hamba ya Rabb. Hamba kuatir kalau - kalau nanti
             hamba sendiri yang akan tergoda oleh manusia. Oleh karena itu ya Rabb
             izinkan hamba untuk pensiun dini saja. Manusia berzina yang merasakan
             kenikmatan dia tetapi yang di salahkan hamba. Manusia korupsi katanya
             karena hamba yang menggoda. Yang paling menyesakkan dada hamba ya
             Rabb, saat musim haji tiba hamba selalu dilempari dengan batu hingga tiga
             kali oleh jutaan manusia di Mekkah. Padahal yang melempari hamba itu
             kelakuannya tidak jauh berbeda dengan hamba. Bahkan mereka sudah
             menjadi kawan - kawan hamba sendiri. Hamba memohon ampunan - Mu
             ya Rabb. Hamba tak menyesal pensiun dini sekarang. Toh lagian hamba yakin
             tak hamba goda saja mereka nantinya akan menemani hamba di neraka...

Peran Hati

Kesadaran muncul karena masalah melampaui batas pikirnya sendiri. Gerakan dalam hati muncul ketika rasa mengakui bersalah muncul. Guru waskito berawal dari masalah dilanjutkan dengan kesadaran atas perilaku sendiri. Jangan berharap bertemu dengan Sang Illahi bila masalah belum menimpa. Dan jangan berharap pula bila kesadaran atas diri kita belum kita akui. Bukan karena emosi atau ambisi semata dalam mencari Sang Illahi, tetapi karena kesadaran diri yang dijunjung tinggi pada hati yang dalam. Mengetahui ketakjuban Sang Illahi membutuhkan keikhlasan dan kesadaran yang tinggi.

Sering sekali manusia mengandalkan kemampuan otak dalam melihat dan menyelesaikan segala perkara. Padahal bila kita tela'ah lebih lanjut kemampuan otak yang terbatas itu hanyalah mampu untuk melihat sesuatu segala sederhana. Lalu mengapa kita memaksa kinerja otak kita sampai melampaui maksimal? Memaksa dengan perencanaan yang maksimal tanpa memperhitungkan kuasa Illahi dalam menuju suatu hasil yang diharapkan. Sehingga yang ada bukanlah hasil pemikiran dari studi empiris yang berdasarkan data dan fakta, melainkan hanya memanipulasi data demi angan - angan semata. Angan - angan yang selalu kita coba untuk kita jadikan nyata.

Lalu saat itu tiba, kita seakan merupakan peran Sang Maha Pengatur. Kita seolah menjadikan apa yang kita pikirkan itu dapat berjalan sesuai dengan sebagaimana mestinya. Bukankah dengan demikian kita telah menjadikan kemampuan otak kita itu sebagai Tuhan? Hei... Padahal otak hanyalah segumpal daging yang berada di dalam rongga kepala yan terlindung oleh tulang tengkorak dengan fungsi utama sebagai pemikir dan penjawab respon semata. Tidak lebih bukan???

Perlu sikap rendah hati untuk mengakui ada yang Maha di atas segalanya. Perlu hati dan pikiran yang jernih untuk mengembalikan semuanya kepada Sang Pemilik Jiwa Manusia. Sering kita mengalami bahwa hati kita telah menolak kenyataan dan fakta yang tersedia. Tetapi otak kita masih membantah dan sengaja mencari - cari alasan untuk pembenaran diri sendiri atas apa yang telah dilakukan. Mungkin harga diri dan ego kita pribadi yang menyebabkan kita selalu menuruti perintah akal kita. Mengapa harga diri dan ego kita tidak kita salurkan untuk menuruti perintah hati kita.

Hati adalah organ dalam diri manusia yang paling penting. Selain fungsi ragawinya yang tidak kalah penting fungsi ruhani dari hati ini sendiri juga tidak dapat disampingkan begitu saja. Hati adalah pusat dari manusia. Hatilah yang mengendalikan diri manusia itu akan menjadi seperti apa. Semua bergantung pada pilihan kita sendiri pada langkah yang akan kita tuju. Bahkan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW pernah menyebutkan dalam sebuah hadistnya bahwasanya di dalam diri manusia itu terdapat segumpal darah, Bila segumpal darah itu baik, maka baiklah semua bagian tubuh yang lainnya. Tetapi bila segumpal darah tersebut buruk, maka buruk juga seluruh bagian tubuh yang lainnya. Segumpal darah tersebut adalah hati. Seperti hadist nabi berikut ini: "Orang yang keras bukanlah yang dapat mengalahkan orang lain dengan kekuatannya. Orang yang keras adalah orang yang dapat menguasai diri dikala marah." (HR. Muslim)

Hati kecil tidak dapat kita bohongi. Justru akal - lah yang mencari pembelaan atas bantahan - bantahan yang dikatakan oleh hati tersebut. Bila hati dan akal sudah menyatu, maka tidak akan ada yang mustahil di dunia ini. Tidak akan ada penyesalan dalam setiap langkah kaki kita. Yang ada hanya rasa takjub. Takjub akan kebesaran Allah SWT.

18.1.12

Mengintip Tirai Tuhan

Ah... memang manusia dilimpahi rasa keingintahuan yang tiada duanya. Sampai terkadang dalam beberapa peristiwa kita mencoba untuk mengintip tirai takdir milik Tuhan Yang Maha Kuasa. Sekedar ingin melihat bagaimana cara Dia bekerja. Dengan pongahnya kita berusaha untuk mengawasi - Nya sesekali. Keingintahuan yang tidak disertai dengan kerendah - hatian adalah sia - sia belaka. Semakin berusaha semakin rapat tirai itu menguat. Pun demikian, walaupun tirai itu terbuka belum tentu kita dapat membacanya.

Kita yang terbatas sering berbuat diluar batas. Kita yang memiliki satu hati sering sekali menyakiti lebih dari satu hati. Kita yang hanya punya satu cinta sering sekali membagi - bagi cinta kita. Kita yang hanya punya satu nyawa sering sekali menyia - nyiakannya. Maka bukankah lebih baik bila kita merunduk? Bukankah lebih baik bila kita bersujud? Membuka hati untuk keterbatasan kita. Seperti yang tertulis indah dalam potongan ayat Al - Qur'an berikut ini: "Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada - Ku." (QS. Adz Dzariyaat (51): 56)

17.1.12

Hati yang Siap Memikul Amanah

Ada banyak permohonan kita yang tiada henti kita haturkan kehadirat Allah SWT namun hingga sekarang belum terwujud. Mungkin kita pernah merasakan lidah yang hampir kelu karena terus bermunajat kepada Allah SWT namun sampai saai ini doa kita belum juga terijabah. Barangkali kita pernah merasakan keletihan batin yang sangat menyiksa karena doa yang hampir selalu terucap namun juga belum terjawab. Iman seorang mukmin akan tampak disaat ia totalitas dalam berdoa tetapi ia belum melihat pengaruh dari doanya tersebut. Ketika ia tetap tidak merubah keinginan dan harapannya, walaupun sebab - sebab untuk putus asa semakin kuat. Itu semua dilakukan seseorang karena keyakinannya kepada Allah SWT yang tiada habis - habisnya. Dan karena dia menyadari hanya Allah - lah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi dirinya.

Tidak ada ciptaan Allah yang sia - sia di muka bumi ini. Semua kejadian pasti ada makna dan juga kemanfaatan bagi yang menerimanya. Sekarang bergantung kepada cara kita dalam melihat sesuatu tersebut. Marilah kita lihat contoh sederhananya saja dengan ilustrasi sebagai berikut:
"Allah menciptakan kura - kura untuk mengingatkan kita agar perlahan - lahan dalam mengambil keputusan dan bertindak. Allah menciptakan semut agar kita memperhatikan hal - hal kecil yang begitu berarti walau kadang terlupakan. Allah menciptakan langit agar kita selalu ingat pada - Nya dan berdoa. Lalu Allah menciptakan teman di sekitar kita untuk menunjukkan betapa indahnya hidup ini dengan kehadiran mereka dan Allah ingin menunjukkan kepada kita betapa luar biasanya memiliki kawan, saudara, cinta yang senantiasa saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran."

Allah menguji kita dalam kesendirian dan keramaian. Allah memberikan kedewasaan dalam setiap permasalahan yang berdatangan kepada kita. Allah melatih ketegaran dalam kesakitan. Jadi siapkan hati kita untuk sesuatu yang sudah Allah rencanakan dengan indah kepada kita. Hati yang siap memilkul amanah adalah hati yang kuat, teguh, dan tulus. Tak berharap apapun, tetapi sanggup memberi dengan segenap apapun. Sebab hanya Allah - lah tempat untuk memohon. Janganlah kita sekali - kali minta untuk dikurangi beban kita. Tetapi mintalah kepada Allah agar punggung ini kuat untuk menahan setiap bebannya...

Belajar Untuk Menjadi Seorang Pribadi Sejati Dalam Kehidupan

Orang yang disebut sebagai pemenang kehidupan adalah orang yang mampu untuk tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis di tempat yang begitu pahit, yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, orang yang tetap tenang di tengah badai yang begitu hebat, dan orang yang tetap mengandalkan Allah di tengah badai perkara dan batin yang begitu hebat.

Pribadi sejati adalah pribadi yang selalu tampak santai dalam kesibukan, tersenyum dalam setiap kesedihan, tenang di bawah tekanan, tabah dalam kesulitan, dan optimis dalam menghadapi tantangan. Bukankah itulah konsep hidup yang sebenarnya? Saling memahami dan mengisi kekurangan antara sesama tanpa ada yang merasa paling pintar, paling baik, dan paling sempurna. Karena kita semua adalah SATU...

Belajarlah untuk lebih banyak diam daripada banyak bicara...
Belajarlah bersabar dari sebuah kemarahan...
Belajarlah mengalah dari sebuah keegoisan...
Belajarlah menangis dari sebuah kebahagiaan...
Dan belajarlah tegar dari sebuah kehilangan...

Bukankah hakikat hidup itu adalah untuk belajar???

Belajar bersyukur meskipun tak mencukupi...
Belajar ikhlas walaupun tak rela...
Belajar taat maupun berat...
Belajar memahami meskipun tak sehati...
Belajar sabar meski terbebani...
Belajar setia meski tergoda...
Belajar memberi walaupun tak seberapa...
Belajar mengasihi walaupun disakiti...
Belajar tenang walaupun gelisah...
Belajar percaya walaupun susah...
Belajar tetap tabah meski badai cobaan datang menerpa...

Seperti apapun hari ini semoga Allah mengusap lembut hati kita, menjadikan kita bagian dari orang - orang yang berjiwa tenang yang kelak akan datang pada - Nya dengan wajah bercahaya. Semoga hari - hari kita selalu diwarnai kasih sayang - Nya dan tiap peluh serta ikhtiar kita akan ternilai sebagai pemberat amal kebaikan... Amin ya rabbal alamin...

16.1.12

Keluh Kesah Manusia dan Penyelesaiannya

Serbagai seorang manusia yang memiliki keterbatasan dan kelemahan adalah hal yang wajar bila kita selalu menyandarkan hidup dan kehidupan kita kepada Allah SWT selaku pemilik raga serta sutradara terhebat dalam skenario dunia. Adalah hal yang wajar pula bila kita selalu mengeluh dan tidak puas dalam menerima kenyataan hidup kita. Tapi bukankah Allah adalah sebaik - baik pemberi bagi kita? Dan hanya Allah saja yang tahu apa yang terbaik untuk kita?

Lalu untuk apa lagi kita mengeluh? Untuk apa lagi kita meminta kalau kita yakin bahwa hanya Allah sajalah yang Maha Pemberi serta Maha Mengetahui tentang diri kita? Sebuah pelajaran berharga dapat kita petik dari kisah Nabi Ayyub a.s. karena beliau adalah salah satu dari sedikit nabi dan rasul yang diuji oleh Allah dalam keadaan nikmat maupun kesusahan. Nikmat Allah tiada terkira kepada Nabi Ayyub a.s. berupa istri yang setia, harta yang berlimpah, ternak yang banyak, dan lain nikmat yang Allah berikan kepada beliau. Hal ini membuat syetan protes kepada Allah dan meminta izin untuk diperbolehkan menggoda Nabi Ayeyub a.s. Karena syetan beralasan wajar Nabi Ayyub a.s. tekun dan istiqomah dalam beribadah karena Allah sudah menjaga serta mencukupi segala kebutuhannya. Dengan izin Allah, syetan diperbolehkan untuk menggoda Nabi Ayyub a.s.

Lalu kemudian atas izin Allah SWT syetan mengambil harta dan ternak beliau. Tetapi hal itu tidak membuat Nabi Ayyub a.s. menurunkan kualitas dan kuantitas ibadahnya. Hal itu malah membuat Nabi Ayyub a.s. semakin giat beribadah. Syetan pun bertanya dan mengusiknya, "Hai Ayyub, Allah SWT telah mengambil harta dan ternakmu, lalu untuk apa lagi engkau rajin beribadah?" Dengan santai dan mantap Nabi Ayyub a.s. menjawab, "Alhamdullillah justru hal tersebut akan meringankan hari perhitunganku di akhirat kelak." Syetan tidak berputus asa. Kemudian syetan mengambil anak Nabi Ayyub a.s. atas ijin Allah SWT dengan cara membakar rumah Nabi Ayyub a.s. Hal itu juga tidak mengurangi kuantitas dan kualitas ibadah dari Nabi Ayyub a.s. Syetan pun mengajukan pertanyaan yang sama, kemudian dengan bijak Nabi Ayyub a.s. juga menjawab dengan jawaban yang sama. Kemudian Nabi Ayyub a.s. terserang penyakit kulit dimana dari penyakit tersebut keluar bau yang sangat tidak sedap. Istri beliau Siti Rahma meminta kepada Nabi Ayyub a.s. untuk berdoa kepada Allah SWT agar segala penderitaan mereka berakhir. Lalu apa jawaban Nabi Ayyub a.s.? Dengan tegas beliau menjawab permintaan istrinya tersebut, "Aku malu. Allah sudah memberikanku nikmat selama 80 tahun dan aku tidak meminta untuk diakhiri. Kepedihanku ini masih selama 18 tahun tetapi aku sudah tidak ridha dengan ketetapan Allah. Tidak! Aku tidak akan meminta apa - apa. Biarkan Allah saja yang memberikan ketetapan - Nya kepadaku."

Begitulah jawaban singkat dan lugas dari Nabi Ayyub a.s. Beliau tidak pernah mengeluh atas ketetapan yang Allah berikan kepadanya. Bahkan dalam setiap kejadian hal itu malah membuatnya lebih tekun lagi dalam beribadah dan memohon ampunan Allah SWT. Bahkan kaum - kaum sufi terdahulu sangat mensyukuri adanya penderitaan yang mereka alami. Karena itu adalah bukti kecintaan Allah kepada dirinya. Mereka justru tidak senang dengan adanya nikmat berupa kelapangan kerena hal itu dapat melalaikan.

Setidaknya kita dapat mendekati kualitas ibadah mereka dengan tetap menjaga perintah Allah dan sebisa mungkin menjauhi larangan - larangan Allah SWT. Dari Abu Qatadah bin  Rib'i r.a.: "Rasullullah SAW bersabda Allah 'azza wa jalla berfirman 'Aku telah mewajibkan shalat lima waktu kepada umatmu, dan Aku berjanji kepada diri - Ku bahwa barangsiapa datang dengan menjaga sholat lima waktu itu pada waktunya, niscaya Aku akan masukkan ia ke surga - Ku. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapat janji - Ku.'" (HR. Abu Dawud). Bahkan hal ini dipertegas dengan sebuah hadist lain yang berbunyi: Sabda Nabi: "Barangsiapa yang telah menghidupkan sunnahku berarti telah mencintaiku. Dan barangsiapa yang telah mencintaiku maka ia akan bersamaku di surga kelak." (HR. Al - Hakim)

Sholat adalah cara efektif kita dalam berkomunikasi langsung dengan Allah. Semudah itu saja sebetulnya cara kita berkomunikasi dengan Allah SWT. Kalau kita tidak ingin segala urusan - urusan kita ditunda oleh Allah, maka kenapa kita harus menunda - menunda urusan Allah? Hanya Allah sebaik - baik tempat kita dalam berkeluh kesah dan hanya Allah semata tempat kita yang layak untuk mencari dan memohon pertolongan. Dalam sebuah hadist disebutkan "Sungguh Allah SWT malu... Dia malu bila ada hamba - Nya yang mengangkat kedua tangan kepada - Nya (untuk berdoa) lalu Dia menolaknya dan tidak mendapatkan apa - apa (hamba tersebut)." (HR. Abu Dawud)

Harga Udara yang Kita Hirup

Aku memohon perlindungan dari godaan syetan yang terkutuk. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

Sungguh nikmat yang telah Allah berikan hingga detik ini tiada terkira dan tiada duanya. Maka wajib pula kira bersyukur serta selalu memhon kepada Allah SWt agar kita ini termasuk golongan orang - orang yang pandai bersyukur, bukannya orang - orang yang kufur dengan nikmat Allah SWT. Allah menciptakan uang di dunia ini sebagai salah satu cara dan kemudahan bagi umat manusia untuk melangsungkan hidupnya. Segala hal di dunia ini membutuhkan uang, tapi satu yang harus kita ketahui dan kita pahami bersama adalah bahwa uang bukan segalanya!!!

Salah satu contoh paling sederhana adalah masalah udara. Seperti yang kita ketahui, udara di bumi ini terdiri dari berbagai macam gas yang dimana oksigen dan nitrogen adalah gas terbesar dalam struktur udara tersebut. Lalu oksigen kita hirup setiap hari untuk menunjang proses metabolisme kita serta sebagai salah satu cara kita untuk dapat bertahan hidup. Lalu bagaimana bila udara - udara tadi kita "Hargakan"? Pernahkah kita menanyakan harga oksigen di apotik? Jika belum tahu, harga oksigen berkisar di harga Rp. 25.000,00/liter. Lalu apakah kita pernah menanyakan harga nitrogen di apotik? Jika belum tahu, harga nitrogen berkisar pada Rp. 9.950,00/liter. Lalu tahukah kita bahwa dalam sehari kita (manusia) menghirup 2.880 liter oksigen dan 11.326 liter nitrogen. Jika harus kita hargai dengan rupiah maka oksigen dan nitrogen yang kita hirup akan mencapai Rp. 170.000.000,00 perhari dan per manusia.

SUBHANALLAH!!!
Jika kits hitung kebutuhan kita sehari sebesar itu maka dalam sebulan kita akan menghabiskan Rp. 5,1 miliar hanya untuk udara saja.Tapi itu semua bisa kita dapatkan secara cuma - cuma karena kasih sayang dan cinta Allah kepada hamba - hamba - Nya ini. Maka Allah SWT pun bertanya sebanyak 31 kali di surah Ar - Rahman "Fabiayyi alla-i rabbikumma tukadziban" (Maka nikmat dari Tuhamnu yang manakah yang engkau dustakan?)

Maha benar Allah dengan segala firman - Nya.

12.1.12

Pasrah dan Semua Akan Kembali Tenang...

Sabda Nabi: "Barangsiapa datang pada hari kiamat bersih dari tiga perkara maka ia akan masuk surga. Ketiga hal tersebut adalah: Takabur, Ghulul (Korupsi), dan Hutang. (HR. An - Nasa'i)

Takabur, korupsi, dan hutang adalah godaan manusia akhir - akhir ini. Sungguh mudah saat ini kita melakukan hal - hal tersebut. Tanpa berpikir panjang apa yang akan terjadi di kemudian hari kepada diri kita yang melakukannya. Sungguh dunia ini benar - benar merupakan tempat ujian yang paling nyata, sedangkan syetan adalah musuh manusia yang paling nyata. Hhhhhffffttttt.... Ya Allah, aku memohonkan perlindungan - Mu.

Hanya kesabaran dalam menjalani sang waktu yang akhirnya menyampaikanku pada rasa - rasa bahagia yang terindah. Karena hidup adalah menjalani hari ini dengan belajar pada hari lalu serta berdasar dengan mimpi yang akan kita inginkan di hari ke depan. Seperti pedati, melewati jalan yang satu melaju menuju jalan - jalan yang luas terbentang. Berjalan dengan kekangan dan pecut dari Sang Kekasih, maka walaupun aku akan membuka maupun menutup mataku aku akan tetap menuju jalanku sendiri yang telah tertulis indah dan jauh sebelum aku sendiri ada.

Berpasrah adalah kunci rahasia dari segala rahasia. Karena bukankah kita hanyalah makhluk yang tanpa arti tanpa Sang Kekasih???

Bukankah kita tidak dapat merubah arah angin? Karena yang dapat kita lakukan hanyalah merubah arah sayap. Sedikit berkelok bukan berarti kita akan meninggalkan tujuan utama kita. Malahan kita mempercepat langkah kita dalam menuju jalan dan tujuan kita. Lalu bukankah tidak ada seorangpun yang memilih kita untuk sukses? Karena kita sendirilah yang memilih dan menentukan jalan kita untuk sukses tersebut!

Semua dapat kita peroleh asalkan kita bersabar, berdoa, bertawwakkal, dan bersyukur atas segala kondisi yang sedang kita terima saat ini. Bukankah pahlawan sesungguhnya itu adalah orang yang dapat menguasai dirinya dikala marah? Karena pahlawan yang sesungguhnya itu bukanlah orang yang berani meletakkan pedangnya dipundak lawan.

Piala Surga

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah, Tluhan seru sekalian alam.
Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Pemilik Hari Pembalasan.
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah.
Dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu0 jalannya orang - orang yang telah Engkau beri nikmat.
Dan bukannya jalannya orang - orang yang Engkau murkai. Dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
(QS. Al - Fatihah 1 - 7)

Bila kita lihat dan perhatikan, sesungguhnya setiap manusia adalah seorang artis maupun aktor. Seorang selebritis besar! Mengapa demikian? Bukankah kita setiap hari di syuting oleh malaikat Raqib dan Atid? Mulai dari sebelum kita memulai aktivitas hingga kita menyelesaikan aktivitas kita tersebut. Betul???

Bayangkan!!! Dokumen film - film kita akan diputar di Akherat Theater nanti tanpa sensor sedikitpun. Hanya mereka saja yang berakting sesuai dengan skenario Al -Qur'an dan Al - Hadist - lah yang berhak dan pantas untuk mendapatkan Piala Surga. Salah satu caranya adalah dengan menata hati kita. Seperti hadist berikut ini: Sabda Nabi SAW: "Sungguh menakjubkan keadaan orang mukmin itu. Karena semua keadaan selalu baik baginya. dan itu tidak terjadi pada siapa pun kecuali pada orang - orang yang tergolong mukmin. Jika dia mendapatkan kelapangan dia akan bersyukur, maka itu adalah baik baginya. Tetapi jika dia mendapatkan kesulitan dia bersabar, naka itu pun baik baginya." (HR. Muslim)

Bukankah sejujurnya dalam keadaan apapun kita itu sebenarnya sedang diuji oleh Allah SWT? Lalu apa bedanya? Setiap ujian dari Allah dapat menjadikan ladang pahala maupun ladang dosa untuk kita. Hal ini bergantung kepada sikap kita dalam melhat setiap keadaan. Dan percayalah, selama kita masih bernyawa di dunia yang fana ini, maka kita akan selalu diuji dan diuji. Seharusnya kita bangga bila mengetahui Alllah selalu menguji kita, karena hal itu merupakan bentuk lain dari kasih sayang Allah kepada kita. Ujian dan cobaan adalah salah satu cara yang dipergunakan Allah agar kita selalu mendekat kepada - Nya?

Terpenting dalam berbagai keadaan kita harus selalu beribadah dan mengingat Allah. Dengan begitu hati kita akan menjadi lapang dan kita dapat berserah diri atas semua ketetapan Allah kepada kita. Dari 'Aisyah ra berkata bahwa Nabi SAW ditanya, "Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah SWT ya Rasullullah?" Lalu beliau bersabda, "Amal yang dikerjakan terus menerus walaupun sedikit." Dan beliau kemudian bersabda kembali, "Beramallah kalian sesuai dengan kemampuan kalian." (HR. Bukhari)

9.1.12

Pemimpin yang Mencintai dan Dicintai

Sungguh keadilan Allah itu tidak dapat kita bayangkan dengan menggunakan otak kecil kita. Terkadang kita berfikir kenapa mereka bisa sperti itu sedangkan kita seperti ini, atau kenapa mereka mendapatkan ini sedangkan kita tidak. Sering juga kita berfikir kenapa di satu sisi ada hitam sementara di sisi lainnya ada putih, Kenapa harus ada siang dan di lain waktu ada malam. Yah... Begitulah keadilan Allah bekerja dengan sempurna. Semua diciptakan berbeda pun justru untuk memperlihatkan keadilan serta kekuasaan Allah yang begitu besar di setiap sendi hidup dan kehidupan kita, sebagai umat manusia. Bahkan kalau kita semua diciptakan seragam, apakah itu yang namanya kekuasaan serta keadilan Sang Khaliq yang pantas dipuja?

Begitu jugs dengan kehidupan kita sesama manusia, kita dilahirkan berbeda dengan manusia lainnya. Kita memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda dengan manusia lainnya di muka bumi ini. Bahkan mungkin dengan saudara kandung kita ataupun dengan anggota keluarga kita yang lainnya. Pasti ada suatu perbedaan yang menjadikan "Ciri khas tersendiri" pada diri kita. Diharapkan dengan adanya perbedaan tersebut kita bisa memahami betapa beruntungnya kita di dunia ini, bukan malah menganggap diri kita lebih baik ketimbang orang lain dan justru cenderung untuk merendahkan orang lain. Bukankah Islam itu adalah agama yang penuh dengan toleransi dan kasih sayang???

Terkait dengan kelebihan dan kekurangan yang diberikan berbeda oleh Allah kepada masing - masaing manusia ciptaan - Nya, maka ada pula pengelompokan manusia tersebut secara garis besar menjadi dua bagian yaitu pemimpin dan dipimpin. Terdapat beberapa kelompok manusia dengan kelebihan yang dimilikinya termasuk golongan orang yang pantas memimpin, dan ada pula beberapa manusia yang tergolong sebagai orang yang dipimpin. Walaupun sesungguhnya setiap manusia tersebut terlahir sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi ini. Hal tersebut sesuai dengan sebuah hadist berikut ini: "Sesungguhnya setiap dari kamu adalah pemimpin. Dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Satu - satunya suri tauladan dalam hal kepimpinan adalah Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Dengan segala keterbatasan beliau sebagai seorang manusia biasa seperti kita beliau adalah contoh mutlak dan sempurna bagi tiap - tiap manusia yang ingin menjadi seorang pemimpin yang mencintai dan dicintai oleh masyarakatnya. Rasullullah SAW memiliki empat sifat utama yang diperlukan sebagai seorang pemimpin, yakni: Siddiq, Tabliq, Amanah, Fathonah. Sulitkah kita untuk mempelajari keempat sifat pemimpin tersebut? Saya rasa tidak! Kali ini bergantung kepada kita sendiri apakah mau atau tidak untuk belajar dan mengamalkan sifat - sifat kepemimpinan tersebut.

Seorang pemimpin yang mencintai dan dicintai rakyatnya pasti akan bersikap adil kepada siapapun mereka tanpa terkecuali. Hal ini karena dia takut akan dosa - dosanya kepada Allah bila dia tidak mampu mengemban amanah tersebut dengan sebaik - baiknya. Tetapi bila dia mampu melakukannya dengan sebaik - baiknya maka ganjarannya adalah pahala yang sangat besar serta surga kelak di akhirat. Hal ini karena menyangkut orang per orang. Dalam surah an - nahl 90 Allah memerintahkan kepada kita untuk berlaku adil dengan bunyi: "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."

Sesungguhnya menjadi seorang pemimpin itu sangat sulit dan berat. Bahkan khalifah pertama sepeninggal nabi, Abu Bakar as - Siddiq memberikan gambaran bahwa sesungguhnya menjadi seorang pemimpin tersebut sama dengan menjadi seorang mayat hidup. Berat dan menyangkut banyak sekali kepentingan umat. Tetapi seorang pemimpin sejati akan tetap berusaha sekuat tenaga agar masyarakat yang dipimpinnya tersebut bisa menjadi masyarakat yang sesuai dengan harapan Allah serta harapan bersama. Dia tidak akan lelah dan menyerah. Bahkan dia akan rela mengorbankan segalanya demi terciptanya tujuan tersebut. Karena dia yakin akan pertolongan Allah SWT kepadanya bila dia menjalankan amanah tersebut dengan sebaik - baiknya.Umar Bin Khattab pernah menyebutkan "Apabila kamu merasa ketih karena berbuat kebaikan maka sesungguhnya keletihan itu akan hilang dan kebaikan itu yang akan terus kekal. Sebaliknya, apabila kamu bersenang - senang dengan dosa maka sesungguhnya kesenangan itu akan hilang dan dosa itu yang akan kekal."

Sesungguhnya pertolongan Allah akan hadir pada saat:
1. Kita datang pada Allah SWT
2. Kita sabar dan pasrah pada ketentuan Allah SWT
3. Allah datang, dan kita siap menyambutnya.

1.1.12

Catatan Akhir Tahun - Penanjakan I Bromo (25 Desember 2011)

Sudah sangat lama aku tidak bersama dengan mereka. Kawan - kawan yang aku temui saat aku SMA dulu yang setia menghibur dan menemani aku di setiap waktuku. Bahkan hingga saat ini, kami masih tetap "Gila" sama seperti dulu - walaupun dengan intensitas yang berbeda. Saat aku mengingat segala dosa dan kekuranganku selama ini serta segala sikap - sikap burukku kepada mereka, jujur aku merasa aku tidak layak mendapatkan ini semua. Syukurku kehadirat Allah SWT yang telah memberikan aku nikmat dan kesempatan untuk bersama - sama dengan mereka, mengenal mereka, serta menghabiskan waktu dengan mereka hingga detik ini.

Sejak beberapa waktu yang lalu aku lebih memilih untuk menyendiri dan menikmati waktu sendirian. Dan aku tidak bisa untuk menjelaskannya sekarang karena aku belum siap. Imajiku seakan mati dan jiwaku seakan pergi saat aku ingin membahas tentang itu. Insya Allah dalam beberapa saat ke depan aku akan menulis tentang hal tersebut. Dan pada awal Desember kemarin aku terkejut, karena tiba - tiba mereka mengajakku untuk pergi. Dan "Ancaman" mereka saat itu yang membuat aku tidak bisa berkata tidak untuk menolak. Perkiraanku juga sudah lama aku tidak bersama mereka, jadi mungkin untuk saat ini tidak ada salahnya aku pergi bersama mereka. Terlebih siapa yang tahu masa depan bukan? Mengingat aku yang seperti sekarang ini, serta rencana - renvana "Pelarian"-ku di masa depan, mungkin ini saat terakhirku. Sesederhana itu pikiranku saat mengiyakan tawaran mereka.

Waktu yang dijanjikan pun tiba, tanggal 24 malam ba'da isya kami berkumpul di salah satu rumah kawan karib kami yang sekaligus menjadi seperti basecamp kami selama ini. Terkejut saat mereka mengajak aku pergi keluar kota tapi mereka tidak memberitahukan kemana. Ouca deh aku ikut aja. Tepat pukul 21.00 WIB waktu setempat kami berangkat.

Benar - benar tidak terduga karena kami semua berangkat ke penanjakan I Bromo. Kami melewati Pasuruan kota untuk sampai sana. Malam hari... Wajar bila saat itu kami semua sempat tersesat - hampir semua rute jalan aku yang memberitahu jadi sebagian besar ketersesatan kita pada saat itu karena salahku - dan kami baru sampai penanjakan I Bromo sekitar pukul 02.30 WIB. Itupun kami harus kebut - kebutan di jalanan. Untung pada saat itu sepi. Mungkin karena malam natal atau karena cuaca yang hujan rintik -rintik pada saat itu.

Sesampainya disana kami langsung menuju ke penanjakan tanpa membuka tenda terlebih dahulu. Hal ini tidak seperti biasanya karena kami selalu beristirahat terlebih dahulu sebelum kami menuju ke tempat tujuan kami. Disini masalah pertama muncul, yaitu pada saat ban salah satu kendaraan tiba - tiba bocor. Tidak biasanya kami mengalami masalah seperti itu - walaupun bisa aku katakan kemanapun dan apapun yang kita lakukan aku merasa kita tidak pernah "Sempurna". Terpaksa kami harus kembali. Akhirnya setelah masalah tersebut selesai kami langsung melanjutkan perjalanan menuju point of view dari penanjakan I Bromo.

Tepat pukul 03.30 WIB portal menuju penanjakan dibuka. Akhirnya kami bersama dengan beberapa turis lokal maupun internasional menuju ke tempat yang dimaksud. Sesampainya disana kami langsung bergegas untuk menuju warung. Kami ingin menghangatkan badan terlebih dahulu. Karena sunrise baru terjadi pada pukul 05.15 WIB dan suhu disana sekitar 3 derajat celcius, tak ada salahnya kan kami sedikit "Melenceng" dari tujuan utama kami? Masalah kembali muncul lagi disana saat kami tidak membawa baju hangat yang layak. Kami hanya memakai kaos dan jaket biasa saja disana. Dengan demikian pada saat kami di warung kami sepakat untuk duduk berdekatan dan saling menghangatkan diri antara satu dengan lainnya. Hal tersebut menarik perhatian para pengunjung yang melewati warung tempat kami berada, tapi kami tidak perduli.


Waktu yang dinantikan pun tiba, kami berada di point of view penanjakan I Bromo. Suasana disana begitu ramai sehingga kami tidak mendapatkan akses yang memadai untuk mengabadikan setiap momen kami disana. Tetapi sisi postifnya kami bisa menikmati hasil kreasi - Nya bersama - sama dengan kreasi - Nya yang lain. Dan hal tersebut menjadi salah satu bukti kebesaran dan kekuasaan - Nya. Maka nikmat Tuhan mana yang harus aku dustai?

Matahari pagi pada saat itu merupakan sesuatu yang begitu kami nantikan bersama. Dan kemunculan salah satu hasil kreasi - Nya yang begitu indah ini dapat menghangatkan tubuh - tubuh kami yang ada di sana. Walaupun cuaca cukup berawan pada saat itu, tetapi hal tersebut tidak menghalangi niatan sang matahari untuk muncul dan menyapa penggemarnya. Kemunculannya yang membawa kehangatan untuk semua, seakan mampu membayar segala jerih payah kami semua yang ada disana. Terlebih kami berempat yang memang benar - benar sangat menantikan waktu bersama - sama kembali seperti beberapa tahun yang lalu.

Foto bersama di Penanjakan I Bromo
Gunung Bromo yang berselimut kabut. Tampak gunung Semeru yang ada di belakangnya (06.00 WIB)

Saat matahari sudah kembali ke peraduannya dan kemblai menjalankan titah Sang Maha Pencipta, saat itu pula kami memutuskan untuk beristirahat. Sedikit demi sedikit point of view penanjakan I Bromo juga sudah ditinggalkan oleh beberapa wisatawan. Selain itu cuaca yang sudah menghangat membuat beberapa wisatawan untuk beranjak menikmati keindahan wisata lain disana.

Kami pun juga beranjak dari sana. Kami tidak menikmati beberapa objek wisata disana, kami bergegas untuk mencari tempat mendirikan tenda. Yah kami ingin istirahat sejenak. Sebelum kami kembali ke Surabaya dan menikmati kembali aktivitas kami sendiri - sendiri. Tidak tahu juga kapan kami akan kembali bertemu kembali dan menikmati waktu bersama.


Kami pun bergegas mencari lahan kosong yang bisa kami gunakan untuk mendirikan tenda. Menyiapkan bekal yang sudah kami bawa dari Surabaya, serta meregangkan otot yang sangat kaku dan dingin tentunya saat itu. Pada saat ini pun "Ketidaksempurnaan" tetap saja memayungi kami. Mungkin kami memang harus mengalaminya. Tetapi satu yang harus diingat adalah kami tidak pernah menyesal maupun mengeluh dalam menjalaninya. Karena itu adalah salah satu "Bumbu" dalam perjalanan kami. Justru kami sangat menikmatinya. Kami beristtirahat  hanya selama 2 jam saja. Setelah itu tepat pukul 11.30 WIB kami kembali ke Surabaya. Hhheeemmm... Thanks fellas for your time to me...